Guru Sudah Tidak Sanggup Lagi, Empat Pelajar SMP yang Keroyok Petugas Kebersihan Dikeluarkan dari Sekolah

Akhirnya, ada hukuman tegas dari pihak sekolah

Tidak lama setelah kasus guru yang ditantang berkelahi oleh muridnya, muncul kasus baru yang masih melibatkan pelajar. Empat orang pelajar di SMPN 2 Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan, melakukan pengeroyokan terhadap seorang petugas kebersihan di sekolah tersebut. Mirisnya, orangtua siswalah yang menyuruh para pelajar itu untuk melakukan pengeroyokan, dan dia sendiri ikut menganiaya petugas kebersihan itu.

Soalnya, dia tidak terima anaknya ditampar oleh petugas kebersihan bernama Faisal Pole itu. Padahal, justru anak dari pria itu yang lebih dulu mencari gara-gara yaitu menghina Faisal dengan umpatan kasar. Kasus ini memang sudah berakhir damai dan tidak akan dibawa ke ranah hukum. Tapi, penyelesaian oleh pihak sekolah tetap dilakukan.

Kepala sekolah, seluruh guru, orangtua siswa, dewan pendidikan, dan perwakilan dari instansi terkait menghadiri rapat membahas masa depan keempat anak tersebut. Dan hasilnya, mereka semua resmi dikeluarkan dari sekolah. Alasannya, para guru merasa sudah tidak sanggup lagi dalam mendidik dan membina keempat pelajar tersebut. Apalagi, selama ini mereka memang sudah dikenal sebagai biang onar di seluruh sekolah.

Penganiayaan oleh pelajar | kumparan.com

Saking angkat tangannya para guru, salah seorang guru BK berani mengancam kalau dirinyalah yang akan keluar kalau keempat siswa itu masih bersekolah di SMPN 2 Galesong. Memang guru bertugas untuk mendidik murid, tapi kalau muridnya tidak bisa diatur, ditambah orangtuanya yang mengutamakan kekerasan di lingkungan sekolah, mereka menyerahkan siswa itu untuk dibina sendiri oleh orangtuanya.

Meskipun sudah dikeluarkan dari sekolah, namun pihak SMPN 2 Galesong tidak akan lepas tangan begitu saja. Kepala Sekolah yang bernama Hamzah mengatakan bahwa mereka akan tetap memfasilitasi keempat murid tersebut untuk pindah ke sekolah lain. Jadi, masa depan pendidikan keempat murid ini tetap terjamin. Perwakilan Dewan Pendidikan yang hadir dalam kasus ini juga mengaku prihatin melihat apa yang dilakukan oleh keempat pelajar itu.

Oleh karena itu, mereka menyerahkan semua keputusan kepada pihak sekolah, tapi tanpa mengabaikan masa depan pendidikan keempat pelajar itu. Masing-masing pelajar yang dikeluarkan dari sekolah adalah IM (12), RD (12), NA (12), serta AK (12).

Korban penganiayaan
Korban penganiayaan | inews.id
Artikel Lainnya

Miris banget kan ngeliat situasi pendidikan di Indonesia belakangan ini? Tidak ada lagi rasa hormat kepada mereka yang lebih tua, dan bahkan orangtuanya sendiri menyuruh anaknya melakukan tindak penganiayaan. Rasanya, baru kali ini ada kejadian orangtua menyuruh anaknya yang masih bocah untuk memukul orang lain. Kalau menurut kamu, kenapa fenomena seperti ini bisa terus terjadi?

Tags :