PA 212: Harapan Kami, 2024 Khilafah Tegak di Indonesia!
20 Juli 2019 by refa dewaSebab, menurut Asep, khilafah adalah sistem politik serta menjadi salah satu bagian syariat Islam.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PA 212, Asep Syarifudin berharap khilafah dapat tumbuh subur di Indonesia, ia menilai, khilafah atau sistem kenegaraan berbasis ajaran Islam itu sebenarnya tidak terlarang. Lebih lanjut Asep mengklaim telah belajar terkait konsep sistem kenegaraan berlandaskan Islam tersebut, justru ia menilai, kalau ada yang menolak khilafah, sama artinya menodao agama, sebab menurut Asep, khilafah adalah sistem politik bagian syariat Islam.
Harapan saya 2024 khilafah tegak di Indonesia. Khilafah itu adalah syariat Islam. Kalau menolak khilafah itu menolak syariat Islam. Itu penodaan agama, ungkap Asep dalam diskusi yang diselenggarakan di Gedung Joeang, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).
Asep beralasan khilafah wajib diterapkan di Indonesia, karena kenegaraan di Indonesia kekinian belum dapat mengamankan kedaulatan agama. Karena hal inilah, Asep sangat menganjurkan khilafah dapat tegak berdiri di Indonesia pada masa yang akan datang.
Sistem itu dalam masyarakat iya tapi untuk konteks amankan kedaulatan agama belum tentu.
Dalam momen yang sama, Asep juga sempat memberikan statment terkait capres gagal jagoannya, Prabowo Subianto, yang pada Sabtu (13/7) pekan lalu bertemu dan mengucapkan selamat kepada pemenang Pilpres 2019, Jokowi, di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta
Asep menilai, pertemuan tersebut adalah pengkhianatan Prabowo, Asep juga mengatakan, dengan menghadiri pertemuan tersebut secara tidak langsung, Prabowo telah dianggap mengabaikan aspirasi umat, termasuk PA 212 dan sejumlah ulama pada Pilpres 2019 mendukung Prabowo-Sandiaga, lantaran dinilai dapat membela dan mengakomodasi kepentingan mereka. Sementara itu untuk figur Jokowi, PA 212 dan kelompok semacamnya menilai sebagai sosok yang anti-ulama.
Jadi, kalau Prabowo berkomunikasi (dengan Jokowi), menurut saya ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap aspirasi umat dan rakyat, ungkap Asep.
Baca juga: Menang Atau Kalah, Prabowo Diprediksi Maju Lagi di Pilpres 2024 Melawan AHY!
Baca juga: Jokowi Berhasil 'Damai' di MRT, PA 212: Selamat Tinggal Prabowo Subianto!
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Jokowi dengan Prabowo bertemu di MRT Lebak Bulus, Sabtu (13/7/2019), Prabowo kemudian mengucapkan selamat untuk pertama kalinya kepada Jokowi atas kemenangannya di Pilpres 2019.
Tak hanya itu, keduanya kemudian melakukan konferensi pers dan meminta para pendukungnya untuk berhenti berseteru. Bahkan, keduanya sama-sama memberikan pernyataan tak lagi ada penyebutan cebong versus kampret yang selama ini marak terjadi jelang Pilpres 2019.
Dari pertemuan tersebut, beberapa ormas pendukung Prabowo kemudian menarik diri karena dinilai Prabowo sudah tidak sejalan dengan perjuangan mereka, ormas tersebut adalah, PA 212 dan GNPF.