Pria Ini Babak Belur Diduga Dihajar dan Disetrum Oknum Polisi, Dipaksa Ngaku Jadi Pembunuh!

Sarpan, kuli bangunan
Sarpan, kuli bangunan | www.suara.com

Sarpan babak belur diduga dihajar oknum polisi dan dipaksa ngaku jadi pembunuh.

Seorang kuli bangunan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara babak belur saat diperiksa sebagai saksi kasus pembunuhan. Kuli bangunan, Sarpan, mengatakan yang membuat dirinya babak belur adalah polisi yang menginterogasi dirinya di Polsek Percut Sei Tuan. Sarpan dipaksa mengaku jika ia adalah pelaku pembunuhan.

1.

Dijemput sebagai saksi

Sarpan, kuli bangunan
Sarpan, kuli bangunan yang dihajar hingga babak belur | www.tribunnews.com

Dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (08/07/20), saksi atas kasus tukang bangunan yang tewas dicangkul diduga alami penyiksaan. Saksi bernama Sarpan mengalami luka lebam di wajah dan tubuhnya setelah diperiksa selama beberapa hari.

Pada hari Kamis (02/07/20) lalu, Sarpan diminta polisi untuk ikut ke kantor Polsek Percut Sei Tuan dengan status sebagai saksi. Sarpan bersedia ikut ke Polsek karena hanya diminta untuk memberi kesaksian kasus pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Kasihan! Bule Rusia Ini Menangis di Pinggir Jalan, Ternyata Alami Kejadian Pilu

"Kejadiannya Kamis sekitar jam 3 ada pembunuhan. Dicangkul sama yang namanya Anjas. Setelah itu dibawalah saya ke TKP Percutseituan, diproseslah saya di sana, ditanyai gini-gini, pelakunya si Anjas," ucap Sarpan yang ditemui di kawasan Simpang Jodoh Tembung, Kabupaten Deliserdang, Selasa (07/07/20).

2.

Dihajar hingga babak belur

Sarpan, kuli bangunan
Sarpan dihajar hingga babak belur | www.suara.com

Sesampainya di Polsek Percut Sei Tuan, Sarpan justru diperlakukan seperti seorang penjahat. Ia dihajar hingga disetrum setiap kali ia menyebut dirinya bukanlah pelaku pembunuh. Tubuhnya luka-luka dan lebam karena dihajar oknum polisi.

“Saat di dalam sel tahanan, saya disuruh ke kamar mandi untuk cuci kaki. Selanjutnya kembali disuruh jongkok dengan diletakkan sebatang kayu di belakang lutut. Setelah itu, dari belakang ada beberapa orang menutup mata dan mulut saya, kemudian langsung memukuli di bagian dada dan perut serta diinjak-injak oleh orang yang di dalam tahanan,” jelas Sarpan sambil menangis.

Baca Juga: Ngawur! Ingin Uji Adrenalin, Pria Ini Begal Pantat Emak-emak

Parahnya, Sarpan dituduh oknum polisi berselingkuh dengan pemilik rumah dan ketahuan korban, Dodi Sumanto. Sarpan merasa sakit hati karena memang bukan dirinya yang membunuh Dodi.

“Saya sudah seperti binatang dibuat di dalam sel tahanan. Bahkan ironisnya, saat diinterogasi, oknum Polisi menuding saya telah berselingkuh dengan pemilik rumah, dan ketahuan dengan Dodi Somanto. Dari itu, mengira saya yang membunuh si korban. Padahal, tudingan itu tidaklah benar,” terangnya.

3.

Warga demo ke Polsek

Sarpan, kuli bangunan
Warga demo di depan Polsek | radarindo.co.id

Selama beberapa hari ditempatkan di sel tahanan, Sarpan sempat dijenguk oleh istrinya. Sang istri kaget melihat kondisi Sarpan yang sudah babak belur. Ia kemudian melaporkan ke warga hingga akhirnya warga mendatangi Polsek Percut Sei Tuan meminta untuk membebaskan Sarpan.

Baca Juga: Gempar! Warga Ngawi Pindahkan Rumah Sendirian Tak Sampai 2 Jam, Mirip Bandung Bondowoso

“Sejumlah warga datang ke Polsek Percut Seituan meminta saya dibebaskan. Hal itu dilakukan lantaran mendapat keterangan dari istri saya yang melihat kondisi saat di sel tahanan sudah dalam keadaan luka-luka dibagian wajah,” jawab Sarpan.

Setelah didemo warga, barulah Sarpan dibebaskan dan diperbolehkan pulang ke rumah. Sarpan tak menyangka dirinya diminta mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Padahal sudah jelas jika pelaku pembunuhan Dodi Sumanto bukanlah dirinya.

Artikel Lainnya

Sementara itu Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan mengatakan sudah menindaklanjuti kasus tersebut. Kini Kanit Reskrim Iptu Luis Beltran dan Panit Reskrim tengah diperiksa Propam terkait penganiayaan yang terjadi pada Sarpan.

"Kalau anggotanya diperiksa memang betul, Kanit dan Panit Reskrim yang sudah diperiksa," tuturnya, Rabu (8/7/2020).

Tags :