Pecat Helmy Yahya Karena Tayangkan Buaya Afrika, Dewas TVRI: Buaya Indonesia Lebih Baik
22 Januari 2020 by Titis HaryoSebab kisrus internal TVRI terungkap, ternyata gara-gara siaran asing seperti Liga Inggris dan Discovery Channel. Waduh!
Dewan Pengawas (Dewas) TVRI akhirnya mengungkap alasan dibalik pemecatan Direktur Utama Helmy Yahya pada 16 Januari 2020 lalu, yakni adanya ketidaksamaan visi dalam rebranding tv plat merah tersebut.
Helmy Yahya disebut Dewas telah membuat TVRI yang seharusnya sebagai siaran nasional malah menjadi seperti tv swasta karena siaran-siaran asing yang ditayangkan.
Seperti apa penjelasan Dewas terkait pemecatan Helmy Yahya dari tubuh TVRI? Berikut laporannya.
Alasan Dewas TVRI pecat Helmy Yahya
Dilansir dari Liputan6.com, Selasa (21/1), salah satu alasan kuat Dewas TVRI memecat Helmy Yahya dari kursi direktur utama lantaran TVRI yang sekarang sudah melenceng dari visi-misi sebenarnya.
Dewas juga menilai Helmy Yahya sudah membuat TVRI yang merupakan tv publik seolah-olah menjadi tv swasta dengan program-programnya sekarang ini.
Baca Juga: Bisnis Jual Beli Bayi di Palembang Terbongkar. Bayi Laki 15 Juta, Perempuan 25 Juta!
“Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah tv publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu,”
“Realisasinya sekarang kita (malah) nonton Liga Inggris,” ucap Ketua Dewas Arief Hidayat saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Selasa (21/1).
Selain itu, TVRI yang sekarang juga dinilai Dewas hanya mengejar rating semata dan mengesampingkan informasi publik yang sehat.
“Seolah-olah direksi mengejar rating dan share seperti TV Swasta. Kita ada APBN, harus bayar keluar negeri dalam bentuk hal ini (ada) BWF, Discovery (Channel), dan Liga Inggris. Artinya uang rupiah kita APBN dibelanjakan keluar,” imbuhnya.
Baca Juga: Pornhub Didugat Milyaran Dollar Lantaran Tidak Sediakan Subtitle Buat Tunarungu
Soroti banyaknya siaran asing
Dewas juga menegaskan banyaknya siaran asing di TVRI sekarang ini juga sempat membuat publik kecewa dan mengkritik.
Hal ini lantaran siaran yang seharusnya bisa menonjolkan jati diri bangsa dan kekayaan alam negri malah kurang dikedepankan.
“Ada Discovery Channel, kita nonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barangkali akan lebih baik. Kemudian siaran film asing cukup banyak,”
Dewas sendiri pernah memberikan teguran keras pada direksi lantaran saat terjadi bencana banjir malah tetap menyiarkan program Discovery Channel.
Baca Juga: Bocor Surat Upeti Buat Warga Non Pribumi di Surabaya, Kota Bu Risma Makin Rasis?
“Sempat ketika ada banjir, kami sedang menanyangkan Discovery Channel. Ini kami dapat protes dari publik ‘Kok banjir-banjir, Discovery Channel tayang terus, nggak peduli banjir’. Ini sangat miris,” ujar Hidayat.
Selain itu, banyaknya siaran asing dikhawatirkan akan membuat TVRI memiliki banyak utang pada pihak luar.
Ancaman kolaps seperti BUMN Jiwasraya pun coba dihindari oleh Dewas dan melakukan langkah dini dengan memecat Helmy Yahya.
Pemecatan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya memang menjadi salah satu kabar yang membuat publik heboh dan bertanya-tanya.
Terlebih pemecatan tersebut juga membuat internal TVRI mengalami perpecahan. Bahkan, kantor Dewas sempat disegel oleh para karyawan sebagai bentuk protes.
Namun, Dewas TVRI akhirnya mengungkap alasan dibalik pemecatan Helmy Yahya yang dinilai tidak memiliki visi-misi yang sama lagi dalam mewujudkan TVRI sebagai tv publik.