Pengakuan Ninoy Karundeng Saat Dianiaya dan Diculik: Saya Mau Dieksekusi ala ISIS
08 Oktober 2019 by Titis HaryoTidak hanya itu, Ninoy Karundeng juga mengaku ada habib yang terlibat dalam penculikannya
Relawan Joko Widodo (Jokowi) bernama Ninoy Karundeng membuat pengakuan mengejutkan terkait kasus penculikan dan penganiayaan yang menimpanya.
Dia menyebut cara penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oleh para pelaku seperti kelompok radikal ISIS di Suriah. Bahkan, Ninoy mengaku ada sosok yang disebut sebagai habib ikut dalam kejadian itu.
Seperti apa pengakuan Ninoy Karundeng? Berikut laporannya.
Ninoy sebut rencana pembunuhan pada dirinya mirip cara ISIS
Dilansir dari Detik.com, Selasa (8/10), Ninoy mengakui mendapatkan intimidasi yang mengerikan saat kejadian penculikan menimpanya.
Baca Juga: Tak Sengaja Sebut Pengungsi Gempa Maluku Bebani Negara, Wiranto: Saya Minta Maaf
Seorang yang disebut-sebut sebagai habib juga dinilai Ninoy sebagai otak perencanan pembunuhannya. Bahkan, si habib akan menyediakan ambulans untuk membuang jasad Ninoy.
“Mau disediakan ambulans untuk membelah kepala saya. Di situlah saya ketakutan yang paling gila,” ujarnya.
Ninoy juga menceritakan jika cara-cara yang dilontarkan para penculiknya seperti cara teroris ISIS. Hal ini tidak lepas dari akan digunakan sebilah kapak untuk membunuhnya.
“Saya ingat, wah ini kelakuan ISIS nih, saya mau dieksekusi ala ISIS nih,”
Baca Juga: Megawati Tak Salaman dengan Surya Paloh, Ini Tanggapan Politikus PDIP dan Nasdem
Sekjen PA 212 ditangkap terkait penculikan Ninoy Karundeng
Kasus penculikan dan penganiayaan Ninoy Karundeng langsung direspon oleh pihak kepolisian.
Sejumlah nama pun akhirnya diamankan oleh aparat, salah satunya adalah Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Bernard Abdul Jabbar.
Bernard diduga terlibat dalam penculikan Ninoy di Masjid Al Falah, Pejompongan. Penangkapan pada Bernard juga menguatkan adanya sosok habib yang sebelumnya disebutkan oleh Ninoy.
Baca Juga: Rencana Anies Disorot, Anggarkan Antivirus Untuk DKI Jakarta Senilai Rp 12 Miliar!
Namun, Ketua PA 212 Slamet Ma’arif menjelaskan jika saat itu Bernard bukanlah sebagai penculik melainkan pihak yang mengamankan Ninoy dari amukan massa.
“Berdasarkan info yang saya terima justru Ustaz Bernard yang menyelamatkan Ninoy dari amukan massa,"
“Bahkan, beliau menyarankan agar Ninoy tidak pulang dulu karena di luar masjid banyak massa, takut membahayakan Ninoy,” lanjut Slamet.
Baca Juga: 3 Menteri Kabinet Kerja Ini Mengundurkan Diri di Akhir Periode Pertama Jokowi
Rencana pembunuhan ala ISIS dibantah
Pengacara Abdullah Alkatiri membantah adanya rencana pembunuhan yang dialamatkan Ninoy saat berada di Masjid Al Falah.
Dirinya menegaskan jika Ninoy saat itu lebih mendapatkan tindakan pengamanan dari amukan massa yang ada di Pejompongan. Alkatiri juga menyebut saat itu massa mencurigai Ninoy sebagai penyusup.
“Nggak ada, bunuh membunuh (ala ISIS) itu tidak ada. Dia itu ditemukan, diduga waktu itu (berdasar) informasi yang saya dapatkan dia itu penyusup,”
“Kata orang yang di luar itu, dia dipukul kemudian diamankanlah ke masjid. Kalau nggak diamankan di masjid, nggak tahu jadi apa (Ninoy),” lanjut Alkatiri.
Alkatiri juga menegaskan jika tidak mungkin terjadi penganiayaan pada Ninoy. Hal ini tidak lepas dari karakter orang Islam yang dilarang melakukan kekerasan di masjid.
Kasus penculikan Ninoy Karundeng memang tengah menjadi perbincangan hangat publik. Hal ini tidak lepas dari pengakuan relawan Jokowi itu yang menyebut adanya cara-cara iSIS selama penculikannya.
Belum lagi, Ninoy juga menyebutkan adanya sosok habib yang diduga menjadi otak rencana pembunuhan pada dirinya.
Namun semua pengakuan Ninoy dibantah oleh pengacara Sekjen PA 212 yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut.