Tanggapi Masalah Sampah Impor, 2 Anak Jawa Timur Kirim Surat untuk Donald Trump

Aeshnina Azzahra  dan Zahira Zade
Aeshnina Azzahra dan Zahira Zade | today.line.me

Kasus sampah impor mulai menyita perhatian masyarakat, termasuk 2 anak dari Jawa Timur yang kirim surat ke Trump Ini

Masalah ekspor sampah kian marak dibicarakan. Dua anak perempuan asal Jawa Timur, Aeshnina Azzahra (12 tahun) dan Zahira Zade (11 tahun), turut menyuarakan aksi penolakan ekspor sampah ke Indonesia. Bentuk protes Nina dan Zahira pun dituangkan dalam sebuah surat yang dialamatkan pada Donald Trump, Presiden Amerika Serikat. Surat tersebut kemudian diteruskan ke Gedung Putih melalui Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya.

1.

Surat untuk Donald Trump

Aeshnina Azzahra  dan Zahira Zade
Protes masalah sampah impor | www.voaindonesia.com

Nina mengatakan bahwa surat yang ditulisnya merupakan bentuk protes dirinya terhadap Amerika Serikat yang mengekspor sampah plastik ke Indonesia. Parahnya, sampah tersebut telah terkontaminasi limbah berbahaya dan beracun (B3) dan dikirimkan secara ilegal ke Indonesia.

“Ini surat untuk Tuan Presiden Trump agar tidak mengekspor sampahnya lagi di Indonesia. Kenapa kita harus terkena dampak? Seharusnya mereka mengurus sampah mereka sendiri,” ujar Nina, dikutip dari CNN Indonesia.

Nina yang merupakan siswi kelas VII SMPN 1 Wringinanom itu menyayangkan negara besar dan maju seperti Amerika justru tidak bisa mengatasi masalah sampah. Alih-alih membantu negara lain dalam hal menangani sampah, AS justru melimpahkan sampahnya ke Indonesia.

“Kita udah banyak masalah di Indonesia sama sampahnya. Kenapa kok ditambahi lagi sama Amerika,” ujar Nina.

Baca Juga: Belum Setahun, Ornamen Bambu Rp 550 juta Kebanggaan Anies Dibongkar, Netizen: Produktif Sekali

2.

Menantang Donald Trump

Aeshnina Azzahra  dan Zahira Zade
Sampah impor | beritagar.id

Dalam surat yang ia tulis, Nina mengatakan kepada Trump bahwa ia merasa sedih karena kabar beberapa hewan mati karena sampah plastik. Salah satunya adalah ikan paus yang ditemukan tewas dengan perut yang penuh sampah plastik.

“I’m sad to see whales die, with stomach full of plastic waste. I was sad to see dead seagulls with a plastic strangled neck. I’m sad to see turtles die with a plastic stomach,” tulis Nina. Nina mengatakan bahwa dirinya tidak mau lagi melihat binatang karena sampah plastik.

Sebagaimana Nina, Zade juga menantang Presiden AS, apakah pemimpin negara super power tersebut mau bernasib sama dengan kura-kura dan ikan paus yang mati karena sampah plastik. Siswi kelas VI SDN Pogar 2, Bangil, Pasuruan ini mengatakan bahwa lingkungan di sekitar rumahnya banyak anak-anak yang terkenal penyakit karena pembakaran sampah impor dari AS.

“Do you want to be like the turtle with a plastic in their nose, whale died because their stomach full of plastic. So many baby around me are sick because of the smoke from burning of plastic waste your country,” tulis Zade dalam suratnya.

Baca Juga: Miris! Habitatnya Rusak, Kawanan Beruang Kutub Mengais Sampah untuk Mencari Makan

3.

AS diminta mengambil kembali sampahnya

Aeshnina Azzahra  dan Zahira Zade
Sampah impor | www.voaindonesia.com

Zade meminta agar Trump mengambil kembali sampah plastik dari negaranya dan tidak lagi menjadikan Indonesia sebagai tempat sampah Amerika. Tidak hanya Nina dan Zade, ada pula Ramadhani Wardana (6 tahun) yang ikut protes atas aksi lancang AS ini.

Warda pun bahkan menjadi orator dalam aksi Brantas River Coalition To Stop Imported Plastic Trash (Bracsip) di Kantor Konsulat Jenderal AS, Jumat lalu. “Take back your trash!” Seru Warda, sambil mengibarkan bendera merah putih yang diikat pada sebilah bambu.

Artikel Lainnya

Tak hanya Amerika, Australia pun ikut-ikutan mengirim sampahnya ke Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya juga akan memulangkan sampah ke Australia seberat 210 ton. Sampah-sampah tersebut dimuat dalam kontainer dan saat diperiksa oleh Bea Cukai Tanjung perak, kontainer itu hanya berisi kertas bekas, botol plastik, pembalut, barang elektronik, dan sebagainya.

Tags :