Kisah Miris Dibalik Karhutla, Bayi di Palembang Meninggal Diduga Karena ISPA

Kisah Miris Dibalik Karhutla, Bayi di Palembang Meninggal Karena Ispa
Ilustrasi: kebakaran hutan dan lahan di Sumatera. | bisnis.tempo.co

Dampak kabut asap karhutla di Sumatera semakin terasa, satu bayi dikabarkan meninggal diduga karena ISPA.

Seorang bayi berusia empat bulan meninggal dunia setelah menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Palembang, Sumatera Selatan pada Minggu (15/9).

Kasus meninggalnya bayi ini diduga karena bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin parah di sejumlah wilayah Pulau Sumatera beberapa waktu terakhir.

Lalu, bagaimana kisah pelik bayi meninggal diduga akibat dampak asap karhutla ini? Berikut laporannya.

1.

Kabut asap menyelimuti Desa Talang Buluh

Kisah Miris Dibalik Karhutla, Bayi di Palembang Meninggal Karena Ispa
Kabut asap menyelimuti Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (4/9/2019). | elshinta.com

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin (16/9), bayi yang diketahui bernama Elsa Pitaloka tinggal bersama dengan kedua orang tuanya di Desa Talang Buluh, Banyuasin.

Desa yang kurang lebih ditinggali 800 kk itu memang sejak beberapa hari terakhir selalu diselimuti kabut asap akibat karhutla yang semakin meluas

Kepulan asap yang tak kunjung hilang berdampak pada kesehatan sejumlah warga termasuk Elsa, yang akhirnya mengalami gangguan kesehatan berupa sesak napas sejak Sabtu (14/9).

Orang tua Elsa pun berusaha membawa bayinya ke rumah sakit karena kondisi yang makin memburuk. Elsa sempat dibawa ke RSUD Pratama Sukajadi Banyuasin sebelum akhirnya dirujuk ke RS Ar-Rasyid Palembang karena keterbatasan alat.

Baca Juga: Serem, Ini Video Detik-Detik Mortir Bekas Perang Dunia Meledak di Mako Brimob Semarang!

2.

Elsa dinyatakan meninggal dunia

Kisah Miris Dibalik Karhutla, Bayi di Palembang Meninggal Karena Ispa
Bayi bernama Elsa dinyatakan meninggal usai terkena ISPA. | sumsel.tribunnews.com

Sayangnya, usaha orang tua Elsa agar bayinya sembuh berakhir dengan pelik. Elsa dinyatakan meninggal pada Minggu (15/9) pukul 18.35 WIB.

Perangkat Desa Talang Buluh, Agus Darwanto menjelaskan jika Elsa sudah mendapatkan perawatan sementara di IGD RS Ar-Rasyid. Dugaan saat itu, Elsa terkena ISPA hingga harus mendapatkan bantuan alat pompa pernapasan.

“Sekitar 11.30 (WIB) dibawa ke Ar-Rasyid, dilarikan ke IGD. Dikasih bantuan sementara,”

Sayangnya, alat bantu tersebut juga tidak ada di RS Ar-Rasyid dan harus di rujuk ke RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Selama proses pengurusan administrasi tersebut, Elsa mengalami drop hingga akhirnya meninggal dunia.

“Selagi menunggu itu Elsa dirawat dulu di IGD Ar-Rasyid, sambil dikasih perawatan alat oksigen. Sudah hampir magrib dapat kabar kalau sudah bisa dirujuk ke RSMH. Tapi pas lagi siap-siap, Elsa ngedrop, kata dokter gagal pernapasan sampai enggak ada lagi (meninggal) pukul 18.35 sebelum dirujuk,” jelas Agus.

Baca Juga: Heboh Alat Ukur Kualitas Udara Tunjukkan Level 'Tinggalkan Riau', Begini Penjelasan KLHK!

3.

Dokter sebut Elsa diduga terkena ISPA akibat asap karhutla

Kisah Miris Dibalik Karhutla, Bayi di Palembang Meninggal Karena Ispa
Kondisi penuh kabut asap di Kota Pekanbaru, Riau, Jum' at (13/9/2019). | nasional.kompas.com

Manurut Agus yang saat itu hadir mendampingi orang tua Elsa, dokter sempat menduga jika Elsa meninggal karena ISPA.

“Dokter spesialis bilang kemungkinan ISPA, bisa bakteri, tapi tidak tahu pasti karena belum ada pemeriksaan medis pakai alat,”

Elsa sendiri selama ini diketahui lahir secara sehat dan normal, tidak memiliki kelainan apapun sampai akhirnya kabut asap menyelimuti desanya.

“Elsa lahir dalam keadaan normal dan sehat, tidak ada kelainan apa-apa sampai sesak napas itu, (munculnya) tiba-tiba,” ucap Agus.

Agus pun membenarkan jika Desa Talang Buluh memang selalu menjadi wilayah terdampak kabut asap karhutla tiap tahun.

Artikel Lainnya

Bencana karhutla memang tengah menjadi permasalahan serius Indonesia, sejumlah kabut asap pekat pun tercatat menyelimuti kawasan Sumatera termasuk di Palembang.

Semoga kasus bayi meninggal akibat terkena ISPA ini bisa menjadi pemacu pemerintah agar bisa bertindak cepat mengatasi karhutla.

Sehingga kedepan tidak menimbulkan korban baik meninggal dunia maupun terkena gangguan kesehatan.

Tags :