Selain Hope, Ini 4 Kisah Miris Orangutan yang Dijadikan Budak Seks hingga Kepalanya Dipenggal

Orangutan korban pembantaian
Orangutan korban pembantaian | www.instagram.com

Ulah manusia tak beradab.

Kisah orangutan bernama Hope sempat menuai simpati dan perhatian dari masyarakat Indonesia. Orangutan ini sempat menjadi korban kekejaman manusia. Tubuhnya ditembaki dengan 74 peluru oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo mengatakan, Hope masih dalam perawatan intensif tim medis Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara.

“Berdasarkan laporan tim kesehatan, hari ini Hope sudah mau makan walau belum banyak, kondisi agak membaik, tapi dokter masih membahas proses penanganan patah tulangnya, karena ada bagian tulang yang patah,” jelas Sapto Aji.

Tapi ternyata kasus serupa tidak hanya dialami oleh Hope saja. Faktanya masih banyak oknum tidak bertanggung jawab lainnya yang melakukan penganiayaan terhadap orangutan. Berikut ini 4 kisah miris orangutan akibat kekejaman manusia.

1.

Orangutan dirantai ditempat tidur untuk dijadikan budak seks

Orangutan korban pembantaian
Orang utan dijadikan budak seks | www.suara.com

Kisah orangutan bernama Pony ini mungkin juga tidak kalah mirisnya dengan nasib Hope. Bagaimana tidak, orangutan ini malah dijadikan pelacur oleh orang-orang yang tidak mempunyai hati nurani.

Dilansir dari Mirror.co.uk melalui Suara.com, Pony yang malang dirantai di tempat tidur, bulu-bulunya dicukur setiap hari dan dipaksa untuk berhubungan seks dengan lelaki.

Pony dieksploitasi dan menjadi 'mesin uang' bagi pemiliknya. Tapi untungnya saja ia bisa diselamatkan oleh The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Setelah itu Pony diselamatkan di tahun 2003 silam.

2.

'Rumah' orangutan dibakar

Orangutan korban pembantaian
'Rumah' orang utan dibakar | www.instagram.com

Kisah malang orangutan yang lainnya juga sempat terjadi di tahun 2015. Rumah (hutan) orangutan dibakar oleh oknum yang tidak punya hati nurani. Seekor induk orangutan dan anaknya berhasil selamat dari pembakaran hutan itu.

Saat diselamatkan oleh International Animal Rescue, induk dan bayi orangutan tersebut masih saling berpelukan. Saat itu mereka dipastikan mengalami trauma dan kekurangan gizi.

Tim International Animal Rescue (IAR) mengatakan bahwa dua primata ini diselamatkan tepat pada waktunya. Dan mirisnya lagi stok susu si induk tidak cukup untuk memberi makan bayinya. Pergelangan tangan induk orangutan ini juga luka karena tali yang mengikatnya.

3.

Orangutan diburu dan dianiaya di Kalimantan

Orangutan korban pembantaian
Orang utan diburu dan dianiaya di Kalimantan | www.bbc.com

Pada tanggal 31 Januari 2018 polisi sempat mengamankan oknum yang memenggal dan menembak orangutan di Kalimantan. Pelaku juga sempat menembaki orangutan tersebut sebanyak 17 kali.

Dilansir dari BBC.com, bangkai orangutan itu dalam kondisi yang sangat miris dengan kepala terpenggal, penuh dengan luka dalam, dan dengan tangan yang hampir putus.

Tanda itu menunjukkan hewan ini mengalami penyiksaan sebelum dibunuh. Diperkirakan bangkainya terendam di sungai selama dua hari sebelum ditemukan masyarakat.

"Orangutan itu diusir, tapi melawan, ditembak dengan senapan angin, tapi nggak mati-mati. Kemudian temannya satu lagi menggunakan parang dari belakang," ujar Pambudi Rahayu, juru bicara Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah.

Artikel Lainnya
4.

Orangutan diberondong dengan 130 peluru

Orangutan korban pembantaian
Orangutan diberondong dengan 130 peluru | www.merdeka.com

Di bulan Februari 2018 hal serupa juga dialami oleh orangutan satu ini. Warga menemukan bangkai orangutan dalam keadaan yang sangat tragis. Orangutan tersebut ditemukan tewas pada tanggal 6 Februari 2018.

Hasil autopsi ditemukan 130 peluru senapan angin, 19 luka menganga, 2 mata buta karena peluru yang bersarang serta telapak kaki kiri hilang diduga akibat sabetan senjata tajam.

"Jadi kami cuma bisa mengangkat 48 butir peluru. Tidak mungkin semua, 130 peluru kami ambil. Karena begitu banyak bagian tubuh yang mesti kami cincang-cincang dalam tubuh orangutan itu," ungkap Direktur Centre of Orangutan Protection, Hardi Baktiantoro.

Selain itu, dari autopsi ditemukan 3 biji sawit di pencernaan orangutan itu. Hal ini kemungkinan besar dirinya sangat kelaparan karena di habitannya sudah tak ada makanan.

"Itu mematahkan teori orangutan tidak makan biji sawit. Itu artinya, orangutan ini sangat kelaparan," tambah Hardi.

Kasus pembantain terhadap orangutan ini memang sesuatu yang sangat keji. Orangutan sejatinya adalah makhluk yang dilindungi oleh pemerintah karena keberadaannya yang semakin langka. Semoga ke depannya orang-orang yang melakukan aksi keji ini segera mendapatkan hukuman yang setimpal.

Tags :