Negosiasi Polisi Gagal, Ketiga Anak dan Istri Terduga Teroris Sibolga Ledakkan Diri Pagi Buta!

Setelah negoisasi hampir 10 jam, mereka memilih ledakkan diri

Terduga teroris digrebek polisi di rumahnya di Jalan KH Ahmad Dahlan, Keurahan Pancuran Bambu, Sibolga, Sumatera Utara. Saat polisi mendobrak puntu rumah pelaku, ledakan keras terdengar dari dalam rumah tersebut.

Diketahui rumah tersebut ditempati oleh terduga teroris Husain alias Abu Hamzah. Abu Hamzah ditangkap terlebih dahulu oleh Densus 88 Antiteror Polri. Namun istri dan ketiga anak Abu Hamzah masih bertahan di dalam rumah tersebut.

Tim Densus 88 menggrebek rumah terduga teroris | www.greenberita.com

Istri Abu Hamzah menolak dievakusi tim Densus 88 hinga akhirnya meledakkan diri pada sekitar pukul setengah dua dan dua dini hari. Sebelumnya sudah kurang lebih sepuluh jam negosiasi dilakukan agar mau keluar dari dalam rumah dalam keadaan baik-baik saja.

"Istri sama anaknya meledakkan diri sekitar setengah dua dan jam dua dini hari," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Merdeka.com).

"Ketika anggota mau masuk ke rumahnya diberi tahu oleh suaminya bahwa di rumah itu ada bom. Anggota saat ini masih melakukan negosiasi. Agar istrinya yang cukup radikal dan keras untuk keluar dan berdialog bersama anak anak nya. Sekarang proses sedang dilakukan proses negosiasi," jelas mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan keterangan pada awak media perihal penggrebekan rumah terduga teroris di Sibolga. Dari keterangannya didapatkan informasi ada tiga orang yang ditangkap dalam operasi itu.

Operasi Densus 88 tersebut merupakan pengembangan dari penangkapan seorang tersangka kasus terorisme di Lampung. Informasi yang didapat dari nterogasi tersangka mengaku memiliki teman di Sibolga, yang akhirnya tim Densus 88 berangkat ke Sibolga untuk melakukan penangkapan.

"Kelompok ini sudah dijejaki tim Densus, makanya penangkapan duluan di Lampung dan kemudian di Sibolga. Dari peta kita, memang cuma tiga orang di Sibolga dari (kelompok) Lampung ini," ucap Kapolri Tito Karnavian.

Tito Karnavian juga memastikan bahwa kejadian di Sibolga tidak terkait dengan tahun politik saat ini.

"Tidak ada hubungannya dengan pesta demokrasi yang akan datang. Memang bagi mereka pemilu nggak ada, pemilu tidak sesuai dengan ideologi mereka. Ini tugas kita bekerja menangani dan juga menetralisir pemikiran mereka yang keras dan radikal," tutup Tito.

Teroris diringkus | medan.tribunnews.com
Artikel Lainnya

Tito juga menjelaskan kelompok yang ditangkap ini memiliki afiliasi dengan pendukung ISIS, mereka sudah terpapar pahamnya. Ini tentunya berbahaya dang mengancam Indonesia, paparan radikalisme yang berujung terorisme merupakan hal yang harus dibersihkan dari Indonesia apalagi yang terkait dengan ISIS. Harapannya agar Densus 88 kembali mampu meringkus jaringan radikal lebih luas agar tak menebarkan terror bagi masyarakat Indonesia.

Tags :