Kematian Gajah Hamil di India Sulut Kemarahan Netizen Dunia, Bukti Manusia Lebih Kejam dari Corona?

Kematian gajah hamil di India bikin netizen geram
Kematian gajah hamil di India bikin netizen geram | keepo.me

Apakah manusia nggak bisa hidup damai berdampingan dengan alam?

Berita kekejaman manusia atas hewan sepertinya memang tidak ada habisnya. Seekor gajah hamil yang tengah kelaparan mati setelah diberi makan nanas berisi petasan oleh warga di Kerala, India. Gajah itu mati dalam kondisi berdiri dan mulutnya terluka saat menelan petasan.

Insiden memilukan itu diketahui oleh seorang petugas hutan di distrik Malapupuram, Kerala Utara, yang menceritakan insiden itu melalui akun Facebooknya.

മാപ്പ്... സഹോദരീ .. മാപ്പ് ... അവൾ ആ കാടിന്റെ പൊന്നോമനയായിരുന്നിരിക്കണം. അതിലുപരി അവൾ അതിസുന്ദരിയും സൽസ്വഭാവിയും...

Dikirim oleh Mohan Krishnan pada Sabtu, 30 Mei 2020

“Gajah ini mempercayai orang-orang itu. Ketika nanas dimakan, petasan dalam nanas itu meledak. Gajah itu pasti kaget, dia pasti tidak memikirkan dirinya sendiri namun dia memikirkan bayi dalam kandungannya yang akan dilahirkan dalam 18 – 20 bulan mendatang,” kata petugas kehutanan, Mohan Krishnan.

Dengan kondisi mulut dan lidah terluka, gajah itu berjalan memutari desa dalam kondisi sakit karena luka bakar dan kelaparan. Luka itu membuat si gajah tak bisa makan apapun.

“Gajah itu tidak melukai satu pun manusia, bahkan ketika dia kesakitan berjalan di area desa. Dia tidak merusak satu pun rumah warga. Untuk itulah saya menyebut gajah ini penuh dengan kebaikan,” kata Krishnan, dalam unggahan di Facebook, seperti di kutip Tempo.co.

Selanjutnya gajah malang itu berjalan ke sungai Velliyar dan berdiri di tengah air sungai yang mengalir. Dari foto yang diunggah Krishnan, gajah itu mati dalam posisi berdiri di tengah sungai dengan mulut dan belalainya terendam air untuk mengurangi sakit yang tak tertahankan.

Krishnan menambahkan bahwa petugas jaga kehutanan mengerahkan dua orang pawang gajah agar mau membujuk gajah malang tersebut keluar dari sungai. Tapi gajah itu menolak. Setelah berjam-jam upaya menyelamatkan gajah itu tak membuahkan hasil, gajah tersebut mati pada 27 Mei 2020 pukul 4 sore dalam posisi berdiri di tengah aliran air sungai.

Respon netizen atas kematian si gajah yg sedang hamil dan kelaparan

Gajah hamil mati di sungai
Gajah hamil mati di sungai | www.thequint.com

Unggahan Mohan Krishnan mengenai kematian gajah hamil di Facebook menjadi viral dan menyita perhatian berbagai media dan netizen di seluruh dunia. Terlebih di tengah pandemi corona saat ini, kita sedang mengevaluasi keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling bisa bertahan di tengah berbagai pandemi global. Tapi di satu sisi keberadaan manusia juga mengancam entitas lainnya seperti hewan maupun alam yang berada di sekitarnya.

Seperti kasus kematian gajah hamil di India yang menyulut kemarahan netizen dunia. Situasi ini memang memiriskan hati karena kematian si gajah hamil disebabkan oleh ulah manusia dan seharusnya bisa dihindari. Situs 9GaG turut memuat berita itu di Facebook dan postingannya mendapatkan 3,3 ribu komentar dan 11 ribu kali dibagikan.

Dari postingan di Situs 9GaG itu, kita bisa dilihat berbagai komentar netizen dari berbagai belahan dunia dan mayoritas mengecam matinya gajah hamil di India itu. Salah satu komentar yang mendapat tanggapan terbanyak datang dari Ali Cervantes. Menurutnya apa yang terjadi pada si gajah yang tengah hamil sudah di luar batas manusia.

Baca juga: Terkutuk! Gajah Hamil Tewas Usai Diberi Nanas Berisi Petasan, Mati dalam Posisi Berdiri.

Komentar yang menunjukkan simpati pada si gajah
Komentar yang menunjukkan simpati pada si gajah | keepo.me

“Mengapa seseorang bisa berpikir tentang hal yang begitu jahat? Hatiku hancur ? binatang tidak pantas mendapatkan perlakuan ini karena begitu polos dan manusia begitu kejam ? Beristirahatlah dengan tenang gajah dan bayi yang manis, kami memang tidak pantas untukmu.”

Komentar lain yang tak mengiris hati juga datang dari akun Facebook Amber Wallace. Menurut Amber, dirinya sampai tidak mengerti bahwa sampai ada orang yang tega berbuat seperti itu.

