Sebelum Teror Bom, Intimidasi terhadap Umat Kristen di Sri Lanka Meningkat

Teror bom di Sri Lanka
Teror bom di Sri Lanka | www.trtworld.com

Kekerasan antar umat beragama

Pada Minggu, 21 April 2019, teror menghujam Sri Lanka. Tiga gereja dan beberapa hotel menjadi target serangan bom. Mayoritas korban adalah umat nasrani yang sedang beribadah dalam rangka merayakan Hari Paskah. Adapun warga Nasrani adalah kelompok minoritas di Sri Lanka yang jumlahnya hanya enam persen dari total populasinya.

1.

Intimidasi dan aksi kekerasan yang menyasar umat Kristen di Sri Lanka meningkat

Teror bom di Sri Lanka
Teror bom di Sri Lanka | www.macleans.ca

Selama beberapa tahun, umat Muslim dan Buddha terlibat pertikaian, namun posisi umat Nasrani terbilang aman. Tidak banyak serangan yang menargetkan kelompok Nasrani secara langsung. Namun sebelum terjadinya serangan bom Paskah, rupanya intimidasi dan aksi kekerasan yang menyasar umat Kristen di Sri Lanka kian meningkat.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri AS, mereka mendapatkan laporan dari Aliansi Nasional Evangelis Kristen Sri Lanka bahwa sejak tahun 2017 terdapat 97 insiden yang menjadikan umat Kristen sebagai target. Bentuk serangan pun beragam. Mulai dari tindak kekerasan hingga serangan ke gereja.

2.

Pendapat para ahli tentang intimidasi umat Kristen di Sri Lanka

Teror bom di Sri Lanka
Teror bom di Sri Lanka | edition.cnn.com

Alan Keenan, seorang ahli Sri Lanka sekaligus peneliti dari Kelompok Krisis Internasional, mengungkap bahwa sebenarnya intimidasi terhadap umat Kristen sudah terjadi sejak dulu dan masih berlangsung hingga saat ini. “Ada sejarah panjang terkait penyerangan gereja,” ujar Keenan, dikutip dari AFP.

Pendapat senada diungkap oleh aktivis HAM Rucki Fernando. Secara reguler, sejumlah desa di Sri Lanka beberapa penduduknya dan biksu lokal diduga mengintimidasi pastor serta menghalangi kebaktian. Fernando yakin kejadian semacam ini bisa dicegah jika pemerintah Sri Lanka mengambil langkah serius dan tegas dalam melindungi kebebasan setiap penduduknya.

“Pemerintah Sri Lanka sudah mengabaikan kekerasan terhadap kelompok minoritas, baik terhadap umat Kristen dan Muslim, dan tindakan itu meningkat beberapa tahun terakhir,” ucap Fernando.

3.

ISIS merilis foto pelaku teror bom

Teror bom di Sri Lanka
Teror bom di Sri Lanka | edition.cnn.com

Perkembangan terbaru dari kasus teror bom Sri Lanka, kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas kejadian peledakan bom di tiga gereja. Klaim tersebut disampaikan ISIS melalui kantor beritanya AMAQ pada Selasa, 23 April 2019. ISIS pun memaparkan sejumlah bukti terkait klaim yang mereka sampaikan, dikutip dari AFP.

“Mereka yang melakukan serangan kepada anggota koalisi Amerika Serikat dan umat Kristen di Sri Lanka adalah anggota ISIS,” sebut media propaganda ISIS, AMAQ. AMAQ juga merilis foto yang memperlihatkan delapan anggot ISIS yang tujuh di antaranya menutup wajahnya dan hanya satu orang yang wajahnya diperlihatkan jelas.

Tidak hanya foto, AMAQ juga merilis video yang memuat pernyataan delapan orang yang menyatakan janji setia kepada Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS. Meski sudah dirilis oleh AMAQ, keaslian gambar dan video tersebut masih belum terverifikasi.

Artikel Lainnya

Sejak Sabtu, 21 April 2019, tepat di Hari Paskah, hingga sehari sesudahnya, telah terjadi sembilan ledakan di Sri Lanka. Rangkaian ledakan tersebut menyebabkan 321 orang tewas dan korban yang terluka mencapai 500 orang lebih.

Pemerintah Sri Lanka pun awalnya mencurigai aksi teror bom di gereja dan hotel ini dilakukan oleh kelompok radikal lokal Jamaah Thawheed Nasional (JTN) dan Jammiyathul Millathu Ibrahim (JMI).

Tags :