Bintang Emon Diserang Gara-gara Kritik Kasus Novel Baswedan, Warganet: BuzzeRp Jalan Ninja Pemerintah?

Bintang Emon
Bintang Emon | www.keepo.me

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

Gara-gara videonya yang mengomentari proses peradilan kasus Novel Baswedan, komedian Bintang Emon sempat difitnah para pendengung politik di Twitter atau yang populer dengan sebutan buzzeRp.

Difitnah sebagai Pemakai Narkoba Karena Kritik Prosedur Hukum di Indonesia

Tak tanggung-tanggung, sejumlah akun Twitter anonim menuduh cowok bernama lengkap Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra ini sebagai pemakai narkoba.

Nama dan wajahnya terpampang dalam gambar yang sudah diolah dengan tempelan kata-kata yang menyebutkan dia ketagihan sabu-sabu dan menggunakan doping untuk menjaga staminanya. Nama Bintang Emon pun menempati peringkat trending di linimasa Twitter kemarin (16/6/2020).

Bintang Emon
Fitnah ke Bintang Emon | twitter.com

Berawal dari video yang diunggahnya lewat akunnya di IGTV, komedian ini mengomentari soal tuntutan jaksa penuntut umum kepada pelaku penyiraman air keras ke muka penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Novel Baswedan.

Video dengan judul “Gak Sengaja” itu menyindir ketidakberesan prosedur hukum di Indonesia atas kasus penyiraman air keras ke penyidik senior KPK tersebut.

Dalam video berdurasi 1:43 detik itu, Emon meledek alasan tuntutan ke dua terdakwa, Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette, yang dianggap tidak sengaja menyiram air keras ke wajah Novel.

“Katanya enggak sengaja, tapi kok bisa kena muka? Kita tinggal di bumi gravitasi pasti ke bawah, nyiram badan enggak mungkin meleset ke muka. Kecuali Pak Novel Baswedan jalannya hand stand,”

“Bisa lu protes, Pak Hakim, saya niatnya nyiram badan, cuma gara-gara dia jalannya betingkah, jadi kena muka.” Demikian beberapa kutipan komentar Emon dalam videonya.

Video tersebut sontak viral di jagat maya. Bahkan, akun IG Najwa Shihab turut membagikan video tersebut dengan caption “Maap. Gak sengaja juga repost ini.”

Baca Juga: Difitnah Buzzer Pakai Narkoba Usai Sindir Kasus Novel Baswedan, Bintang Emon Didukung Sejumlah Artis

Bintang Emon
Repost dari Najwa Shihab | www.instagram.com

Video itu pun pecah di bagian punchline saat Emon kaget karena tiba-tiba melihat tukang bakso. Bagi yang belum tahu, itu adalah jokes tentang intel yang sering menyamar menjadi tukang bakso atau pedagang kaki lima dan berseliweran di depan rumah atau tempat orang-orang yang sudah menjadi target penangkapan.

Pelbagai pujian dan respons positif pun ditujukan pada Bintang Emon, salah satunya melalui kolom komentar di postingan IGTV di akunnya. Kritik yang ia sampaikan dikemas dalam humor yang cerdas.

Baca Juga: Hikmah Video Kocak Bintang Emon Soal Corona, Bos Bolehkan Karyawan Kerja dari Rumah

Novel Baswedan pun tertawa terbahak saat mengingat ucapan Emon dalam video tersebut. “Sudah-sudah lihat, yang bilang ‘hand stand’, itu kan? Yang bilang membantu setan itu ya? Ha-ha-ha,” kata Novel. Ia pun melanjutkan tawanya, “Bisa banget anak itu ha-ha.” (Tempo.co, 14/6/2020)

Profil Bintang Emon

Bintang Emon
Profil Bintang Emon | www.youtube.com

Dikenal sebagai Komika atau Stand Up Comedian, Bintang Emon mulai dikenal di dunia maya lewat sebuah segmen video komedi bertajuk DPO alias Dewan Perwakilan Omel-Omel.

Konsepnya adalah monolog yang mengomentari, mengeluhkan, hingga memperingatkan beragam tema yang jarang disampaikan gamblang oleh masyarakat, tentunya dibalut komedi dan diunggah di akun Instagram @bintangemon.

Sejak 2019, Emon menerbitkan video DPO dengan berbagai tema mulai dari persoalan perokok yang sambil naik motor, baju mini cowok saat salat yang menganggu jamaah di belakangnya, basa basi Lebaran, dan terakhir adalah kritikannya ke persoalan tuntutan ke pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.

Baca Juga: Dua Tahun Genap Kasus Novel Baswedan Berjalan Tanpa Titik Terang, di Mana Keadilan yang Didamba?

