Miris! Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena ISPA

Miris! Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena Ispa
Miris! Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena Ispa | sains.kompas.com

Orangutan butuh bantuan vitamin.

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumah wilayah Sumatera dan Kalimantan telah menimbulkan kabut asap yang yang memengaruhi kesehatan pernapasan manusia. Tapi tidak hanya itu, dengan susunan DNA yang mirip, dampak kabut asap yang timbul akibat Karhutla juga mempengaruhi kesehatan pernapasan orangutan.

Partikel debu dan zat karbon yang dihasilkan dari sisa Karhutla dapat masuk ke dalam saluran pernapasan. Hal itu dapat menyebabkan reaksi alergi yang bisa memicu infeksi pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia pada manusia serta orangutan.

Miris! Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena Ispa
Orangutan | media.npr.org

Dilansir dari Kompas.com, Senin (23/9/2019), Jamartin Sihite, Ketua Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada 37 orangutan di yayasannya yang terkena penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dari jumlah tersebut, 31 di antaranya adalah orangutan muda berusia di bawah empat tahun.

"Sudah sekitar tiga bulan terpapar kabut asap. Kalau manusia bisa pakai masker, tapi kalau orangutan 'kan tidak bisa. Jadi tidak heran kalau mereka sakit, DNA-nya hampir sama, penyakitnya juga sama dengan manusia," ujar Jamartin, seperti dikutip Kompas.com dari Deutsche Welle Indonesia.

Baca juga: Heboh Fenomena Langit Merah di Muaro Jambi, Apa yang Terjadi?

Jamartin lebih lanjut mengatakan, di dalam kawasan pusat rehabilitasi orangutan yang dikelola Yayasan BOS tidak ada yang terbakar, baik yang berada di Kalimantan Timur maupun Kalimantan Tengah.

Namun ia mengaku jika api sempat membakar sedikitnya 80 hektare lahan gambut di sekitar lokasi rehabilitasi. Saat ini api telah dapat dipadamkan dan masih dalam tahap pendinginan lahan.

Miris! Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena Ispa
Orangutan Terkena Ispa | asset.kompas.com

Tim BOS kini masih melakukan patroli dan pengawasan terhadap kemungkinan munculnya titik api untuk mencegah terjadinya kebakaran di seluruh wilayah kerjanya.

Selain itu, Jumartin juga mengungkapkan bahwa untuk mencegah Karhutla, pihaknya telah membuat sekitar 30 sumur bor di wilayah lahan gambut di sekitar area pusat rehabilitasi, agar bisa digunakan memadamkan api dengan cepat.

Baca juga: Hujan Tiba-tiba Turun di Kalimantan Tengah, Satgas Karhutla: Terima Kasih ya Allah!

Terkait apa yang paling dibutuhkan timnya untuk menghadapi kondisi saat ini, Jamartin mengatakan bahwa para staf yang bertugas memerlukan masker untuk dipakai dalam aktivitas keseharian. Selain itu, pihaknya juga membutuhkan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh orangutan.

"Selain itu kami juga butuh vitamin untuk orangutan, ini juga sama dengan vitamin untuk manusia. Karena kalau orangutan kondisi badannya sehat dia bisa lebih tahan terhadap perubahan ikllim dan pengaruh lingkungan sekitar," ujar Jamartin.

Baca juga: Tinjau Lokasi Karhutla, Kapolri Keheranan Karena Hal Ini

Miris! Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena Ispa
Miris! Kabut Asap Karhutla Tak Kunjung Reda, 37 Orangutan Terkena Ispa | images.squarespace-cdn.com

Selain masker dan vitamin, Jamartin mengungkapkan bahwa pihaknya juga membutuhkan pompa air bertekanan tinggi untuk memadamkan api di lahan gambut.

"Karena kebakaran lahan gambut terjadi di bawah, jadi dari atas kelihatan oke, tapi ternyata di bawah masih ada bara api. Karena itu butuh pompa air yang bertekanan tinggi agar bisa sampai ke bawah untuk memadamkan api," katanya.

Artikel Lainnya

Yayasan BOS adalah organisasi non-profit untuk konservasi orangutan di Kalimantan beserta habitatnya. Sejak didirikan pada tahun 1991, kini BOS telah merawat lebih dari 500 orangutan di dua pusat rehabilitasi dan mempekerjakan 440 karyawan.

Tags :