Gadis Broken Home Dijadikan 'ATM' Berjalan oleh Mucikari, Sehari Diminta Layani 5 Pria!
04 September 2019 by Mabruri Pudyas Salim
Kabur dari rumah lalu menginap di rumah mucikari.
Kondisi keluarga yang tidak harmonis sering membuat anak menjadi korbannya. Anak jadi tidak bisa mengutarakan masalah yang ia hadapi pada orangtua, sehingga sering terjadi kesalahpahaman bahkan pertengkaran.
Hal itu juga dialami oleh seorang gadis 17 tahun asal Riau. Setelah terlibat pertengkaran dengan orangtuanya, gadis tersebut kabur dari rumah dan terjebak dalam lingkaran prostitusi.
Mirisnya, kemolekan tubuh gadis yang sedang broken home tersebut 'dijual' oleh mucikari bertarif antara Rp 200.000 hingga Rp 500.000. Dalam kasus ini, polisi telah mengamankan enam pelaku, di antaranya ADK, SKN, HDT, KLW, STS, dan sang mucikari, LN.
"Pelaku LN ini yang 'menjual' korban ke pria hidung belang. Para pelaku kita amankan pada Rabu (28/8/2019) lalu," kata Paur Humas Polres Inhu, Aipda Misran, seperti dikutip dari Tribunnews.
Baca juga: 2 Mahasiswa Samarinda Diduga Mesum di Lokasi KKN
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sebelum dijual oleh sang mucikari, korban sempat terlibat pertengkaran dengan orangtuanya. Setelah itu dia kabur dan tinggal di rumah LN.
"Setelah kabur dari rumah lebih kurang satu bulan, korban tinggal di rumah seorang perempuan berinisial LN (mucikari)," ujar Misran.
Alih-alih mendapatkan perlindungan, selama korban tinggal bersama LN, korban dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Caranya dengan dibawa ke tempat-tempat hiburan untuk melayani hasrat para pria hidung belang.
"Korban dibawa ke tempat-tempat hiburan. Kadang-kadang disuruh melayani pria di warung tuak," lanjut Misran.
Baca juga: Kakek 68 Tahun Kepergok Bugil Saat Cabuli Sapi, Pemilik Nangis Minta Tolong!
Pelaku mucikari menyuruh korban untuk melayani pria hidung belang dengan tarif Rp 200 ribu hingga paling tinggi Rp 500 ribu.
"Setiap tamu yang membawa korban, pelaku LN mendapat untung Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per tamu," sebut Misran.
Kasus ini akhirnya diketahui setelah korban hamil tujuh bulan. Kasus kemudian terbongkar setelah Unit PPA Polres Inhu melakukan penyelidikan terhadap prostitusi anak di bawah umur tersebut.
"Pada saat penangkapan enam pelaku kasus prostitusi ini, Unit PPA di hari yang sama juga mengamankan seorang pria di Inhu, berinisial STY, yang menyetubuhi anak tirinya," kata Misran.
"Untuk itu, dengan adanya kasus ini tentu harus menjadi perhatian kita bersama, baik pemerintah daerah, para tokoh, dan paling utama pihak keluarga untuk bagaimana hal-hal serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari," imbuh Misran.
Mungkin gadis tersebut tidak pernah punya keinginan untuk terlibat dalam bisnis prostitusi, namun kondisinya yang jauh dari rumah membuatnya terpaksa melakukan itu. Seperti apa yang telah Aipda Misran katakan di atas, keluarga hendaknya dapat mewujudkan kondisi rumah yang harmonis sehingga antara orangtua dan anak bisa terwujud kominikasi yang baik dan hangat.
