Setahun Tak Digaji, Guru Honorer di NTT Menangis di Depan DPRD

Guru honorer bertemu DPRD Kabupaten Ende
Guru honorer bertemu DPRD Kabupaten Ende | regional.kompas.com

Guru honorer di NTT tak terima gaji sejak Januari 2019

Hingga saat ini, masih banyak guru honorer yang kesejahteraannya terabaikan. Bukan hanya gaji yang sangat kecil namun para guru honorer ini kerap tidak dibayar selama berbulan-bulan, seperti kasus salah satu guru honorer di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

1.

Pertanyakan gaji yang tak dibayar

Guru honorer bertemu DPRD Kabupaten Ende
Pertemuan guru honorer dan DPRD Kabupaten Ende | regional.kompas.com

Masalah pembayaran bantuan operasional daerah (Bosda) untuk membiayai guru tidak tetap (GTT) di Kabupaten Ende, NTT, masih belum menemukan titik terang. Pada Selasa, 7 Januari 2020, puluhan guru honorer kembali mendatangi kantor DPRD Kabupaten Ende.

Para guru honorer ini datang bukan tanpa tujuan. Mereka mengeluhkan honor yang belum dibayar. Tak main-main, para guru honorer tersebut mengaku belum menerima honor sejak bulan Januari 2019 hingga Januari 2020 ini.

Di depan pimpinan dan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Ende, para guru honorer ini mengatakan bahwa mereka sudah memenuhi persyaratan administrasi yang diminta oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende. Sayangnya, mereka belum juga menerima honor hingga saat ini.

Baca Juga: Bocor Surat Upeti Buat Warga Non Pribumi di Surabaya, Kota Bu Risma Makin Rasis?

“Kami bingung, Pak. Semua data yang diminta sudah diserahkan ke dinas. Kenapa gaji kami tidak dibayar,” ujar Sofia, salah satu guru honorer, sambil mengusap air matanya.

2.

Meminta bantuan DPRD Kabupaten Ende

Guru honorer bertemu DPRD Kabupaten Ende

Menurut Sofia, sejak tahun 2019 hingga tahun 2020, beberapa guru yang namanya sudah tercatat dalam data base GTT Tahun 2019 belum menerima honor dari Bosda. Padahal, Sofia dan guru-guru tersebut tetap aktif mengajar.

Guru honorer lain, Lusia, meminta DPRD Kabupaten Ende bisa memperjuangkan nasib guru honorer. Pasalnya, mereka bekerja sebagai guru untuk menghidupi keluarga sementara honor yang menjadi hak mereka tak kunjung diberikan.

Baca Juga: Pelik! Pelaut Indonesia Meninggal di Kapal China, Mayatnya Dibuang ke Laut

“Kami masih mengajar, Pak. Kenapa nasib kami jadi begini? Kami minta bapak-bapak dewan terhormat, tolong perjuangkan nasib kami ini. Kami sudah berkeluarga. Kami kerja untuk menghidupi keluarga,” ungkap guru, Lusia.

3.

Tanggapan DPRD dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende

Guru honorer bertemu DPRD Kabupaten Ende
Guru honorer bertemu DPRD Kabupaten Ende | regional.kompas.com

Mengenai protes dan keluhan guru honorer ini, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Ende, Vinsen Sangu, mengaku terkejut. Vinsen mengira permasalahan guru honorer di Ende sudah dirampungkan oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Vinsen, permasalah honor GTT telah diserahkan kepada pihak inspektorat untuk proses validasi data. Bahkan, dalam beberapa kali rapat dengar pendapat bersama instansi terkait, telah disepakati pula langkah-langkah strategis penanganan GTT.

Baca Juga: Gara-Gara Disebut Lonte Oleh Guru Agama, Siswi SMK di Kep. Riau Ogah Sekolah Lagi!

Vinsen mengatakan, permasalahan honor GTT di Kabupaten Ende ini merupakan bentuk nyata dari kegagalan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende. “Akan kami agendakan waktu tersendiri untuk membicarakan hal ini antara Dinas P dan K, Inspektorat, dan Komisi III”.

Artikel Lainnya

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Silvester Rapa, juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Kepada para guru dan Komisi III DPRD Kabupaten Ende, Silvester mengatakan bahwa masalah verifikasi dan validasi sepenuhnya telah diserahkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende ke pihak spektorat.

Tags :