Miris! Nenek Gendong Jenazah Cucunya, Tak Ada Satu pun Pengendara yang Tawarkan Bantuan

Dian Islamiyati
Nenek gendong jenazah cucu | megapolitan.kompas.com

Dian nekat gendong jenazah cucunya

Dian Islamiyati (36), seorang nenek yang terpaksa menggendong jenazah cucunya untuk dibawa pulang. Anak Dian, IAS (16) diketahui melahirkan bayi laki-laki secara prematur. Sayang, nyawa cucu Dian tak bisa diselamatkan. Pihak puskesmas telah menawarkan bantuan mobil ambulans, namun Dian berkeras untuk segera memakamkan jenazah cucunya.

Malang nasib Dian saat motor yang ia tumpangi bersama keponakannya itu mogok. Dian pun memutuskan untuk berjalan kaki sambil menggendong sang cucu.

1.

Cucu Dian lahir prematur

Dian Islamiyati
Dian saat beri keterangan kepada wartawan | megapolitan.kompas.com

Pada hari Selasa (17/9/19) lalu, merupakan salah satu hari terberat yang pernah ada di hidup Dian Islamiyati. Dilansir dari Kompas.com, Jumat (19/9/19), bermula ketika sehari sebelumnya sewaktu IAS (16), anak Dian, memeriksa kandungannya yang berusia 24 minggu ke Puskesmas Kelurahan Rorotan.

Saat diperiksa oleh dokter, kondisi kandungan IAS dalam kondisi normal tetapi fisik IAS terlalu kurus dan ada indikasi anemia. IAS akhirnya dirujuk ke Puskesmas Kecamatan Cilincing untuk menjalani cek darah di laboratorium puskesmas.

Baca juga: Naik Motor, Perempuan Ini Tabrak Bapak Pejalan Kaki Hingga Dua Kali

Keesokan harinya saat akan melakukan cek darah, tiba-tiba IAS merasakan sakit yang luar biasa di perutnya. Dian pun panik dan memanggil dokter yang menangani IAS. Saat diperiksa ternyata kondisi cucu Dian sudah tak bernyawa dan harus segera melakukan tindakan untuk mengeluarkan bayi dari perut IAS.

2.

Gendong jenazah cucu

Dian Islamiyati
Dian bersama polisi saat bertemu wartawan | www.inews.id

Pihak puskesmas telah memberi tawaran kepada Dian untuk membawa jenazah menggunakan ambulans. Dian menolak karena harus menunggu mobil jenazah datang, sedangkan Dian ingin segera memakamkan cucunya. Dian akhirnya memutuskan untuk membawa jenazah cucunya dengan menggunakan motor.

Dian awalnya berboncengan dengan sang keponakan untuk membawa jenazah cucunya pulang ke rumah. Malangnya motor tersebut kehabisan bensin dan mogok.

Baca juga: Seorang Ayah Berjuang Berhenti Merokok Demi Putrinya

Dian turun dari motor dan jalan kaki dengan menggendong jenazah cucunya itu. Dian tetap berjalan sembari keponakannya mencari SPBU untuk isi bensin. Selama berjalan, tak satu pun pengendara jalan yang menawarkan bantuan kepada Dian.

“Ada beberapa ratus kendaraan pasti ada melihat dong. Cuma kalau untuk menegor, enggak ada satu pun yang menegor,” kata Dian, Rabu (18/9/19).

3.

Ditolong oleh polisi

Saat keponakan Dian mendorong motor, di tengah jalan ia dihentikan oleh dua polisi yang menanyakan apa yang sedang dialami sampai motor bisa mogok.

“Akhirnya karena dengan adanya anak muda yang mendorong sepeda motor, kami sebagai kepolisian merasa curiga. Anak buah kami menghentikan. Setelah kami hentikan di pos, ditanya sama anak buah kami,” kata Kapolsubsektor KBN Marunda, Aiptu Wayan Putu.

Baca juga: Di Usia 98 Tahun Mbah Kasbi Hidup Seorang Diri di Rumah Reyot

Keponakan Dian akhirnya menceritakan musibah yang sedang dialami. Dian yang berjalan di belakang keponakannya itu dipanggil polisi dan dibawa ke pos polisi untuk sejenak beristirahat.

Aiptu Wayan yang sedang berada di pos tersebut bertanya mengapa Dian menggendong bayi dengan ditutup kain. Dian kemudian menunjukkan surat kematian cucunya.

Wayan terkejut dan langsung menawarkan bantuan untuk mengantarnya ke rumah. Dian mengangguk tanda menerima bantuan Wayan. Dian kemudian diantar oleh Wayan menuju rumahnya di Kampung Malaka I, RT 07 RW 12 Rorotan, Cilincing.

Artikel Lainnya

Dian sangat bersyukur ada petugas yang menolong dirinya dan jenazah cucunya untuk mengantar sampai rumah. Aiptu Wayan juga memberikan uang santunan sebesar Rp 200 ribu kepada Dian. Jumlahnya memang tak besar, namun bagi Dian ketulusan Aiptu Wayan sangat berarti dan akan terus ia ingat seumur hidupnya.

Tags :