Mirisnya Pendidikan di Indonesia. Ketika Guru Sedang Menjelaskan, Dua Pelajar Ini Malah Main Kuda-Kudaan
07 Februari 2019 by Amadeus Bima
Giliran dihukum sama guru, langsung lapor polisi
Para guru di Indonesia sekarang sedang menghadapi kondisi dilematis dalam menghukum siswa yang berbuat nakal atau tidak disiplin. Ketika murid-murid yang nakal dihukum, maka besar kemungkinan mereka akan dilaporkan kepada polisi. Kalau murid-murid dibiarkan, maka mereka akan semakin menjadi-jadi dan hal ini berarti guru gagal dalam membentuk moral para siswa.
Murid juga semakin berulah karena merasa mereka punya kuasa dan didukung oleh hukum. Buktinya adalah baru-baru ini viral aksi dua orang siswa yang main kuda-kudaan dengan memakai kursi panjang. Padahal, saat itu sedang berlangsung jam pelajaran dan guru sedang menerangkan pelajaran di depan kelas. Tapi, mereka sama sekali tidak menunjukkan rasa hormat.
Dua siswa ini bertingkah seolah-olah kursi panjang yang mereka duduki adalah kuda. Tidak lama kemudian, seorang siswa lagi bergabung dan ikut main kuda-kudaan. Guru sudah berusaha menegur mereka, tapi para murid ini sama sekali tidak mendengarkan dan mematuhi teguran gurunya.
Insiden miris ini terjadi di SMK PGRI 8 Ngawi yang berlokasi di Jalan Raya Ngawi Jogorogo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi. Wakil Kepala Sekolah yang bernama Sumarlin mengonfirmasi bahwa kejadian itu benar terjadi di sekolahnya. Video itu direkam oleh pelajar lain saat jam pelajaran berlangsung. Semua yang terlibat pun sudah dipanggil oleh pihak sekolah.
Mulai dari murid yang berulah, guru, dan juga perekam. Sumarlin mengatakan bahwa video itu direkam saat mata pelajaran otomotif sekitar pukul 10 pagi. Namun, dia heran kenapa video itu bisa menyebar begitu cepat dan mendapat banyak tanggapan dari netizen. Apalagi, video ini diunggah ulang oleh beberapa akun media sosial dengan followers cukup banyak.
Atas kejadian ini, empat orang siswa dikenakan sanksi dari pihak sekolah, yaitu tiga siswa yang main kuda-kudaan, dan juga satu siswa yang merekam video itu. Mereka berdua akan dikeluarkan dari sekolah jika dengan sengaja mengulangi aksi yang sama.
Selain murid, guru yang saat itu mengajar bernama Maskur juga dikenakan sanksi, meskipun sanksinya ringan. Dia hanya diberikan sanksi berupa teguran ringan dan bukan hukuman yang lebih besar dengan alasan loyalitas kepada sekolah dan juga pertimbangan kemanusiaan.
Maskur sendiri sudah 4 tahun mengabdi sebagai guru honorer di SMK PGRI 8 Ngawi ini. Selama menjadi guru honorer, dia mengajar dengan tulus tanpa pamrih. Bahkan dia sering menggunakan uang honor yang didapatnya untuk mentraktir para siswa.
Yah, inilah potret suram pendidikan di Indonesia. Masih banyak pelajar yang belum menghormati guru sebagaimana seharusnya. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi di waktu mendatang. Kalau di sekolahmu sendiri bagaimana?
