Tertangkap! Seorang Pemuda yang Coba Retas dan Bagikan Kelemahan Situs KPU Diamankan Polisi

Ayah sang anak ceritakan kronologinya, tak ingin anaknya dicap kriminal

Beberapa waktu lalu muncul isu bahwa situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dihack atau diretas, namun kabar tersebut sudah dinyatakan hoaks. Tapi nampaknya ada seorang pemuda yang tengah berusaha meretas situs KPU.

MMA, pemuda asal Payakumbuh Sumatera Barat yang masih berumur 19 tahun tersebut kini sudah diamankan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri yang bekerjasama dengan Polres Pesisir Selatan.

Polisi mengamankan pemuda yang coba retas situs KPU | medan.tribunnews.com

"Tersangka sudah diamankan petugas dari Bareskrim Polri yang dibantu jajaran kita pada Senin 22 April lalu pada sore hari dan malamnya langsung dibawa ke Mabes Polri," kata Kapolres Payakumbuh AKBP Endrastyawan Setyowibowo (Tribunnews.com).

Saat melakukan penangkapan, petugas juga menyita satu unit laptop, 2 flashdisk, 2 ponsel, 1 modem dan 2 kartu sim. Dari penuturan Endrastyawan, pelaku ditangkap berdasarkan laporan LP/B/392/IV/2019/Bareskrim, tentang percobaan melakukan illegal acces terhadap website KPU.

"Pelaku dikenai Undang-Undang ITE yang melakukan Illegal Acces dan atau menerobos, melampaui atau menjebol sistem pengamanan website KPU," ujarnya.

Diketahui meskipun pelaku merupakan tamatan SMP, namun ia memiliki sertifikat SQL Injection Challenge Kominfo, sertifikat AVIRA vulnerabilities, sertifikat Responsible Disclosure dari McAfee dan sertifikat Bug Report Vulnerability Tokopedia. Ayah pelaku, Dedi Henri menceritakan kronologi pengamanan anaknya oleh polisi melalui unggahan screen shot WhatsApp.

Dedi Henri mengatakan agar tidak ada yang membully anaknya karena kasus ini, karena menurutnya sang anak melihat ada celah di server KPU yang rentan. Celah tersebut dilaporkan anaknya ke KPU melalui email. Berikut pernyataan lengkap Dedi Henri.

Assalamualaikum W. W..

Melurus kan berita yg beredar.. Ini anak saya arik.. Memang anak saya di bawa ke jkt oleh team Siber mabes Polri.. karena teridentifikasi masuk ke server KPU RI..

Sekali lagi saya sebagai orang tua meluruskan berita yg beredar..

Anak saya alhamdulillah di beri kecerdasan di bidang IT..dia juga telah mendapatkan beberapa piagam penghargaan dari beberapa perusahaan..bahkan dari perusahaan luar negeri...

Arik masih usia sekolahan..baru umur 18th lebih..

Pada tanggal 1 april dia melihat ada celah di server KPU dan itu rentan untuk di masuki yg saya tidak mengerti..

Dan sudah dia laporkan ke KPU lewat email..dan ada respon dari badan sandi negara..

Dan pada tanggal 18 april dia mencoba untuk melihat atau cek server KPU..dan di situ lah masalah nya..terpantau oleh sistim KPU..

Dan KPU melapor ke Bareskrim Siber Polri..

Dan anak saya terlacak di sini..

Alhamdulillah anak saya di periksa kemaren dan sekarang berada di Mabes Siber Polri..

Dia saya dampingi sampai proses di Polres Payakumbuh sampai di bawa semalam ke padang dan tadi pagi sudah di jakarta..

Jadi itu adalah kronologis nya..

Ini saya terangkan agar jgn beredar berita macam2..apalagi membully anak saya..

Alhamdulillah dari siang tadi saya sudah beberapa kali komunikasi dgn anak saya dan petugas kepolisian..anak saya dlm keadaan baik dan aman..dia kooperatif dan alhamdulillah petugas pun baik sama anak saya..

Jadi saya minta maaf.. Bukan ada maksud apa2 menjelaskan ini..ini sekedar meredam berita yg beredar..

Saya tak kan rela anak saya di anggap kriminal hanya karena berita tak jelas..

Makasih.. Wassallam.. Jangan di giring berita ini kemana mana..

Isi kesaksian ayah pelaku | www.facebook.com
Artikel Lainnya

Teguh Aprianto, Founder & Contributor di Ecthical Hacker mengatakan apa yang dilakukan MMA adalah dengan tujuan baik, bukan merusak atau mengganggu. Karena MMA dikenal sangat aktif melakukan aktivitas penetration testing, dengan tujuan mendapatkan reward atau hadiah dari program bug bounty.

Ia juga meminta kepada pentester dan bug bounty hunter lainnya agar menghindari melakukan penetration tering ke website atau aplikasi milik KPU. Hal itu karena saat ini sedang berlangsung momen Pilpres, selain itu ia juga menegaskan melalui hastag #ArikBukanKriminal.

Kasus ini tentunya menyita banyak perhatian publik dengan adanya isu bahwa situs KPU tengah diretas beberapa waktu lalu. Kini KPU tengah fokus untuk menyelesaikan penghitungan rekapitulasi surat suara Pemilu 2019, dukung KPU agar tak menganggu proses tersebut. Selain itu kita tunggu saja hasil yang akan diumumkan oleh KPU 22 Mei mendatang ya guys.

Tags :