Miris! Gajah Berkaki Buntung Ditemukan Mati dalam Kubangan, Kondisinya Mengenaskan

Gajah dita ditemukan mati
Gajah dita ditemukan mati | www.antaranews.com

Gajah Dita ditemukan mati di kubangan

Seekor gajah liar di Bengkalis, Riau ditemukan mati di sebuah kubangan. Gajah berkaki buntung bernama Dita itu diduga mati karena sakit. Saat ditemukan, bagian isi perut gajah Dita sudah pecah. Diperkirakan gajah Dita sudah meninggal antara 4-5 hari sebelum ditemukan.

Gajah Dita pada tahun 2014 silam harus kehilangan telapak kaki kirinya karena terkena jeratan. Luka di kaki gajah Dita saat itu sudah diobati oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan kondisi kaki gajah Dita pun sempat membaik.

1.

Ditemukan mati di kubangan

Gajah dita ditemukan mati
Gajah Dita saat ditemukan sudah dalam keadaan membusuk | www.liputan6.com

Dilansir dari Kompas.com, Senin (7/10/19), seekor gajah sumatra (Elephas Maximus) liar ditemukan mati di kawasan hutan Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (7/10/19).

Gajah Dita pertama kali ditemukan oleh warga setempat. Kondisi tubuh gajah Dita saat itu sudah membusuk di dalam sebuah kubangan.

Baca juga: Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena ISPA

"Lokasi (bangkai gajah) di Jalan Bengkalis Balai Raja, Pinggir," kata pegiat lingkungan dari Rimba Satwa Foundation (RSF), Solfarina, ketika dihubungi dari Pekanbaru, Senin, (7/10/2019).

Gajah Dita diperkirakan sudah mati selama 5 hari sebelum ditemukan. Hal ini ditandai dengan bagian dalam perut gajah sudah dalam keadaan pecah.

"Perkiraan kematian, identifikasi diperkirakan sudah lima hari. Hasil lengkap nanti setelah tim medis melakukan nekropsi untuk memastikan penyebab kematiannya," ujar Kepala BBKSDA Riau, Suharyono.

Baca juga: 4 Kisah Miris Orangutan yang Dijadikan Budak Seks hingga Kepalanya Dipenggal

2.

Diduga mati karena sakit

Gajah dita ditemukan mati
Gajah Dita mati dalama kubangan | riaulantang.com

Dilansir dari Liputan6.com, Selasa (8/10/19), beberapa hari lalu, jalan gajah betina ini gontai seolah tak sanggup membawa badan bongsornya berjalan. Dia tak mau keluar dari green belt atau kawasan hijau di Suaka Margasatwa Balai Raja, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Lalu ada laporan dari warga tentang penemuan gajah mati, tim BBKSDA hingga Riau Satwa Foundation bersama Himpunan Penggiat Alam (HPA) langsung mengecek ke lokasi. Dilihat dari ciri-cirinya, gajah mati tersebut dipastikan adalah gajah Dita.

Gajah Dita yang memiliki ciri-ciri kaki kiri depan buntung itu langsung dikenali tim BBKSDA. Gajah Dita dipastikan mati bukan karena hasil perburuan. Gajah Dita memang tak memiliki gading dikarenakan gajah betina. Di tubuh gajah Dita juga tak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau bekas benda tajam.

Baca juga: Hope, Orangutan yang Diberondong 74 Peluru Kini Kondisinya Masih Mengkhawatirkan

“Saat ditemukan tidak ada caling atau gading, dan tidak ada ditemukan bekas benda tajam atau kekerasan fisik pada tubuh gajah,” terang Suharyono.

3.

Perjuangan gajah Dita

Gajah dita ditemukan mati
Gajah Dita saat masih hidup | www.liputan6.com

Pada tahun 2014 silam, gajah Dita ditemukan dengan bagian telapak kaki kiri yang sudah putus karena terkena jerat. Hal ini membuat gajah Dita menjadi pincang. Saat itu luka di telapak kaki gajah Dita sangat parah hingga harus dilakukan pengobatan secara berkala hingga tahun 2017.

"Darah diperlukan untuk general check up agar dapat diketahui kondisi Dita secara menyeluruh," terang Suharyono.

Setelah pengobatan terakhir di tahun 2018 lalu, kondisi gajah Dita berangsur membaik. Sayangnya di awal Oktober 2019 lalu, kondisi gajah Dita terlihat tak sehat dan terus memburuk. Terakhir kali terlihat, gajah Dita tampak gontai menopang tubuhnya hingga pada akhirnya ditemukan mati di dalam kubangan.

Artikel Lainnya

Suaka Margasatwa Balai Raja Riau, merupakan daerah konservasi gajah sumatera. Setiap tahun, hutan di Balai Raja terus menyusut dikarenakan perambahan liar. Para perambah juga kerap memasang jerat yang bisa membahayakan para gajah di daerah konservasi.

Tags :