Teroris JAD Diduga Akan Tunggangi People Power, Polisi: Momentum Lakukan Bom Bunuh Diri

Polisi ungkap rencana teroris tunggangi aksi people power
Ilustrasi penangkapan teroris Densus 88. | www.beritasatu.com

Kelompok teroris JAD diduga kuat akan memanfaatkan masa Pemilu 2019 untuk melancarkan aksinya.

Pihak kepolisian Republik Indonesia menduga kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) akan melakukan teror dengan memanfaatkan momen masa Pemilu 2019 yang sedang ramai di Indonesia.

Aksi people power yang sempat ramai digaungkan pun disebut sebagai salah satu momen yang dijadikan tunggangan para teroris untuk melancarkan aksinya membuat kericuhan.

Lalu, bagaimana penjelasan lengkap kepolisian terkait rencana aksi terorisme yang bersamaan dengan people power?

1.

Incar momen di Pemilu 2019

Polisi ungkap rencana teroris tunggangi aksi people power
Kepala Biro Penerangan Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. | www.tribunnews.com

Dilansir dari CNN Indonesia, Senin (6/5), kepolisian RI menduga kuat jika sejumlah kelompok teroris di Indonesia berencana menggelar aksi terornya saat masa Pemilu 2019.

Polisi pun menyebut kejadian yang sangat berpotensi dimanfaatkan adalah people power yang sempat ramai disebut oleh tokoh politik senior Amien Rais dan Eggi Sudjana beberapa waktu yang lalu.

“Ada kejadian semacam people power, itu sebagai sarana bagi kelompok itu untuk langsung melakukan aksi terorismenya, aksi serangan dan ini cukup berbahaya,” jelas Kepala Biro Penerangan Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

2.

Rencana aksi bom bunuh diri

Polisi ungkap rencana teroris tunggangi aksi people power
Densus 88 saat akan melakukan penggerebekan di salah satu tempat terduga markas teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019). | news.okezone.com

Dedi juga menyebut jika para teroris sudah siap melakukan bom bunuh diri dalam momen people power yang kemungkinan besar akan terjadi karena suhu politik yang panas setelah isu kecurangan Pilpres 2019 muncul.

Pihak kepolisian pun menduga ini akan menjadi pemantik banyak reaksi teror lainnya yang memunculkan kericuhan dan kegaduhan dalam masyarakat dengan skala besar.

“Ini merupakan momentum bagi yang bersangkutan, untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri. Sehingga,bisa menjadi pemantik bagi kelompok-kelompok lainnya untuk melakukan hal yang sama. Mereka menghendaki seperti itu,” terang Dedi.

3.

Terjadi pada 22 Mei?

Polisi ungkap rencana teroris tunggangi aksi people power
Gelaran Pemilu 2019 diduga menjadi momentum para terorisme beraksi. | www.liputan6.com

Pihak kepolisian pun memperkirakan jika waktu aksi terorisme bisa terjadi kapan saja, salah satu yang kuat diperkirakan adalah saat pengumuman hasil rekapitulasi suara oleh KPU pada tanggal 22 Mei 2019.

“Yang jelas kelompok ini memanfaatkan setiap momentum yang ada, ada momentum apapun dia manfaatkan. Jadi tidak menutup kemungkinan,” ucap Dedi.

Dengan adanya isu terorisme ini, pihak kepolisian lewat Densus 88 dan Satgas Anti Terorisme dan Radikalisme sudah melakukan monitoring secara massif dan upaya preventif agar terorisme tidak pernah terjadi di Indonesia.

Artikel Lainnya

Momen Pemilu 2019 yang mendapatkan banyak perhatian publik memang menjadi salah satu sasaran empuk para terorisme untuk melancarkan aksinya.

Mereka pun diketahui tidak hanya akan menyerang aparat penegak hukum tapi juga masyarakat agar bisa memancing kegaduhan dan kericuhan dalam skala besar.

Semoga pihak kepolisian bisa mencegah aksi terorisme ini terjadi sehingga tidak perlu ada nyawa yang harus menghilang karena aksi keji seperi bom bunuh diri.

Tags :