Tanggapi Penembakan di Christchurch, Pidato Erdogan Resahkan Pemerintah Selandia Baru dan Australia

Presiden Turki Erdogan
Presiden Turki Erdogan | time.com

Erdogan selipkan nada mengancam dalam pidatonya

Pernyataan yang dilontarkan Presiden Turki Erdogan menyoal penembakan di Kota Christchurch, memantik keresahan bagi pemerintah Selandia Baru dan Australia. Selandia Baru yang benar-benar serius menyelesaikan aksi terorisme tersebut, berencana akan menemui langsung Erdogan untuk meminta klarifikasi darinya.

1.

Sikap Selandia Baru dan Australia atas pernyataan Erdogan

Presiden Turki Erdogan
Presiden Turki Erdogan | suarapalestina.com

Menteri Luar Negeri sekaligus Wakil Perdana Menteri Selandia Baru berencana mengunjungi Turki untuk menjadi pemantau dalam rapat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang akan digelar di Istanbul. Hal ini pun sudah disampaikan langsung oleh Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru.

“Wakil Perdana Menteri kami akan mengonfrontasi langsung mengenai komentar tersebut di Turki. Dia akan di sana untuk meluruskan masalah, berhadapan langsung,” ujar Jacinda Ardern, dikutip dari Reuters, Kamis (21/3).

Tidak hanya pemerintah Selandia Baru yang merasa resah, pemerintah Australia pun gusar dengan pernyataan yang dilontarkan Erdogan. Scott Morrison, Perdana Menteri Australia, langsung memanggil Duta Besar Turki untuk meminta konfirmasi atas pernyataan dari pemimpin negaranya.

“Saya akan menunggu tanggapan dari pemerintah Turki sebelum mengambil langkah lebih lanjut, tapi saya katakan bahwa seluruh opsi ada di atas meja,” ujar Morrison kepada awak media.

2.

Erdogan menghubungkan penembakan di Christchurch dengan peristiwa Gallipoli

Presiden Turki Erdogan
Presiden Turki Erdogan | kumparan.com

Pernyataan Erdogan yang mengusik pemerintah Selandia Baru dan Australia ini disampaikan di hadapan pendukungnya beberapa hari yang lalu. Erdogan dengan tegas mengecam tragedi penembakan di Kota Christchuch yang menewaskan 50 orang yang tengah melaksanakan salat Jumat.

Erdogan pun mengutip sejarah Gallipoli pada Perang Dunia I. Dalam perang yang terjadi lebih dari seabad lalu tersebut, sekitar 130 ribu tentara Korps Pasukan Selandia Baru dan Australia (ANZAC) tewas saat akan mencapai Pantai Gallipoli.

Sejak saat itulah tanggal 25 April diperingati sebagai Hari ANZAC. Erdogan menyebut bahwa antara penembakan di Christchurch dan peristiwa Gallipoli adalah mempunyai motif yang sama, yakni anti-Islam.

“Ada urusan apa kalian datang ke sini? Kami tidak ada masalah dengan kalian. Mengapa kalian datang jauh-jauh ke sini? Satu-satunya alasan adalah kami muslim dan mereka Kristen,” ujar Erdogan dalam pidatonya yang disampaikan di Provinsi Canakkale, Selasa (19/2), dikutip dari Associated Press.

3.

Erdogan mengancam siapapun yang sentimen terhadap umat Islam

Presiden Turki Erdogan
Presiden Turki Erdogan | kumparan.com

Erdogan pun menyambung pidatonya dengan mengatakan jika Selandia Baru tidak bisa menghukum pelaku penembakan, maka Turki akan turun tangan untuk langsung memberikan hukuman padanya. Dalam pidatonya itu, Erdogan juga memutar video penembakan yang direkam oleh Brenton Tarrant, sang pelaku yang merupakan warga Australia. Meski disensor, tindakan Erdogan ini mendapatkan banyak kecaman.

Erdogan pun mengancam semua pihak yang mempunyai sentimen terhadap umat Islam. Menurutnya, orang yang sentimen terhadap Islam dan memasuki Turki, nasibnya akan berakhir seperti tentara ANZAC.

“Kakek-kakek kalian datang ke sini dan mereka pulang dalam peti mati. Tidak diragukan lagi kami akan mengirim kalian pulang seperti kakek kalian,” ujar Erdogan.

Artikel Lainnya

Pemerintah Selandia Baru dan Australia merasa sangat resah dan khawatir pernyataan dari Erdogan ini akan memicu konflik terhadap warga negara mereka yang berada di Turki. Pasalnya, setiap Hari ANZAC, warga Selandia Baru dan Australia yang ada di Turki akan mengunjungi Pantai Gallipoli dan mengenang gugurnya leluhur mereka.

Tags :