Melawan Mati-matian, ISIS Gunakan Taktik Perisai Manusia. Tak Berperikemanusiaan!

tahanan ISIS
Para tahanan ISIS | jogja.tribunnews.com

Nyawa warga sipil jadi tak ada harganya

Kelompok militan Islam Irak dan Suriah (ISIS) semakin terpojok. Mereka melakukan perlawanan terakhirnya di wilayah Baghouz, dekat sungai Eufrat. Untuk mempertahankan daerah kekuasaannya yang terakhir, ISIS berjuang mati-matian mengerahkan seluruh kekuatannya.

1.

ISIS berjuang mati-matian di pertahanan terakhir

tahanan ISIS
Pasukan SDF | jogja.tribunnews.com

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang kekuatannya ditopang oleh pasukan militer Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa ISIS menggunakan bom mobil dan perisai manusia untuk bertahan dari serangan mereka.

Mustafa Bali, juru bicara pasukan SDF, mengungkapkan pihaknya telah menghancurkan beberapa bom mobil selama dua hari pertempuran.

Dikutip dari VOA, Senin (4/3), Musta Bali mengatakan, “Setidaknya tiga perangkat bom rakitan di kendaraan (VBEIDS) yang tujuannya mengincar posisi pejuang SDF sudah dihancurkan”.

Pernyataan dari Mustafa Bali pun dibenarkan oleh Kolonel Sean Ryan, juru bicara koalisi pimpinan AS. Kolonel Sean Ryan pun mengatakan militer AS langsung mengerahkan serangan udara setelah pasukan SDF meminta bantuan.

2.

Taktik perisai manusia kembali digunakan ISIS

tahanan ISIS
Para tahanan ISIS | wartakota.tribunnews.com

Meski demikian, Kolonel Sean Ryan mengaku khawatir dengan serangan udara yang dilancarkannya. Pasalnya, ISIS menggunakan perisai manusia yang secara jelas melanggar hukum perang. Taktik menggunakan perisai manusia ini bukan hal baru bagi ISIS. Namun, pasukan SDF dan militer AS merasa kesulitan saat akan melakukan penyerangan.

Perisai manusia pun pernah digunakan ISIS saat bertempur di wilayah Mosul. Adapun taktik perisai manusia adalah strategi ISIS untuk menghindari serangan lawan dengan menggunakan penduduk atau warga sebagai tameng.

ISIS mengubah warga di wilayah yang dikuasainya sebagai perisai manusia. Saat itu, ratusan ribu penduduk terperangkap di Mosul. Pilot militer Irak yang beroperasi di atas Mosul yang berniat menggempur ISIS dengan serangan udara lantas mengurungkan serangannya karena menghindari jatuhnya korban sipil.

ISIS yang tidak memiliki kesempatan untuk memenangkan pertempuran pun akhirnya bisa melarikan diri.

3.

Banyak warga yang masih terperangkap di Baghouz

tahanan ISIS
Pasukan SDF | internasional.kompas.com

Sementara itu, lebih dari 13.000 penduduk melarikan diri ketika pasukan SDF menyerang pertahanan terakhir ISIS di Baghouz pada 1 Maret 2019. Berdasarkan catatan PBB, 90 persen penduduk Baghouz adalah anak-anak di bawah lima tahun dan perempuan.

Petinggi SDF pun mengatakan, warga Baghouz yang berhasil mengungsi melaporkan masih ada ratusan penduduk yang terperangkap di wilayah tersebut. Namun, SDF curiga penduduk Baghouz yang masih bertahan adalah anggota ISIS yang masih bersikukuh mempertahankan wilayahnya.

Juru bicara SDF lain, Lilwa Abdullah, meyakini bahwa warga sipil yang terperangkap di Baghouz tidak berjumlah banyak. Menurutnya, ini hanyalah masalah waktu sebelum pasukannya benar-benar berhasil merebut kembali Baghouz.

Artikel Lainnya

Para anggota ISIS kini memanfaatkan goa dan terowongan untuk melancarkan serangannya. Hal ini memperlambatkan serangan dari pasukan SDF karena mereka tidak mengetahui kedalaman terowongan tersebut. Tidak hanya itu, beberapa di antaranya pun dipasang alat peledak agar pasukan SDF tidak bisa masuk dan menggempur ISIS kembali.

Tags :