Serba Salah Kondom Dirazia Satpol PP Saat Valentine: Dipakai Salah nggak Dipakai Berbahaya
20 Februari 2020 by Ari SetiantoAndai kondom bisa ngomong, dia pasti bilang “Gue harus gimana sih?” :(
Beberapa hari yang lalu Valentine atau hari Kasih Sayang dirayakan oleh berbagai pasangan di dunia, termasuk di Indonesia. Meski beberapa pihak mengatakan bahwa itu bukan budaya kita, tetap saja tak menyurutkan sebagian orang untuk tidak merayakan bersama pasangannya. Tapi di beberapa daerah di Indonesia, momen ini ‘dirayakan’ oleh Satpol PP dengan menggedor pintu-pintu hotel melati yang sering dipakai buat mesum.
Hal itu dilakukan setidaknya oleh dua daerah seperti Makassar dan Surabaya, yang melakukan razia di hari Valentine untuk menghindari hal-hal negatif terjadi di kalangan masyarakat. Alhasil beberapa pasangan berhasil diciduk bersama dengan kondom yang disita.
Namun kondom yang disita ini justru menuai kritikan dari netizen. Bahkan penjualannya yang harus dipantau dirasa kurang tepat. Bukannya alat kontrasepsi ini diciptakan memang untuk menghindari penyakit seksual menular hingga kehamilan di luar nikah, ya?
Penjualan kondom dipantau saat Valentine
Pada Kamis (13/02/2020), Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb melarang anak-anak remaja merayakan Valentine karena itu bukan budaya kita. Namun jika ada anak muda yang ingin merayakannya, dia meminta untuk memberi santunan kepada yang membutuhkan.
Baca juga: Walkot Makassar Edarkan Larangan Rayakan Valentine, Satpol PP Akan Pantau Penjualan Kondom
"Berikanlah santunan kepada kaum dhuafa, memberi makan kepada kaum miskin, memberi makan kepada anak-anak terlantar, mengunjungi panti-panti jompo, isi dengan hal-hal yang positif. Bukan kepada pesta hura-hura yang mengarah kepada seks bebas dan lain sebagainya," kata Iqbal dikutip dari Detik.com.
Di sisi lain, Iqbal juga mengatakan bahwa Pemkot Makassar akan memperketat penjualan kondom di supermarket. Satpol PP pun dikerahkan untuk memantaunya.
"Kita membatasi penjualan kondom. Jadi tidak dipajang di tempat vulgar di minimarket sehingga gampang terlihat. Harus disimpan di tempat tersembunyi, sehingga kalau ada yang mau beli bertanya dulu kepada kasir, dan tentu saja harus memperlihatkan KTP. Kita tetap akan pantau, satpol PP akan memantau," tegasnya.
Baca juga: Tergiur Diskon Murah WO, Pasangan Ini Bayar Rp60 juta Cuma Dapat Buket dan Bunga Kering
Satpol PP Surabaya sita kondom saat ‘obok-obok’ hotel melati dan penginapan
Untuk mencegah hal-hal negatif yang terjadi di kalangan masyarakat saat Valentine, Satpol PP Surabaya melakukan razia gabungan di hotel-hotel melati. Petugas gabungan pun menyasar hotel dan tempat penginapan untuk mengantisipasi tindakan yang melanggar norma masyarakat.
"Operasi gabungan ini dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi tindakan-tindakan negatif yang dilakukan masyarakat di hari Valentine. Seperti menyalahgunakan atau mendefinisikan hari Valentine dengan tindakan-tindakan yang tidak sesuai norma atau melanggar asusila," ujar Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara dikutip dari Kompas.com (14/2/2020).
Ada nilai positif dari pasangan mesum yang kena gerebek
Apakah kamu menyadari bahwa pasangan yang kena gerebek di Surabaya itu sudah membawa kondom? Ya, meskipun berbuat mesum itu tidak bisa dibenarkan, tapi mereka benar-benar sadar akan pentingnya safe sex. Hal itu dibuktikan dengan temuan kondom saat itu.
Baca juga: Satpol PP Surabaya Gerebek Pasangan Mesum dan Sita Alat Kontrasepsi, Netizen: Urusan Privat!
Padahal, zaman dulu sepertinya peranan kondom bisa dikatakan sangat kurang. Sehingga banyak pasangan yang belum menyadari akan pentingnya safe sex. Akhirnya, ada yang kena penyakit menular, hamil di luar nikah, hingga nekat lakukan aborsi. Tentu ini sangat menyedihkan.
Itulah kenapa di beberapa momen seperti hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember, beberapa organisasi atau kalangan tertentu sering melakukan bagi-bagi kondom gratis. Tujuannya adalah untuk menghindari penyakit seks menular dan menganjurkan para pasangan melakukan seks secara aman.
Adanya kondom jadi seperti serba salah
Kamu setuju nggak, kalau bagi masyarakat Indonesia kondom itu masih dinilai sangat tabu? Apalagi untuk generasi boomer. Jadi melihat dua kasus seperti di atas, rasanya peranan kondom ini jadi serba salah. Mereka diciptakan agar para pasangan aman dari kehamilan yang tak diinginkan serta penyakit menular seksual. Tapi di sisi lain, kondom juga akan disita sebagai alat bukti ketika ada pasangan mesum.
Baca juga: Penggerebekan Pasangan Mesum Demi Tegakkan Moral, Bikin Manusia Lupa Martabatnya!
