Heboh Praktik Kawin Tangkap di Sumba, Gadis Ini Menangis Histeris Saat Diculik untuk Dinikahi

Ilustrasi menikah
Ilustrasi menikah | stock.adobe.com

Praktik kawin tangkap dinilai merendahkan martabat seorang perempuan.

Praktik kawin tangkap di Sumba, NTT masih sering terjadi bahkan di zaman sekarang ini. Meski tak sebanyak dulu, tetap saja kawin tangkap mengancam keamanan wanita lajang di Sumba.

Seperti yang pernah dialami oleh seorang wanita bernama Citra (bukan nama sebenarnya). Beberapa tahun lalu, ia menjadi korban kawin tangkap. Hampir saja ia dinikahkan paksa dengan pria yang tidak ia kenal.

1.

Cerita korban kawin tangkap

Ilustrasi menikah
Ilustrasi menangis | stock.adobe.com

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (09/07/20), Citra menceritakan praktik kawin tangkap yang dia alami saat tinggal di Kabupaten Sumba Tengah pada 2017. Ia mengaku ditangkap dan ditahan selama berhari-hari oleh pihak keluarga yang menginginkannya sebagai menantu.

Saat itu Citra yang bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat diminta menghadiri sebuah pertemuan yang sebenarnya dirasa janggal. Namun ia merasa bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.

Baca Juga: Viral Gadis 12 Tahun di Sulsel Dinikahkan dengan Terapis Pijat

Saat hendak pindah lokasi, Citra yang sedang menyalakan mesin motor tiba-tiba diculik oleh orang tak dikenal dan dimasukkan ke dalam mobil.

"Tapi, saat itu ada dua orang yang memegang saya di belakang (mobil). Saya tidak punya kekuatan," tuturnya sambil mengingat kejadian itu melalui telepon, Senin (6/7/2020).

2.

Menangis karena tak boleh pulang

Ilustrasi menikah
Ilustrasi pernikahan | stock.adobe.com

Citra lalu dibawa ke sebuah rumah yang sudah menyelenggarakan upacara adat. Di tempat itu ia dijaga oleh beberapa orang agar tidak kabur. Orang-orang di rumah tersebut juga mengadakan ritual untuk menyelenggarakan pernikahan.

Baca Juga: Pria Ini Babak Belur Diduga Dihajar dan Disetrum Oknum Polisi, Dipaksa Ngaku Jadi Pembunuh!

"Sampai di rumah pelaku, sudah banyak orang, sudah pukul gong, pokoknya [menjalankan] ritual yang sering terjadi ketika orang Sumba bawa lari perempuan," jelas Citra.

Di tempat itu, Citra terus menangis. Lantaran terus menangis, tenggorokannya pun kering. Ia tak mau makan dan minum di tempat tersebut karena takut terkena magis dan mau dinikahkan dengan pria asing.

"Terus saya tetap dibawa masuk ke rumah. Di situ saya protes, saya menangis, saya banting diri, kunci (motor) yang saya pegang saya tikam di perut saya sampai memar. Saya hantam kepala saya di tiang-tiang besar rumah, maksudnya supaya mereka kasihan dan mereka tahu saya tidak mau. Saya menangis sampai tenggorokan saya kering. Mereka berusaha memberi air, tapi saya tidak mau," kata Citra.

Baca Juga: Ingin Uji Adrenalin, Pria Ini Begal Pantat Emak-emak

Beruntung saat itu Citra berhasil dibawa pulang oleh keluarganya.

3.

Dianggap merendahkan martabat wanita

Ilustrasi menikah
Pemerintah Daerah Pulau Sumba menandatangi kesepakatan menolak adanya praktik kawin tangkap | jateng.tribunnews.com

Para pejabat Pemerintah Daerah Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur, telah menandatangi kesepakatan menolak adanya praktik kawin tangkap pada akhir Juni lalu. Bahkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga datang ke Sumba untuk membahas praktik kawin tangkap tersebut.

Baca Juga: Kasihan! Bule Rusia Ini Menangis di Pinggir Jalan, Ternyata Alami Kejadian Pilu

Ia menyatakan prihatin dengan maraknya praktik kawin tangkap. Tak hanya itu, praktik kawin tangkap merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan dan dianggap merendahkan martabat perempuan.

Artikel Lainnya

Diharapkan pemerintah bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat Sumba terkait larangan praktik kawin tangkap ini. Pemerintah diminta tegas dalam menindak praktik kawin tangkap agar tidak terus terjadi.

Tags :