“Maaf, itu terjadi padamu. Mengapa orang begitu kejam terhadap binatang, mereka memiliki hak yang sama dengan yang kita lakukan untuk menempati bumi. Kita telah mengambil alih segalanya tanpa meninggalkan ruang untuk hidup mereka. Tuhan mengampuni kita karena kita begitu egois. Kasihan kamu, kamu pasti sangat menderita.”

Berbagai ilustrasi untuk penghormatan pada si gajah. Bikin sedih

?

Dikirim oleh 9GAG pada Rabu, 03 Juni 2020

Respon netizen atas tragisnya kematian si gajah hamil tak hanya dalam bentuk teks. Netizen yang memiliki skill ilustrasi menampilkan berbagai gambar yang menyayat hati untuk menghormati si gajah. Masing-masing gambar mewakili perasaan banyak orang yang merasa tersakiti dengan peristiwa itu.

Salah satunya dari Karan Acharya, yang menampilkan ilustrasi gajah berdarah di atas sungai. Ilustrasi yang diposting Karan di Twitter ini mendapatkan love sebanyak 21.8 ribu dan re-tweet sebanyak 6.2 ribu. Gambar itu direspon ratusan komentar yang mengutuk peristiwa itu.

Baca juga: Birahi Tak Tersalurkan, Gajah Liar Rusak Pemukiman Warga hingga Tewaskan Anggota TNI.

Uday Mohite, seorang ilustrator asal Mumbai, juga menampilkan ilustrasi yang gak kalah memiriskan hati. Hasil goresannya menampilkan perpaduan kontras di sekitar si gajah yang berwarna gelap dengan warna cerah di sekitar bayi gajah yang dicitrakan terbakar. Postingan Uday Mohite banyak diapresiasi karena sampai dimuat di situs 9GAG dan Bored Panda.

And still, we have the audacity to ask why nature is Angry with us!!! #pregnant #elephant #stopanimalcruelty #saveanimals ?

Dikirim oleh Uday Mohite pada Rabu, 03 Juni 2020

Sejatinya terdapat berbagai ilustrasi lain yang tak kalah mengiris hati. Meski kejadian itu terjadi di India, peristiwa itu mendapatkan banyak respon dari berbagai orang di banyak negara karena sifatnya universal. Pasalnya konflik manusia dan hewan bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di India, termasuk Indonesia.

Baca juga: Kena Karma Instan! Pemburu Cula Badak Ini Tewas Diinjak Gajah Lalu Dimangsa Singa.

Konflik antara manusia dan satwa yang tak berujung

Konflik antara manusia dan satwa yang tak berujung
Konflik antara manusia dan satwa yang tak berujung | ksmtour.com

Konflik antara manusia dengan satwa atau gajah memang rentan terjadi khususnya di wilayah yang masih memiliki kawasan hutan atau perkebunan. Apa yang terjadi di Malapupuram, Kerala Utara, India, juga terjadi di Indonesia khususnya di wilayah yang menjadi pusat sebaran gajah. Menutip dari World Wildlife Fund (WWF), salah satu penyebabnya adalah menyempitnya areal jelajah gajah yang berubah menjadi lahan hutan tanaman, perkebunan, dan pemukiman.

Dilihat dari kacamata gajah, tindakan yang dilakukannya saat melewati perkebunan masyarakat bukanlah kesalahan, karena lokasi itu merupakan wilayah jelajah secara turun-temurun. Sementara dari kacamata manusia, mereka membuka lahan atau pemukiman untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Sayangnya ketika membuka lahan, orang-orang jarang memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan fungsi suatu kawasan atau lahan yang hendak dibuka itu. Sejatinya konflik itu bisa dicegah seandainya manusia memperhatikan rambu-rambu itu. Selain itu, saat memasuki suatu kawasan terlebih membukanya untuk perkebunan dan pemukiman, masyarakat seharusnya juga mencari tahu dan mencoba lebih memahami keberadaan dan perilaku satwa termasuk gajah.

Ketidaktahuan atas hal itu memicu konflik antara manusia dan gajah yang sering terjadi di Provinsi Riau maupun daerah-daerah lain yang memiliki kantong gajah seperti Aceh dan Lampung. Sebuah pertanyaan kerap muncul, “Mengapa gajah masuk ke kota padahal sudah tidak ada hutan lagi?” Hal ini kerap terjadi karena merupakan jalur tradisional gajah dan mereka sedang mencari kebutuhan makanan yang harus dipenuhi.

Pemahaman mengenai konflik antara manusia dan satwa atau gajah memang harus dipahami masyarakat yang bersinggungan dengan habitat hewan. Pemahaman atas konflik bisa membantu masyarakat mencegah konflik lebih dini.

Artikel Lainnya

Sebagai orang yang hidup di negara tropis dengan belantara hutan tentu kita mengharapkan adanya hubungan yang harmonis antara manusia dan satwa. Masing-masing bisa menempati ruangnya dan manusia bisa lebih mawas diri untuk berinisiatif membangun sistem terpadu pencegahan konflik. Konflik antara manusa dan satwa cenderung lebih merugikan satwa karena membuat populasi mereka menurun dan ruang gerak menjadi lebih sempit. Sebagai spesies yang menguasai dunia, sudah sepatutnya manusia menjaga stabilitas dan menjamin kelangsungan hidup spesies lainnya.

Tags :