Teroris Perempuan Bunuh Diri Pasca Ditangkap di Klaten, Ini Fakta-Faktanya!
21 Maret 2019 by Titis HaryoMenenenggak racun sebelum diinterogasi.
Misteri terduga teroris wanita asal Klaten berinisial Y dengan nama alias Khodijah yang tewas pasca ditangkap tim Densus 88 pada Senin (18/3) lalu akhirnya terungkap.
Y diduga melakukan aksi bunuh diri dengan menenggak zat beracun mematikan saat diamankan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Polisi yang melakukan penyelidikan pada kematian misterius Y pun menemukan beberapa fakta terkait keterlibatannya dengan jaringan teroris di Indonesia. Berikut fakta yang berhasil diungkap polisi.
Digerebeg di Klaten
Pasca aksi terorisme di Sibolga, Densus 88 langsung bergerak cepat mencari jaringan terorisme lainnya. Y yang masuk dalam incaran pun langsung digerebeg dan ditangkap di rumahnya, Desa Joton, Jogonalan, Klaten pada Kamis (14/3/2019) pukul 16.00 WIB.
Polisi menduga Y terlibat dalam jaringan terorisme, namun saat penggeledahan sama sekali tidak ditemukan barang yang berkaitan dengan aksi terorisme di rumahnya.
Y pun diamankan dan dibawa ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut di Polda Metro Jaya.
Tewas bunuh diri
Namun setelah empat hari ditahan, Y ditemukan lemas di dalam ruang istirahat pemeriksaan Rutan Mapolda Metro Jaya yang akhirnya tewas enam jam kemudian.
Dilansir dari detikcom, Kamis (21/3), polisi pun menduga jika Y melakukan aksi bunuh diri dengan mengkonsumsi zat yang mengandung asam klorida yang mempunyai efek korosif. Polisi juga masih melakukan penyelidikan mendalam terkait zat apa yang diminum Y.
“Diduga dia ingin bunuh diri, kemungkinan itu besar. Masih didalami apa bentuk zat kimia dalam tubuh korban. Masih diselidiki apa yang dia minum dan lain-lain,” ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Teroris wanita disebut lebih militan
Pihak kepolisian juga menyebut jika terduga teroris perempuan memiliki karakter yang lebih militan dibandingkan teroris pria.
Klaim polisi ini melihat kejadian terduga teroris yang melakukan aksi bunuh diri di Sibolga beberapa waktu yang lalu.
“Perlu saya sampaikan, mohon maaf, bahwa untuk pelaku-pelaku terorisme yang kita tangkap ini, khususnya perempuan, memiliki tingkat militansi yang luar biasa, baik yang melakukan suicide bomb di Sibolga maupun saudari Khodijah,” terang Dedi di Mabes Polri.
Rencanakan rakit bom mobil
Pihak kepolisian juga menemukan fakta adanya hubungan antara Y dengan terduga teroris Abu Hamzah dan terduga teroris Lampung, RIN alias Putra Syuhada.
Ketiganya diketahui sedang merencanakan aksi penyerangan menggunakan bom mobil pada polisi di beberapa daerah.
“Mendesain bersama AH dan P untuk membuat bom mobil. Sasarannya adalah kantor polisi di Sibolga maupun aparat polisi lalu lintas yang melaksanakan tugas,” kata Dedi.
Calon istri ketiga Abu Hamzah
Y dan Abu Hamzah diketahui memiliki hubungan yang cukup spesial. Pihak kepolisian mengungkap jika Y akan menjadi istri ketiga terduga teroris Sibolga, Abu Hamzah.
Bahkan, Y diketahui sudah siap menjadi mujahid dan memberikan bantuan pembiayaan pembuatan bom setelah keduanya menikah.
Y juga diketahui menggadaikan rumahnya untuk mendanai pembuatan bom rompi dan ranjau.
“Ada beberapa bom yang juga memang dibiayai oleh mereka keluarga Sibolga. Setelah diperistri (Abu Hamzah), mereka sudah berencana menjadi mujahid dan melakukan amaliyah,” ucap Dedi dikutip dari detikcom, Kamis (21/3).
Kematian terduga teroris Y memang cukup mengejutkan karena pihak kepolisian belum mendapatkan informasi yang cukup.
Hal ini juga menunjukan betapa militannya para terduga teroris hingga berani memilih untuk bunuh diri.
Semoga pihak kepolisian bisa memberantas habis aksi terorisme di Indonesia sehingga tidak ada lagi aksi yang membuat banyak jatuh korban jiwa.