Teka-teki Kasus Mayat dalam Koper Mulai Terkuak, Korbannya Lebih dari Satu?
13 April 2019 by Ade FatimahAkhirnya ditemukan titik terang kasus ini!
Kasus mutilasi mayat dalam koper tak berkepala sampai kini masih terus dilakukan investigasi oleh pihak kepolisian. Kasus mayat Budi Hartono (28) sudah sampai pada tahap ditemukannya bagian kepala mayat tersebut di Kediri. Kepala yang sudah dalam keadaan membusuk dilakukan identifikasi dengan alat dan dikonfirmasi bahwa hasilnya adalah benar merupakan kepala dari korban, Budi Hartono.
Pihak kepolisan kini kembali memberikan update terbaru perkembangan investigasi kasus Budi. Teka-teki kasus mayat dalam koper pun mulai terkuak. Berikut ulasannya dilansir dari laman Detik.com.
Ada dugaan korban lebih dari satu?
Ketika ditemukannya kepala mayat dalam koper oleh kepolisian di Kediri, dugaan korban lebih dari satu pun muncul. Kabid Humas Polda Jatim Kompes Pol Frans, Barung Magera mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memutuskan apakah benar ada korban lainnya selain Budi.
"Kita meyakini bahwa mudah-mudahan ya cuma satu ini aja. Tapi ada lagi kayaknya ini," kata Barung di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (12/4/2019).
Pihak kepolisan belum bisa merinci informasi terkait tempat lokasi penemuan kepala korban tersebut. Barung mengatakan pihaknya sampai sekarang masih mencari barang bukti lainnya di lokasi penemuan kepala. Barung berharap pihaknya bisa menemukan barang bukti seperti alat-alat yang digunakan pelaku untuk mengabisi korban.
"Kepala sudah ditemukan lokasi di Kediri, tapi untuk detailnya kita rahasiakan untuk pengembangan yang lain," lanjut Barung.
Ketika ditanya kepastian dugaan adanya korban lain selain Budi, Barung tidak banyak menjelaskan dan berharap dalam kasus pencarian ini, tak ditemukan mayat lain.
"Mudah-mudahan cuma satu ini saja ya," harap Barung.
Korban dihabisi di warung kopi
Ternyata sebelum mayat korban masukan ke koper, Budi dibunuh oleh pelaku di sebuah warung kopi. Barung mengatakan pelaku melancarkan aksi pembunuhan ini di warung kopi dan setelah itu mayat korban dibuang di suatu tempat di Blitar.
"Ada perkembangan baru yang perlu saya sampaikan untuk meluruskan pemberitaan ini bahwa tadi saya menyebutkan bahwa pembunuhan ini dilakukan di luar daripada Kota Blitar dan itu sudah kita pastikan bahwa yang bersangkutan dieksekusi di warung kopi," ungkap Barung di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (12/4/2019).
Barung juga menjelaskan bagaimana pelaku malancarkan aksinya. Pelaku berinisial AS sampai-sampai menyewa warung kopi tersebut yang berlokasi di Jalan Surya, Kabupaten Kediri. Pelaku sengaja dan telah merencanakan hal ini dari awal.
"Warung kopi disewa oleh AS yang kita tangkap di Jakarta. Itu disewa yang bersangkutan di Jalan Surya Kabupaten Kediri," imbuhnya.
Selain untuk tempat menghabisi nyawa korban, warung kopi tersebut juga menjadi tempat di mana pelaku memutilasi tubuh Budi sampai akhirnya dimasukkan ke dalam koper dan dibuang disemak-semak dekat jembatan tempat ditemukannya oleh warga.
Sampai saat ini penyidik masih bekerja dan melakukan berbagai penyidikan untuk melengkapi locus delicit terkait tempat mana saja yang digunakan korban.
"Tempat inilah di mana almarhum Budi Hartanto menghembuskan nafas terakhir dan di sini juga dilakukan yang namanya mutilasi dan di tempat inilah awal dari locus delicti atau lokus tempat kejadian perkara awal dan sekarang lagi dirangkai oleh penyidik," pungkasnya.
Pelaku ternyata penyuka sesama jenis
Orang terdekat pelaku yakni ibunya juga sempat dimintai keterangan oleh polisi. Diketahui pelaku berinisal AS pernah menikah dengan wanita asal Jawa Tengah sebelumnya.
Dugaan pelaku adalah penyuka sesama jenis tentu membuat ibunda AS tak menduga jika anak laki-lakinya ini mengalami penyimpangan orintasi seksual.
"Mosok to mbak (red: masa sih mbak). Lha dulu pernah nikah sama wanita Jawa Tengah lho. Tapi sudah cerai memang," kata ibu AS, NG (55) saat diwawancarai setelah dimintai keterangan di Mapolresta Blitar, Jumat (12/4/2019).
Diketahui bahwa ibunya sempat bekerja di negeri Jiran. Dia memang pernah mendengar anaknya bergaya seperti wanita ketika dirinya masih di Malaysia.
"Dulu waktu saya masih di Malaysia, memang pernah ada yang cerita kalau anak lelaki saya suka pakai bedak, pakai lipstik pas SMP. Tapi setelah pulang dari Malaysia, ya biasa itu dandanannya," ungkap ibu dari tiga anak ini.
Kasus mutilasi mayat dalam koper, Budi Hartono (28) ini menyeret AS menjadi pelaku. Hasil penyidikan polisi menunjukkan bahwa motif kasus sadis ini dilatarbelakangi oleh masalah asmara.
Pelaku lainnya berinisial AJ juga ditetapkan oleh polisi telah menjalani hubungan asmara dengan korban. Kedua lelaki pelaku mutilasi mayat dalam koper ini telah dikonfirmasi dilatarbelakangi oleh masalah asmara sesama jenis.
Kini teka-teki kasus mutilasi mayat dalam koper mulai terbongkar. Satu per satu masalah terkupas tuntas, terutama ketika terkuak jelas kedua pelaku ini pernah menjalani hubungan asmara dengan korban.