Mungkin ini juga menjadi PR bersama. Bahwa, sudah saatnya untuk berpikir lebih terbuka akan pentingnya safe sex. Sebab tak ada yang mau terkena penyakit menular. Atau hamil karena ‘kecelakaan’ lalu aborsi. Ini pasti menjadi penyesalan dan masalah lagi karena tidak adanya pencegahan sebelumnya seperti memakai kondom.
Pentingnya pendidikan seks sejak dini
Pendidikan seks sejak usia dini tampaknya menjadi problematika tersendiri. Beberapa kalangan mengatakan setuju akan hal ini karena anak butuh mengenal dirinya secara utuh sejak kecil. Di sisi lain, ada pula yang menganggap pendidikan seks justru ‘meracuni’ anak kepada hal-hal yang tidak diinginkan. Lalu bagaimana baiknya?
Memang akui saja kalau masih ada orangtua yang menganggap seks itu adalah hal yang tabu. Padahal pendidikan seks sejak dini justru bisa menghindari anak dari hubungan seks berisiko serta pelecehan seksual yang bisa saja menimpa mereka.
Baca juga: Viral Penggerebekan Pasangan Mesum di Tenda, Selimut Ditarik Sampai Bagian Tubuh Terlihat
"Anak-anak kita tidak mendapat pendidikan seksual sejak dini. Sementara orang yang mengincar anak ada di sekelilingnya. Ketika terjadi pelecehan seksual, anak yang tidak tahu menganggap hal itu bukan masalah," kata Dokter Boyke dikutip dari Kompas.com.
Nggak kalah penting lagi, pendidikan seks bisa menghindari anak terjerumus ke dalam lingkaran seks bebas, kehamilan di usia dini, pemerkosaan, hingga penularan penyakit seksual.
"Kasus aborsi yang tidak aman per tahun menyumbang angka kematian ibu. Itu karena mereka kurang mendapat pendidikan seks," jelas Boyke.
Baca juga: Lagi Dimabuk Asmara, Pasangan Remaja Ini Nekat Mesum di Lapangan Saat Siang Bolong
Selain itu, dengan pendidikan seks anak juga bisa melindungi dan memahami organ intimnya sejak dini. Sehingga, anak pun tahu bagaimana cara bergaul yang sehat dan cara merawatnya dengan benar.
Melihat negara tetangga dalam memperlakukan kondom
Kalau boleh melihat bagaimana negara tetangga dalam menyikapi kondom, pemerintah Thailand sendiri terang-terangan telah mengkampanyekan kondom untuk mencegah HIV dan menurunkan angka kehamilan pada remaja.
Tapi ingat, ya. Pemerintah Thailand bukan bermaksud menyuruh warganya melakukan seks bebas. Tapi, mereka ingin warganya tidak malu lagi membeli, membawa, dan memakainya demi alasan kesehatan.
Baca juga: Dikira Masih Gadis, Pria Ini Baru Sadar Telah Perkosa Nenek 51 Tahun di Semak-Semak
"Para remaja tidak perlu takut atau malu untuk membeli kondom. Masyarakat juga harus menerima jika remaja perempuan mau membeli kondom, sehingga angka kehamilan remaja dapat ditekan," ujar Menteri Kesehatan Thailand, Thongchai Lertwilairattanapong kala itu dikutip dari CNN Indonesia (15/02/2016).
Kalau ditanya seberapa efektif kondom mencegah penyakit menular
Ya, meski masih dianggap tabu oleh beberapa orang di Indonesia. Tapi faktanya dalam urusan pencegahan penyakit menular kondom dinilai cukup efektif. Apalagi bagi mereka yang doyan gonta-ganti pasangan, wajib banget untuk memakai kondom.
Baca juga: Diiming-imingi Uang Rp10 Ribu dan Durian, 2 Kakek Kompak Cabuli Bocah di Bawah Umur
Tapi khusus untuk HIV, memang masih ada risiko penularan meski sudah memakai kondom. Hal ini dikatakan karena pori-pori yang cukup besar. Sehingga risiko penularan juga terbuka.
"Untuk HIV (human immunodeficiency virus), (efektivitas kondom) dikatakan 80-90 persen oke. Sisanya masih berisiko tertular," terang Dr Andrie Ronggani, Sp OG (Obstetri dan Ginekologi) dikutip dari Kompas.com (22/07/2017).
Menurut kamu bagaimana terkait posisi kondom yang seakan serba salah ini? Kalau dipakai juga bisa salah seperti kasus pasangan mesum yang di Surabaya itu. Tapi kalau nggak dipakai juga berbahaya. Baiknya kita kembali lagi ke alasan mengapa kondom diciptakan, yakni untuk kepentingan kesehatan dalam hal penularan penyakit seksual, mencegah kehamilan, dan lainnya.
Tapi memang perilaku seks bebas, pasangan mesum yang belum nikah, dan lainnya tetap tidak bisa kita benarkan. Di Indonesia sendiri terdapat kode moralitas tertentu yang berisiko jika dilanggar. Tapi bukan berarti untuk mencegah seks bebas maka satpol pp perlu merazia kondom. Alat kontrasepsi ini juga dibutuhkan untuk melindungi masyarakat agar tak tertular penyakit dan menekan angka kehamilan remaja.
Nah, bingung ‘kan? Kalau menurut kamu sendiri bagaimana?