Tewas Dipelukan Ayahnya, Kisah Bocah 3 Tahun Korban Penembakan Masjid Selandia Baru Ini Memilukan!
18 Maret 2019 by Ririh DirjaAyahnya pura-pura mati.
Insiden penembakan keji yang dilakukan oleh seorang pria bernama Brento Tarrant pada Jumat (16/3/2019) dan menewaskan 49 orang ini memang menuai banyak reaksi dari masyarakat dunia. Bahkan karena insiden tersebut banyak orang yang beranggapan jika itu adalah hari terkelam yang terjadi di Selandia Baru.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, 41 korban tewas ditemukan di Masjid Al Noor ketika melaksanakan Shalat Jumat. Dilansir dari Daily Mail lewat Tribunnews.com, dalam aksi biadab tersebut bocah berusia 3 tahun juga menjadi salah satu korban tewas.
Bocah berusia 3 tahun tewas saat melakukan Salat Jumat
Bocah tak berdosa yang diketahui bernama Mucad Ibrahim tersebut tewas karena ditembak. Saat itu ia sedang melakukan Salat Jumat bersama dengan kakak laki-lakinya dan ayahnya.
Saat Brento Tarrant masuk dan melakukan penembakan secara membabi buta, diduga bocah 3 tahun itu lari untuk menghindari tembakan. Sementara itu sang ayah dan kakaknya pura-pura mati dalam insiden tersebut.
Mucad meninggal dipelukan sang ayah
Setelah kejadian penembakan itu, keluarga Mucad pun langsung mencari tahu keberadaan bocah malang itu, tapi nahas sekali nyawanya sudah tidak bisa tertolong setelah mengalami luka tembak.
Bocah bernama Mucad Ibrahim itu diketahui meninggal dipelukan sang ayah. Kabar kematian bocah 3 tahun ini juga menjadi viral di Facebook. Banyak orang yang bersimpati atas kepergian bocah malang tersebut.
Kesaksian WNI di tempat kejadian
Dalam insiden tersebut ternyata juga ada WNI yang kebetulan sedang berada di tempat kejadian. Saksi mengungkapkan pelaku berpenampilan kamuflase militer dan membawa senapan otomatis, serta menembaki jemaah ketika Salat Jumat.
Dan menurut keterangan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, ada warga Indonesia yang berada di dalam Masjid Al Noor di Christchurch saat terjadinya penembakan tersebut.
Ia juga menyatakan bahwa kejadian penyerangan serupa juga terjadi di Masjid Lindwood di kota yang sama.
"Ada informasi mengenai seorang warga negara Indonesia bernama Fatimah yang menikah dengan imam masjid Lindwood. Suaminya adalah orang Nigeria, dan Alhamdulillah warga kita selamat," ujarnya.
"Ibu Menlu, langsung meminta saya untuk mengontak satu persatu seluruh orang Indonesia yang tinggal di Selandia Baru. Untuk memastikan keselamtan warga kita. Dan sampai saat ini, kami belum berhasil mengontak tiga orang lainnya yang dikabarkan salat Jumat saat kejadian penyerangan di masjid yang dimaksud. Kami masih cari terus informasinya," imbuhnya.
Peristiwa penembakan di masjid Al Noor ini memang meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat dunia. Banyak korban berjatuhan atas insiden itu, salah satunya anak yang masih berusia 3 tahun. Semoga keluarga korban yang ditinggalkan dalam insiden ini bisa diberikan ketabahan dan pelaku bisa diberikan sanksi yang setimpal atas perbuatannya.