Adiknya Korban Geng Motor Terkulai Lemas Saat Rayakan Ultah, Sang Kakak Ungkap Harapan Pedih

Rico rayakan ulang tahun di rumah sakit
Rico rayakan ulang tahun di rumah sakit | medan.tribunnews.com

Tiga pelaku sudah ditangkap.

Rico Lumbanraja, pelajar SMA St Thomas III Medan, kelas X IPA II harus merayakan ulang tahunnya ke-15 di rumah sakit secara sederhana dengan keluarganya. Rico diketahui adalah korban pengeroyokan yang dilakukan oleh geng motor Ezto. Ia dan teman-temannya diserang pada pada hari Minggu tanggal 24 Maret 2019 sekitar pukul 00.30.

Dilansir dari Tribunnews.com, pada hari Kamis (4/4/2019) kemarin adalah hari ulang tahun ke-15 Rico. Jika biasanya ulang tahunnya diadakan dengan penuh suka cita kali ini keluarga malah harus bersedih melihat kondisi Rico yang baru saja sadar dari koma. Rico diketahui sempat koma selama 6 hari, hingga akhirnya pada hari ke 6 perawatan sekitar pukul 17.00 WIB Rico sadar.

1.

Curhatan kakak Rico yang akan menikah

Rico rayakan ulang tahun di rumah sakit
Curhatan kakak Rico yang akan menikah | medan.tribunnews.com

Kejadian malang yang dialami Rico tentunya meninggalkan duka yang mendalam, termasuk kakak Rico sendiri, Citra Karunia Lumbanraja. Ia sangat sedih melihat kondisi adiknya yang masih terbaring lemah tak berdaya di RS. Apalagi dirinya tidak bisa merayakan hari ulang tahun Rico seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Jujur aku sangat sedih tadi pagi pas lihat adikku seperti ini. Aku sampai nangis. Ini dia mau ngapa-ngapain nggak bisa. Biasa dia minta kado. Seperti minta baju dan sepatu, kadang minta isi pulsa juga kalau paketnya habis," cerita Citra.

Tidak hanya itu, kesedihan Citra juga memuncak karena sebentar lagi dirinya akan segera bertunangan dan menikah di Medan.

"Saya berharap adik saya bisa sembuh seperti semula. Apalagi saya pengin dia bisa pakai jas untuk acara nikahan saya yang rencananya tunangan di Medan pada 1 Mei 2019 nanti dan acara pestanya di Jakarta 24 Mei 2019 mendatang," harap Citra.

"Dia sudah janji mau pakai jas di depanku. Dia senang kali mau pakai jas itu. Jasnya warna hitam. Dia bilang sama teman-temannya, nanti kalian lihat aku pakai jas dan celana kuncup, ganteng aku," imbuhnya.

2.

Perawatan RS sampai ratusan juta, namun BPJS tidak memberi bantuan

Rico rayakan ulang tahun di rumah sakit
Perawatan RS sampai ratusan juta, namun BPJS tidak memberi bantuan | medan.tribunnews.com

Peristiwa ini pun tentunya juga meninggalkan beban bagi keluraga. Apalagi perawatan Rico dan operasinya mencapai ratusan juta rupiah. Pihak keluarga pun juga sudah bersusah payah untuk mencari bantuan, bahkan lewat sosial media sekalipun.

Pasalnya BPJS tidak bisa menanggung biaya pengobatan Rico karena menurutnya itu adalah tanggung jawab LPSK. Namun sepertinya BPJS dan LPSK saling lempar tanggung jawab. Menurut LPSK yang ditangani adalah Pidana Prioritas (di antaranya) Pelanggaran HAM berat, terorisme dan perdagangan orang.

Menanggapi kasus ini, BPJS Kesehatan cabang Medan punya pendapat tersendiri. Kepala Bidang SDM Umum dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Medan, Ilham Lailatul Qodr mengatakan selama ini kerap terjadi tumpang tindih biaya pelayanan jasa kesehatan.

"Ada beberapa lembaga yang seharusnya menjadi lembaga penjamin kesehatan masyarakat, namun belakangan ditanggulangi BPJS Kesehatan," katanya.

Ilham juga menambahkan untuk kasus Rico ini, memang yang seharusnya menjadi penjamin layanan kesehatannya adalah Lembaga Penjamin Saksi dn Korban (LPSK). Soal penjaminan itu sudah diatur dalam UU Tentang Perlindungan Saksi dan Korban No 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU No 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

"Saya bacakan, ya, di Pasal 6 ayat 1 disebutkan korban pelanggaran HAM berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, penganiayaan berat sebagaimana dimaksud pasal 5 berhak mendapat bantuan medis, rehabilitasi dan sikososial dan psikologis," papar Ilham.

3.

Kasus ini sempat diviralkan oleh orangtua korban

Rico rayakan ulang tahun di rumah sakit
Kasus ini sempat diviralkan oleh orangtua korban | medan.tribunnews.com

Penganiayaan yang dialami Rico ini juga sempat diviralkan oleh orangtua dari korban di akun Facebook Kasman Lumbanraja. Dalam akun tersebut ia memposting sesuatu bertuliskan tentang keadaan Rico.

"Inilah kondisi anak saya, Rico Lumbanraja pelajar SMA St.Thomas 3 Medan, kelas 10 IPA 2. Terpaksa operasi otak dan tangan, dan saat ini dirawat di RS Royal Prima, masih koma 10 hari akibat kebrutalan dan kesadisan sekelompok geng berjumlah lebih 30 sepeda motor berboncengan yang menyerang satu rumah temannya bermarga Purba di Jalan Pembangunan 5 Tanjunggusta Medan tanggal 24 Maret 2019 pukul 00.30 WIB," tulis Kasmar.

"Saat ini (kasusnya) sudah ditangani Polsek Medan Helvetia. Setelah keluar surat lapor polisi, pihak RS Royal Prima menolak (untuk) tidak berlakukan Askes/BPJS nya untuk perawatan medis, karena surat lapor polisi menyebutkan pidana penganiayaan secara bersama-sama," sambungnya.

Artikel Lainnya

Kasus Rico sudah ditangani oleh Kapolsek Helvetia Kompol Trila Murni. Ia juga membenarkan kasus pengeroyokan itu bermula dari penyerangan terhadap sebuah rumah di Jalan Pembangunan V. Berdasarkan informasi didapat, pelaku penyerangan ada geng motor Ezto.

Pihaknya bersama Tim Pegasus Satreskrim Polrestabes Medan telah menangkap 3 tersangka penganiayaan Rico. Di antaranya David Mangatas Nadapdap (25) warga Jalan Lembaga Pemasyarakatan No 336 A Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal.

Kemudian Gani Ari Kristian (29) warga Jalan Lembaga Pemasyarakatan No 279 Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal dan Arianto Fransiskus Manalu (22) warga Jalan Pantai Timur II Rel No 10 Kelurahan Cinta Dame.

"Ini tersangka yang ikut melakukan pengerusakan dan penganiayaan terhadap korban dengan cara menabrak korban sebanyak 2 kali, dengan sepeda motor serta melakukan pengerusakan terhadap rumah dengan cara melempar rumah tersebut dengan batu. Kita akan terus berusaha untuk mencari pelaku-pelaku lainnya. Data para pelaku sudah dikantongi," ujar Trila.

Tags :