Heran Sendiri Ada Anggaran Pulpen 635 M dan Tinta 407 M, Anies Salahkan Sistem Warisan
31 Oktober 2019 by Titis HaryoWaduh, Anies salahkan sistem warisan Jokowi-Ahok sebagai pemicu masalah anggaran janggal
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya angkat bicara terkait sejumlah temuan janggal dalam usulan anggaran lem aibon senilai Rp 82 miliar hingga pulpen yang mencapai Rp 635 miliar.
Mantan Menteri Pendidikan itu merasa jika masalah ini dipicu dari sistem yang ada dalam pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merupakan sistem warisan pemerintahan sebelumnya yang belum menerapkan konsep smart.
Bagaimana tanggapan Anies soal banyaknya temuan janggal di anggaran Pemprov DKI?
Anies heran dengan banyaknya temuan anggaran janggal
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (31/10), Anies mengaku heran dengan banyaknya temuan janggal dalam usulan anggaran Pemprov DKI Jakarta tahun 2020.
Baca Juga: Jubir: Prabowo Tidak Akan Ambil Gaji dan Fasilitas Negara Selama Jadi Menhan!
Hasil penyisiran yang dilakukan oleh Anies, ada setidaknya sejumlah item barang yang memiliki anggaran dengan nilai tidak wajar.
Beberapa diantaranya adalah ballpoint atau pulpen dengan nilai Rp 635 miliar, stabilo senilai RP 3 miliar, tinta printer Rp 407 miliar hingga pita printer senilai Rp 43 miliar.
“Ballpoint Rp 635 miliar, Bapak dan Ibu sekalian… Stabilo Rp 3 miliar, Bapak dan Ibu,” ucap Anies dalam sebuah video di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (29/10).
“What is going on, Bapak dan Ibu? Apa yang sedang terjadi ini?”
Anies pun meminta jika masalah ini harus bisa diselesaikan secara jeli dan cepat, jika tidak masalah anggaran ini akan menjadi ‘dosa’ bagi para pejabat termasuk dirinya selaku kepala daerah.
Baca Juga: Belum Usai Kasus Lem Aibon 82 M, Pengadaan Pulpen Senilai 124 M Pemprov DKI Juga Dipertanyakan!
Sistem jadi sumber masalah anggaran yang terjadi di DKI Jakarta
Anies lantas menjelaskan jika masalah anggaran yang jadi sorotan publik ini dikarenakan masalah sistem e-Budgeting yang digunakan Pemprov DKI Jakarta.
Dia merasa ada masalah dalam sistem yang sudah dibangun sejak era gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama itu.
“Ini problem muncul tiap tahun, maka yang kita koreksi sistemnya. Sistem masih manual, pengecekan manual, maka ada puluhan ribu item. Saya kerjakan satu-satu kemarin,” terang Anies dikutip dari Detik.com, Rabu (30/10).
Baca Juga: Anggaran DKI Jakarta Bocor, Rp 82,8 Miliar Buat Beli Lem, Netizen: Buat Ngefly Akbar di Monas!
Anies menegaskan dirinya akan berjuang membuat sistem yang smart sehingga tidak akan menjadi beban pada era pemerintahan selanjutnya.
“(Masalah anggaran) selalu seperti ini. Karenanya, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini,”
“Saya tidak ingin meninggalakan sistem ini untuk gubernur berikutnya,” tegas Anies.
Masalah usulan anggaran Pemprov DKI Jakarta memang tengah menjadi sorotan usai anggota DPRD DKI Fraksi PSI menemukan adanya kejanggalan pengadaan lem aibon senilai Rp 82 miliar hingga pulpen Rp 124 miliar.
Anies yang sebelumnya diam akhirnya angkat bicara dan menjelaskan jika masalah ini dikarenakan adanya masalah pada sistem warisan yang digunakan oleh Pemprov DKI.
Dirinya pun segera akan melakukan koreksi dan melakukan koordinasi dengan anak buahnya agar masalah ini segera diselesaikan segera.
Semoga kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi para pemimpin daerah agar terus melakukan pengawasan agar penggunaan anggaran bisa benar-benar tepat dan memberikan manfaat untuk masyarakat banyak.