Bintang Emon
Novel Baswedan | www.tagar.id

Sepertinya ada pihak yang merasa terusik dengan video Emon kemudian mengerahkan sejumlah akun Twitter untuk mendiskreditkan namanya sebagai pemakai narkoba. Ya, seperti kita ketahui, di Indonesia, tuduhan sebagai pengguna narkoba adalah label yang sangat buruk, bahkan terkadang lebih buruk dari koruptor atau pelanggar HAM (Hak Asasi Manusia).

Ada yang menyebut akun-akun Twitter itu sebagai akun kloningan atau bot karena semuanya memiliki kesamaan bentuk dan struktur teks yang menyerang Emon. Akun-akun semacam itu biasa dipakai para buzzeRp demi menggiring dan membentuk opini atas suatu isu atau bahkan mengalihkannya.

Baca Juga: 6 Bulan Bekerja, Ini Temuan TGPF Atas Kasus Novel. Berhasil Terungkap?

Jadi, Apa atau Siapa Sih BuzzeRp itu?

Bintang Emon
Buzzer Medsos | www.pexels.com

Dilansir dari The Conversation, eksistensi para BuzzeRp di Indonesia dapat dilacak sejak tahun 2009. Awalnya, mereka hadir untuk mempromosikan produk di media sosial hingga akhirnya merambah dunia politik. Sejak itulah kemunculan para BuzzeRp identik dengan kampanye politik yang kerap dijumpai di Twitter.

Kenapa Twitter? Media sosial ini sangat populer di Indonesia. Bahkan, Jakarta pernah menyandang julukan sebagai ibukota dunia Twitter di tahun 2012.

Salah satu ‘prestasi’ mereka adalah meraup suara tertinggi jajak pendapat pilihan Capres dan Cawapres di tahun 2019. Para buzzeRp menerapkan beragam strategi demi mencapai tujuan promosi atau kampanye politik. Ada yang menggunakan akun atas nama pribadi untuk memengaruhi opini warganet sampai menciptakan kegaduhan publik.

Salah satu metode buzzeRp yang mudah diidentifikasi adalah penggunaan akun-akun bot atau kloningan secara masif. Akun-akun tersebut dikelola secara terstruktur dengan memanfaatkan sistem otomasi mesin dan algoritma media sosial supaya mencapai trending topic.

Nah, metode itulah yang kemungkinan kemarin sedang diterapkan untuk memfitnah Bintang Emon sebagai pemakai narkoba.

Baca Juga: Penyerang Novel Baswedan Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Netizen: Maling Ayam 2 Tahun!

Warganet vs BuzzeRp

Warga media sosial khususnya Twitter di Indonesia sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat bahkan sampai menimbulkan konflik yang serius. Istilahnya, aktivitas baku hantam.

Saling silang pendapat dan gontokan-gontokan mulai dari tema yang receh hingga hot issues seperti politik adalah hal biasa di jagat media sosial. Kalaupun ada yang menyatukan suara warganet di media sosial, biasanya berkaitan dengan link video mesum atau dewasa.

Nah, kemarin merupakan salah satu momen yang cukup jarang terjadi di jagat maya saat hampir semua warganet bersatu padu membela dan bahkan berani pasang badan demi melindungi Bintang Emon. Warganet vis a vis buzzeRp.

Baca Juga: Sudah 700 Hari Jadi Misteri, Tim Kuasa Hukum Novel Baswedan Siap Ungkap Jenderal yang Terlibat

Para pemilik akun Twitter dengan jumlah pengikut besar menyatakan dukungan dan perlindungan pada Bintang Emon. Mulai dari Komika, SJW, wibu, hingga K-popers, saling bahu membahu mencoba menggeser trending topic yang mendiskreditkan Bintang Emon.

Kesaksian pun disampaikan sejumlah kawan Emon, bahwa komika yang pernah menjadi santri ini adalah sosok yang bersih. Ditawari merokok saja tidak mau, apalagi minuman keras dan narkoba. Bahkan, Emon lebih memilih air putih saat ditawari minuman berwarna. Jadi, mana mungkin anak seperti itu menggunakan narkoba.

Akun Twitter Bintang Emon sempat digembok pada saat akun-akun bot menyerangnya. Hal itu sempat menimbulkan kekhawatiran jika sampai komedian muda itu dikriminalisasi hanya karena menyampaikan kritik.

Kolom komentar di akun IG Emon pun dibanjiri dukungan dari kawan dan warganet. Tak sampai sehari setelah diserang buzzeRp, akun IG-nya mengunggah swafoto Emon.

