Mengenal Sosok Nitri, Pengawal Sukarno yang Menolak Jadi Ajudan Ibu Tien Soeharto
04 Maret 2021 by Heraspati Winarto PutraWanita ini menjadi saksi usai Sukarno tak lagi menjadi presiden Indonesia
Sukarno dikenal memiliki karisma yang sangat membekas di ingatan banyak orang. Beliau banyak meninggalkan kesan kepada orang-orang, terlebih yang pernah dekat dengan dirinya. Salah satunya adalah mantan ajudan Presiden Sukarno, Ni Luh Putu Sugianitri.
Bagaimana kisah pengawal Sukarno yang satu ini? Yuk kita simak
Menjadi Polisi Wanita (Polwan)
Nitri mengawali kariernya sebagai anggota Polwan pada thun 1964. Saat itu, Nitri berusia 16 tahun. Nitri berhasil lulus seleksi dan menjalani Pendidikan di Sukabumi, Jawa Barat. Nitri juga kerap diminta tampil untuk menari di acara-acara kepresidenan.
Baca juga: Persamaan Antara Sukarno dan Fidel Castro
Terpilih menjadi ajudan Presiden Sukarno
Nitri terpilih menjadi ajudan anak-anak Bung Karno setelah Cakra Birawa, pasukan pengawal presiden dibubarkan dan diganti dengan Pengawal kepolisian. Sejak saat itu ia diberikan tanggungjawab yang lebih besar lagi, yaitu menjadi ajudan Sukarno.
Menjadi saksi pasca Sukarno tak lagi menjabat
Nitri diangkat menjadi ajudan Sukarno pasca peristiwa G30S/PKI. Pada saat itu, ia menjadi saksi usai Sukarno tak lagi menjabat sebagai Presiden Indonesia. Menurut Nitri, Bung Karno dilarang berbicara politik, dilarang mengundang tamu, sampai dilarang pergi kemana-mana kecuali hanya di Istana saja.
Baca juga: Misteri Presiden Ke-7 Indonesia Menurut Ramalan Jayabaya
Menolak menjadi ajudan Tien Soeharto
Nitri pernah dimintai untuk menjadi ajudan Tien Soeharto. Namun, tawaran tersebut ditolak olehnya. Dilansir dari Balicitizen, Nitri menolak tawaran tersebut karena sakit hati pernah dituduh menjadi pacar Sukarno.
“Saya diminta jadi ajudan Ibu Tien, saya langsung lari kawin, karena saya tidak mau. Saya tidak mau jadi ajudan Soeharto, saya tau apa yang dia lakukan,” – ujar Nitri dilansir dari Merdeka.
Berikut adalah kisah wanita yang pernah menjadi ajudan Bung Karno, Ni Luh Putu Sugianitri. Adalah sebuah kebanggaan tersendiri tentunya menjadi saksi hidup bapak proklamator hingga setelah tidak menjabat sebagai Presiden Indonesia.