Pasukan Elite Inggris Temukan 50 Kepala di Tong Sampah di Suriah, Milik Siapa?
05 Maret 2019 by LukyaniKorban pembantaian anggota ISIS!
Melihat tubuh tak bernyawa bergeletakan adalah pemandangan yang lumrah ditemui saat berada di wilayah perang.
Shamima Begum, perempuan asal Inggris yang menjadi anggota ISIS pun mengaku tidak tahan dengan kondisi di Suriah yang saat ini menjadi wilayah konflik. Tidak jarang ia menemukan potongan tubuh para korban ISIS.
Kondisi yang sangat mengerikan tersebut yang akhirnya membuat Shamima ingin pulang ke kampung halamannya. Tidak hanya Shamima, pasukan elit Inggris, SAS, juga dikabarkan menemukan pemandangan yang sangat mengerikan saat mereka bertugas dalam operasi melawan kelompok ISIS.
ISIS membantai puluhan perempuan
Salah satu sumber mengatakan bahwa pasukan SAS menemukan kepala perempuan Yazidi di tong sampah. Korban disinyalir adalah perempuan yang dijadikan budak seks oleh ISIS.
Seperti dilansir oleh Daily Mirror, Rabu (27/2), ISIS mengeksekusi puluhan perempuan di dekat benteng pertahanan terakhirnya di Baghouz, Suriah.
Sumber tersebut mengatakan kepada Mail Sunday, bahwa ISIS dengan sengaja memenggal kepala perempuan Yazidi tersebut dan membuangnya di tempat sampah agar pasukan SAS bisa menemukannya.
“Aksi pembantaian pengecut dan memuakkan. Ini begitu jauh dari pemahaman manusia pada umumnya,” ungkap sumber tersebut.
Para anggota SAS yang berada di wilayah Baghouz itu pun sulit mengenyahkan ingatan dari pemandangan mengerikan yang mereka lihat. Turut mengakhiri kekejaman ISIS adalah salah satu cara untuk mengobati diri mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh sumber.
Pertempuran pasukan SAS dan ISIS di Suriah
Pasukan elite Inggris yang dibentuk sejak 1 Juli 1941 ini mulai menyerang ISIS sejak awal Februari. Saat penyerangan tersebut, pasukan SAS menembakkan 600 mortar dan puluhan ribu peluru senapan mesin.
Serangan pasukan SAS ini dikabarkan menewaskan hingga 100 anggota ISIS di Baghouz. Selama dua hari penyerangan, sumber tersebut mengaku sudah menewaskan 37 anggota ISIS dan menghancurkan 19 fasilitas mereka. Salah satunya adalah pusat komando Baghouz.
Mendapat bantuan dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), SAS semakin kuat menggempur ISIS. Semakin terdesak, kelompok militan ini pun akhirnya menggunakan sebuah terowongan untuk melarikan diri
Sumber tersebut mengatakan ISIS tidak bisa kabur dari pasukan SAS. Mereka bisa mengidentifikasi terowongan yang mereka gunakan melalui sebuah drone. Tidak hanya itu, pasukan SAS pun memanfaatkan teknologi biometrik untuk mengidentifikasi petinggi-petinggi ISIS.
Pertempuran pasukan SAS dan ISIS di Afghanistan
Sebelum menyerang ISIS di Suriah bersama pasukan SDF, pasukan SAS pun pernah menggempur ISIS di Afghanistan pada tahun 2018 lalu.
Pertempuran antara pasukan SAS dan ISIS di Afghanistan pun tidak kalah brutal. Salah satu sumber mengatakan seorang anggota SAS memenggal kepala anggota ISIS dengan menggunakan sekop karena kehabisan amunisi saat bertempur.
Saat itu, SAS yang sedang berpatroli diserbu oleh ISIS. Mereka kemudian bersembunyi di sebuah peternakan dan menggunakan benda apapun untuk menghadapi ISIS. Sebelumnya, baku tembak antara keduanya terjadi selama enam jam.
Nasib pasukan ISIS saat ini sudah berada di ujung tanduk. Wilayah yang mereka kuasai pun semakin habis dan posisi mereka semakin terdesak. Sementara itu, pasuka SDF masih bertekad akan menumpas habis ISIS hingga ke akar-akarnya.
Kekalahan ISIS pun mendatangkan polemik baru terkait nasib warga negara asing yang menjadi anggota ISIS. Beberapa negara di Eropa dan Amerika menolak kepulangan warga eks ISIS karena dianggap sebagai ancaman bagi keamanan negara.
Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai nasib mereka setelah ISIS benar-benar habis ditumpas.