Seolah mengabarkan bahwa ia baik-baik saja. Ia pun mengunggah foto surat keterangan bebas narkoba yang baru saja dibikinnya. Gembok di akun Twitter-nya pun kembali dibuka. Bintang Emon strikes back.

BuzzeRp dan Ancaman Kehidupan Demokrasi di Indonesia

Salah satu hal yang menarik disimak adalah komentar warganet yang menyebutkan bahwa menggunakan buzzeRp adalah jalan ninja pemerintah.

Terlepas dari benar tidaknya anggapan itu, kita tidak menampik fakta bahwa selama ini kiprah buzzeRp memang bergerak dalam pembentukan opini atau pengalihan isu yang dilakukan dengan cara-cara massif dan kadang nampak tidak etis.

Bintang Emon
Respons warganet Twitter | www.twitter.com

Siapapun pihak di belakang buzzeRp pasti punya kepentingan supaya tidak terganggu dan kalau bisa malah tidak diketahui publik. Sasaran kritik Emon dalam videonya mungkin bukan pemerintah dalam artian pihak eksekutif.

Jika dilihat dari perspektif Trias Politika atau tiga pemisahan kekuasaan negara, yang menjadi sasaran kritiknya adalah peran Judikatif sebagai pemegang dan pelaksana perangkat hukum di Indonesia.

Masih dilansir dari The Coversation, cara kerja para buzzeRp ini sangat lekat dengan bias, disinformasi, dan kampanye hitam. Strategi-strategi kotor itu pun tak mengenal kata hoaks. Dampak kampanye negatif buzzeRp bahkan sangat mengerikan dan persepsi publik yang terlanjur terbentuk nyaris tidak dapat dihilangkan.

Contoh paling gamblang terjadi saat Pilpres tahun 2019 kemarin. Salah satu Capres dituduh sebagai PKI (Partai Komunis Indonesia) dan musuh umat Islam. Sementara kandidat satunya sering jadi bulan-bulanan sebagai pelanggar HAM.

Sebagai metode atau strategi bisnis, penggunaan buzzeRp mungkin efektif, karena sudah kodratnya di situ. Namun, dalam kehidupan berbangsa yang semakin akrab dengan jagat maya, praktik para buzzeRp politik semakin mengancam demokrasi di Indonesia.

Pasalnya, kualitas ruang publik bisa semakin menurun akibat terlalu bisingnya para buzzeRp. Perang disinformasi dan hoaks yang terus direproduksi para buzzeRp dikhawatirkan semakin menyamarkan batas antara pendapat publik yang otentik dengan ‘opini-opini’ pesanan.

Media sosial seharusnya memfasilitasi ruang publik yang sangat demokratis dengan membuka semua kemungkinan penyampaian dialog yang sehat dalam kedudukan setara. Bukan sebuah sistem rekaan yang dimanipulasi demi kepentingan pihak tertentu, entah itu penguasa atau siapapun itu.

Bintang Emon
Hoax Jokowi PKI | www.kompasiana.com

Tanpa disadari, praktik-praktik kotor yang dilakukan buzzeRp adalah ancaman terhadap demokrasi dan berpendapat di Indonesia. Dukungan pada sosok seperti Bintang Emon pasti besar, karena dia sendiri adalah seorang public figure.

Bagi sebagian masyarakat, kasus serangan yang ditujukan ke Bintang Emon pun mungkin dianggap bukan hal yang besar. Namun, teknik yang sudah dilakukan akun-akun Twitter tidak jelas itu demi memfitnah dirinya sudah merupakan ancaman.

Seolah mereka sedang berkata; nggak usah macem-macem sok mengkritik kalau nggak mau kena batunya.

Kita hidup di negara Hukum. Semua diatur sesuai peraturan perundangan berlaku, termasuk hak untuk menyampaikan pendapat. Undang-undang Dasar 1945 secara jelas menegaskan dalam pasal 28E ayat (3):

Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Ketentuan dalam Pasal 28F UUD 1945 juga menyatakan:

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFENet (Jaringan Kebebasan Berpendapat Asia Tenggara) menyebut bahwa serangan-serangan yang ditujukan ke Emon adalah aktivitas trolling dari akun bot.

Ia menjadi sasaran karena berani menyampaikan pendapat secara kritis. Cara-cara itu berupa teror ke orang atau akun yang berbeda pendapatnya (CNN Indonesia, 16/6/2020).

Semua serangan itu adalah bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat, sekaligus tak mencerminkan negara demokrasi, lanjut Damar.

Artikel Lainnya

Jangan sampai kita masuk pada sebuah era ketika untuk sekadar menyampaikan pendapat di media sosial pun jadi menakutkan karena terancam serangan buzzeRp yang bersenjatakan fitnah dan hoaks.

Tags :