Aksi 22 Mei Segera Digelar, Polisi Lakukan Sweeping untuk Massa yang Bertolak ke Jakarta

Sweeping massa 22 Mei
Polisi lakukan sweeping massa yang berangkat untuk aksi 22 Mei | Keepo.me

Muncul isu terorisme, polisi lakukan sweeping untuk massa 22 Mei yang akan bertolak ke Jakarta

Rencana aksi unjuk rasa di KPU pada tanggal 20-22 Mei diliputi dengan berbagai kisah menarik. Mulai dari acara Ifthor Akbar yang digagas oleh PA 212, isu terorisme hingga sweeping serta razia yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Mendekati hari H, massa dari berbagai wilayah diperkirakan akan datang ke Jakarta guna melangsungkan aksi unjuk rasa di depan KPU. Sebelumnya memang banyak beredar poster ajakan untuk melakukan aksi di Jakarta pada 22 Mei.

Beberapa pihak pun menyatakan bahwa akan ada ribuan orang yang datang ke Jakarta dari wilayah lain guna mengikuti aksi unjuk rasa yang dijanjikan akan berlangsung damai tanpa tindakan anarkis itu.

Sweeping massa 22 Mei
Massa yang berangkat dari beberapa wilayah mendapat imbauan untuk membatalkan perjalanannya | Keepo.me

Di sisi lain, pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar tak perlu datang ke Jakarta untuk aksi unjuk rasa tersebut. Pasalnya, terdapat kekhawatiran akan adanya serangan teroris yang menyasar masyarakat pada tanggal 22 Mei.

Mengantisipasi kekhawatiran akan aksi terorisme dan adanya unsur kekerasan dalam aksi unjuk rasa itu, pihak kepolisian melakukan sweeping dan razia terhadap kendaraan-kendaraan dan penumpangnya yang akan bertolak ke Jakarta.

Baca Juga: FPI Akui Akan Ada Unjuk Rasa "Gerakan Kedaulatan Rakyat" Selama 3 Hari Mulai 20 Mei!

Hal ini diklaim dilakukan untuk keselamatan masyarakat sendiri. Razia dan sweeping tercatat terjadi di pelabuhan, terminal, jalan tol hingga bandara. Tercatat, telah ada tiga bus dari Jawa Timur yang digagalkan untuk berangkat ke Jakarta.

Salah satunya adalah pemberhentian satu bus dari Malang yang diduga akan mengikuti aksi unjuk rasa 22 Mei. Bus tersebut kini diamankan di halaman Mapolres dan para penumpangnya dimintai keterangan. Mereka diminta membatalkan keberangkatan oleh polisi.

Pengamanan ini dilakukan lantaran adanya isu aksi people power sebagai sasaran terorisme.

“Ini bentuk antisipasi kami, terkait isu-isu yang berkembang. Jangan sampai masyarakat menjadi korban, dan kami berharap mengurungkan niatnya ke Jakarta,” ucap Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri dikutip dari Detik.

Baca Juga: Pendukung Prabowo Buat “Tour Jihad Jakarta”, Fasilitasi Relawan 02 yang Ingin Ramaikan Aksi 22 Mei!

‘Tour Jihad’ yang sebelumnya disebut akan memberangkatkan massa dari Jawa Timur menuju Jakarta juga telah membatalkan keberangkatannya. Hal ini dilakukan lantaran kekurangan peserta sehingga kuota keberangkatan tak terpenuhi.

Selain dari Jawa Timur, pihak kepolisian Banyuwangi pun mengaku telah mengamankan 26 orang dari Sumba Barat, NTT yang diduga dikoordinir untuk mengikuti aksi 22 Mei di Jakarta. Mereka diamankan saat polisi mengadakan sweeping di Pelabuhan Ketapang.

Mereka dicurigai akibat tidak memiliki tujuan yang jelas atas kedatangannya ke Jakarta. 26 orang tersebut lantas dibawa ke Polres Banyuwangi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Kita periksa bus dari Bali, penumpang menuju Jakarta. Setelah kita lakukan pemeriksaan, didapatkan penumpangnya ini tidak jelas tujuannya. Dalam artian ke Jakarta tapi beda-beda jadi saat ini kita bawa 26 penumpang ini ke Polres Banyuwangi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucap Kapolres Banyuwangi.

Artikel Lainnya

Salah satu bagian vital dari demokrasi adalah kebebasan dalam menyampaikan aspirasi seperti aksi unjuk rasa dan demonstrasi selama berada dalam koridor hukum yang benar. Namun dengan adanya isu serta potensi terorisme yang mengemuka, negara juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi warga negaranya.

Lalu, apakah tindakan sweeping demi keamanan masyarakat yang kemudian mengorbankan hak ekspresi politik ini dapat dibenarkan? Bagaimana menurutmu?

Tags :