Tuntut Demokrasi, Aktivis Hong Kong Minta Bantuan Taiwan

Demonstrasi di Hong Kong
Demonstrasi di Hong Kong | www.scmp.com

Aktivis Hong Kong lakukan berbagai upaya untuk meraih demokrasi

Berbagai upaya dilakukan oleh aktivis pro demokrasi Hong Kong untuk mencapai tujuannya. Beberapa waktu yang lalu, aktivis Hong Kong meminta kepada warga Taiwan agar bersedia membantu mereka memenangkan pertarungan menegakkan demokrasi dengan melawan pemerintahan otoriter China.

1.

China dianggap akan mengambil alih Hong Kong

Demonstrasi di Hong Kong
Demonstrasi di Hong Kong | www.scmp.com

Menurut keterangan dari para aktivis Hong Kong, Beijing melakukan “reunifikasi” setelah Hong Kong diserahkan oleh Inggris pada China di tahun 1997 silam. Setelah itu, China pun mulai memberlakukan konsep satu negara dengan dua sistem.

Lester Shum, salah satu pemimpin gerakan Payung pro demokrasi Hong Kong kepada salah satu wartawan di Taipei, mengatakan bahwa Cina akan mengambil alih Taiwan setelah mengambil alih Hong Kong.

“Teman-teman di Taiwan bukan pengamat gerakan di Hong Kong. Warga Taiwan merupakan peserta. Cina pasti akan ingin mengambil alih Taiwan setelah mengambil alih Hong Kong,”.

Baca Juga: Ratusan Anak STM Turun ke Jalan Tolak RUU KPK! Maaf Baru Dateng Kak, Tadi Ujian!

Shum juga mengatakan bahwa pemerintah Beijing melakukan teror putih serta menjalankan pemerintahan otoriter terhadap Hong Kong. Teror putih yang dimaksud Shum adalah teror yang menciptakan iklim ketakutan di Hong Kong.

2.

Respons pemerintah Taiwan

Demonstrasi di Hong Kong
Demonstrasi di Hong Kong | www.politico.com

Joshua Wong, salah satu pemimpin gerakan Payung pro demokrasi Hong Kong mengimbau agar seluruh masyarakat Hong Kong melakukan aksi demonstrasi turun ke jalan. Wong sangat berharap Hong Kong bisa menjadi seperti Taiwan suatu saat nanti.

“Kami berhaarap Hong Kong dapat menjadi Taiwan satu hari nanti, sebuah tempat demokrasi dan kebebasan,” ucap Wong.

Baca Juga: Kepala Staf Presiden: KPK Hambat Upaya Investasi!

Sayangnya, Wong ditangkap oleh aparat saat menjalankan unjuk rasa. Penahanan Wong tak berlangsung lama karena ia berhasil dibebaskan dengan uang jaminan.

Sementara itu, Beijing menuduh Taipei memberikan dukungan kepada para aktivis di Hong Kong. Mendengar tuduhan ini, Taiwan pun langsung membantah. Meski demikian, Tsai Ing-wen, presiden Taiwan, mengatakan bawa pihaknya tetap mengamati dari dekat krisis yang terjadi di Hong Kong.

“Seperti halnya komunitas internasional lainnya. Bila perlu dan didasarkan pada peduli kemanusiaan, kami akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada penduduk Hong Kong di Taiwan dan tidak akan hanya berdiri di sela-sela dan menonton,” jelas Tsai.

Baca Juga: Berbeda Dengan RUU KUHP, Presiden Jokowi Bersikeras Tolak Tuntutan Cabut UU KPK!

3.

Pemimpin Hong Kong tak ingin ada intervensi asing

Demonstrasi di Hong Kong
Demonstrasi di Hong Kong | www.politico.com

Sementara itu, pemimping Hong Kong, Carrie Lam, merasa kecewa karena ada anggota parlemen asing yang mengintervensi permasalahan di Hong Kong.

“Sungguh tidak pantas bagi anggota parlemen asing mengintervensi urusan internasional Hong Kong dalam sisi apapun dan kami tidak akan membiarkan (Amerika Serikat) menjadi seorang 'pemegang saham' dalam segala permasalahan Hong Kong,” ujar Lam.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa sempat dilaksanakan di depan kantor konsulat Amerika Serikat. Ribuan aktivits mengibarkan bendera AS dan menyerukan permintaan kepada Washington untuk membantu menciptakan demokrasi di Hong Kong.

Artikel Lainnya

Para aktivis Hong Kong ingin agar Kongres AS segera meloloskan sebuah undang-undang yang akan mengizinkan Washington untuk melakukan evaluasi tahunan apakah Hong Kong sudah mendapatkan hak otonominya dari China sehingga Hong Kong tetap bisa memanfaatan hubungan ekonomi dengan AS.

Tags :