Wafat Akibat Wabah Covid-19 adalah Mati Syahid, Inilah Penjelasannya
02 April 2020 by Boy N.Apa yang dimaksud sebagai mati syahid?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa muslim yang meninggal akibat Covid-19 atau terpapar virus Corona disebut mati syahid (Liputan6.com, 28 Maret 2020).
Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (LBM PBNU) juga menyampaikan edaran resmi bahwa setiap jenazah muslim pasien Covid-19 akan menerima pahala syahid, seperti halnya orang yang gugur di medan perang (NU.or.id., 23 Maret 2020).
Pengertian Mati Syahid
Apa sih pengertian mati syahid? Syahid merupakan istilah dalam Islam yang artinya adalah muslim yang wafat ketika sedang berjuang di jalan Allah membela kebenaran atau mempertahankan hak penuh kesabaran dan keikhlasan. Jadi, orang yang mati syahid berarti menduduki kehormatan dan keistimewaan.
Baca Juga: Momen Indah di Tengah Wabah Corona, Umat Muslim dan Yahudi Berdoa Bersama!
Apa Saja yang Menyebabkan Mati Syahid?
Selama ini menurut pemahaman kebanyakan orang, mati syahid adalah adalah kondisi ketika seorang muslim meninggal pada saat berperang atau jihad dalam pengertian sempit. Padahal, Rasulullah SAW bersabda ada beberapa jenis atau kategori yang masuk dalam golongan mati syahid.
Baca Juga: IG Ustaz Abdul Somad Disebut Mati Syahid, Akun 5 Selebritis Ini Juga Pernah Alami Hal yang Sama
Pandangan macam-macam mati syahid sesuai hadis Rasulullah SAW itu dilandaskan pada riwayat Imam Muslim:
“Rasulullah SAW bertanya (kepada sahabatnya), ‘Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW menanggapi, ‘Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.’"
Dari hadis di atas, menyiratkan bahwa orang yang meninggal saat berperang belum tentu mati syahid. Dari tanggapan Rasulullah SAW ke sahabatnya, ternyata sedikit sekali umat Islam yang meninggal secara syahid jika ditempatkan dalam konteks perang.
Padahal, kita tahu sendiri selama berabad-abad ada banyak orang yang mengaku berperang atas nama Islam dan bahkan melakukan pengeboman yang mengatasnamakan jihad.
Artinya, syuhada atau orang-orang yang meninggal secara syahid bukan hanya karena perang. Lalu, apa saja yang membuat seorang muslim dikatakan syahid?
Baca Juga: Bikin Geleng Kepala! Di Tengah Wabah Virus Corona, Warga Tetap Penuhi Pantai Carita
Seorang muslim termasuk meninggal secara syahid dari jenis-jenis penyebab kematiannya. Hal ini juga sudah dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW, (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914).
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tha’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.”
Hadis lain yang diriwayatkan dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh orang, yaitu korban wabah adalah syahid, mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid, yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid, mati karena penyakit perut adalah syahid, korban kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya, pen.) adalah syahid.” (HR. Abu Daud, no. 3111. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih. Lihat keterangan ‘Aun Al-Ma’bud, 8: 275)
Jenis-jenis Mati Syahid
Nah, dari sabda Rasulullah di atas, selain karena berperang menegakkan kebenaran dan agama, jenis-jenis kematian syahid dibedakan dari penyebabnya, yaitu:
- Korban wabah
- Tenggelam
- Sakit/terluka lambungnya
- Penyakit perut
- Korban kebakaran
- Tertimpa reruntuhan
- Wanita yang meninggal karena melahirkan
Mati Syahid Akibat Wabah Covid-19
Dari penjelasan di atas, meninggal akibat terpapar wabah menular seperti Covoid-19 juga termasuk kategori atau macam mati syahid, sesuai informasi resmi yang dikutip di pembuka artikel ini. Covid-19 merupakan wabah atau tha’un.
Jadi, seorang muslim yang meninggal akibat wabah ini berarti menerima pahala sebagai orang yang gugur di medan perang untuk menegakkan kebenaran.
Derajat syahadah didapat oleh mereka karena “semua jenis kematian itu dianggap mati syahid berkat kemurahan Allah SWT karena kekerasan dan kepedihan kelimanya (menanggung derita kematian),” (An-Nawawi, 1422 H/2001 M: VII/72).
Siapapun umat Islam yang meninggal akibat wabah ini, entah itu pasien, dokter, perawat, atau yang sedang berjuang di barisan terdepan saat ini, mereka adalah syuhada. Namun, ada persoalan baru, bagaimana dengan prosedur penanganan jenazah akibat wabah ini?
Baca Juga: Diduga Corona, Warga Tolak Jenazah Eks Anggota DPRD. Ketua RW: Jangan Dikubur Di Sini!
Untuk beberapa kasus kematian akibat perang atau sakit bukan karena penyakit menular, tata cara pemakamannya tentu sesuai ajaran Islam pada umumnya. Mulai dari memandikan jenazah, memasang kain kafan, hingga prosesi penguburan di liang lahat.
Nah, yang sekarang ini sedang dikhawatirkan masyarakat adalah risiko penularan dari jenazah yang meninggal akibat Covid-19.
Hal itu sebenarnya tidak usah dicemaskan apalagi sampai menolak dan mengusir pemakaman hanya karena ketakutan berlebihan. Sudah ada prosedur medis yang wajib diterapkan selama prosesi pemakaman guna mengantisipasi risiko penularan.
Baca Juga: 5 Fakta di Balik Wabah Mematikan Virus Corona, Benarkah Sudah Serbu Indonesia?
PBNU juga sudah merilis resmi Fiqih Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19, yang berisi tata cara merawat orang yang meninggal akibat wabah ini hingga ke proses pemakaman.
Artinya, sudah ada produk hukum Islam yang wajib dipatuhi dan diterapkan untuk memakamkan jenazah akibat terpapar Covoid-10. Tata cara pemulasaran tersebut dapat diunduh bebas langsung di situs resmi Nahdlatul ‘Ulama.
Mati syahid adalah hal yang didambakan umat Islam. Wafat dalam keadaan syahid berarti diangkat derajatnya dengan pahala yang besar. Namun, bukan berarti malah dengan sengaja mendekati maut berharap dapat syahid. Sebab, hal itu tidak ada bedanya dari bunuh diri yang dilarang dalam agama.
Semua akan tergantung niatnya, para dokter, perawat, dan sukarelawan telah berikhtiar berada di barisan terdepan demi mencegah bertambahnya nyawa yang terenggut akibat pandemi ini.
Kita sebagai bagian dari masyarakat juga harus bahu membahu membantu mereka dengan mematuhi setiap prosedur demi mencegah meluasnya wabah.
Itulah pengertian mati syahid dan jenis-jenisnya yang semoga memberikan pencerahan. Tetap jaga diri baik-baik, lindungi sesama, dan tetap sehat. Hormat kita untuk para pasien, perawat, dan semua yang berada di garda terdepan melawan Covoid-19.