Pemerintah Ekuador Gunakan Kontainer untuk Simpan Mayat Positif Corona

Ekuador
Peti mati dari kardus digunakan di Ekuador | www.dailysabah.com

Pemerintah Ekuador kewalahan hadapi bencana penyakit corona

Pandemi virus corona tampaknya membuat pemerintah Ekuador kewalahan. Jumlah pasien positif corona di Ekuador meningkat setiap harinya dan rumah sakit pun tak bisa lagi menampung pasien yang masuk. Alhasil, tak sedikit pasien yang meninggal dunia.

1.

Kontainer untuk menyimpan mayat

Ekuador
Mayat pasien corona di Ekuador dipindahkan dari rumah sakit | www.npr.org

Pada pekan lalu, Ekuador mencatat kematian akibat corona lebih dari 3000 ribu pasien. Meski demikian, khusus untuk korban jiwa, dipercaya ada lebih dari 190 orang yang meninggal dunia.

Presiden Ekuador, Lenin Moreno, mengatakan setiap harinya terdapat lebih dari 100 jenazah yang diambil oleh pemerintah untuk dimakamkan. Jumlah itu masih belum ditambah keluarga yang menolak jenazah anggota keluarganya dimakamkan.

Baca Juga: Ramalkan Corona Selesai di Akhir Tahun dan Pariwisata Kembali Berjaya, Jokowi: Saya Yakin!

Moreno menduga angka kematian akibat Corona di Provinsi Guayaquil sudah mencapai angka 3500 orang. Untuk itu, dia berencana membangun “kamp khusus” untuk menguburkan jenazah-jenazah korban corona tersebut.

Salah satu langkah yang diambil untuk mengantisipasi lonjakan kematian, pemerintah Ekuador menggunakan kontainer pendingin sebagai rumah sakit publik. Kontainer berpendingin yang panjangnya mencapai 12 meter itu digunakan untuk menyimpan jenazah selagi menunggu persiapan pemakaman..

2.

Mayat dipindah dari rumah sakit

Ekuador
Mayat pasien corona ditempatkan di peti mati kardus | www.rfi.fr

Sebagaimana diberitakan oleh Reuters, petugas medis yang menggunakan alat perindung diri terlihat di Rumah Sakit Teodoro Maldonado Carbo, Guayaquil. Mereka memindahkan jenazah yang terbungkus plastik dari kamar mayat ke kontainer.

Baca Juga: Survei di 6 Negara, Pandemi Corona Akan Berakhir dalam 4 Bulan

“Pandemi ini melebihi kapasitas dari rumah sakit kami,” ujar pernyataan Rumah Sakit Teodoro Maldonado Carbo. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa penyimpanan jenazah di kontainer tersebut sudah sesuai dengan protokol penanganan korban corona.

Tak hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa rumah sakit sudah melakukan penyemprotan disinfektan untuk seluruh area rumah sakit guna menjamin keamanan pasien dan petugas medis yang menangani korban.

3.

Napi membuat peti mati

Ekuador
Ekuador kekurangan peti mati | www.dallasnews.com

Untuk menangani korban meninggal akibat corona, pemerinta Ekuador membutuhkan banyak peti mati. Oleh sebab itu, pemerintah mengerahkan ratusan narapidana dari penjara di Kota Ambato untuk membuat peti mati.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat peti mati itu adalah kayu sitaan penebangan ilegal. Nantinya peti mati yang dibuat oleh para napi ini akan dikirim ke Guayaquil, kota dengan pasien positif corona terbanyak.

Baca Juga: Miris! Dikucilkan Warga Karena ODP Corona, Satu Keluarga di Sulut Terpaksa Hidup di Mobil

“Kementerian Lingkungan Hidup menyumbangkan kayu sitaan yang bisa digunakan untuk tujuan mulia: Memberikan peti mati kayu untuk keluarga yang kehilangan orang-orang terkasih mereka,” ujar Menteri Lingkungan Hidup Ekuador, Juan DeHowitt.

Kota Guayaquil sudah kehabisan peti mati dan banyak mayat yang terbengkalai di jalan. Beberapa ditinggalkan di luar rumah karena warga merasa takut jika membiarkan jenazah tersebut di dalam rumah. Peti mati yang dibuat dari kardus pun menjadi alternatif. Peti mati tersebut merupakan sumbangan dari sejumlah perusahaan swasta.

Artikel Lainnya

Untuk mengatasi lonjakan pasien positif corona, pemerintah memang harus mengambil langkah yang cepat dan tepat. Pasalnya, wabah corona masih terus menyebar sehingga pertambahan jumlah korban setiap harinya bukan hal yang tidak mungkin.

Tags :