Menilik 'Pemakaman Orang Hidup' di Korea Selatan

Pemakaman Hyowon | www2.nst.com.my

Salah satu upaya mencegah bunuh diri

Kasus bunuh diri di Korea Selatan terbilang tinggi. Berbagai upaya pun dilakukan guna mencegah fenomena tersebut kian marak. Salah satunya adalah jasa yang menawarkan pemakaman gratis untuk warga yang masih hidup. Rupanya hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman baru mengenai hidup.

1.

‘Pemakaman orang hidup’ untuk cegah bunuh diri

Pemakaman Hyowon | www.nytimes.com

Lebih dari 25 ribu warga Korea Selatan mengikuti ‘pemakaman massal’ di Pusat Penyembuhan Hyowon. Jasa pemakaman orang hidup yang dibuka sejak tahun 2012 ini mengharapkan agar para peserta bisa meningkatkan kualitas hidup mereka.

“Saat Anda sadar tentang kematian dan mengalaminya, Anda memiliki pemahaman baru tentang hidup,” ujar Cho Jae Hee (75 tahun), salah satu peserta yang ikut dalam upacara pemakaman massal program ‘mati bahagia’.

Puluhan warga Negeri Ginseng ini pun tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Mulai dari para remaja hingga orang tua. Ketika mengikuti upacara kematian ini, mereka akan dibungkus dengan kain kafan, berfoto saat pemakaman, menulis wasiat terakhir, dan berbaring di dalam peti mati yang ditutup selama 10 menit.

Baca Juga: Pelik! Pelaut Indonesia Meninggal di Kapal China, Mayatnya Dibuang ke Laut

Seorang mahasiswa, Choi Jin Kyu, menceritakan bahwa pengalaman berada di dalam peti mati membuatnya berkontemplasi mengenai hidup.

“Ketika saya berada dalam peti mati, saya bertanya-tanya apa gunanya,” ujar Pria berusia 28 tahun tersebut, dikutip dari Malaysia Kini.

2.

Harapan agar warga Korsel kembali menghargai hidup

Pemakaman Hyowon | www.todayonline.com

Perusahaan pemakaman Hyowon mulai menawarkan jasa ‘pemakaman orang hidup’ ini dengan tujuan mencegah kematian karena bunuh diri. Mereka ingin agar orang-orang bisa lebih menghargai hidup mereka.

Selain itu, mereka berharap agar para peserta pemakaman ini akan mencari pengampunan dan rekonsiliasi dengan keluarga atau kerabat dekat, ujar Jeong Yong Mun, kepala Pusat Penyembuhan Hyowon.

Baca Juga: Bisnis Jual Beli Bayi di Palembang Terbongkar. Bayi Laki 15 Juta, Perempuan 25 Juta!

3.

Upaya pemerintah Korea Selatan untuk kasus bunuh diri

Pemakaman Hyowon | www.nytimes.com

Korea Selatan memang dikenal sebagai salah satu negara dengan angka bunuh diri paling banyak di dunia, yakni mencapai 40 orang per hari, sebagaimana dikutip dari Beritagar.id.

Bahkan, jika dibandingkan dengan negara-negara industri maju (OECD) lainnya, kasus bunuh diri di Korea adalah yang paling banyak, yakni 25,6 kasus per 100 ribu penduduk.

Menurut penulis Korea Selatan, Kim Young Ha, kenaikan kasus bunuh diri di Korea Selatan mulai terjadi sejak tahun 1997. Seiring naiknya tekanan hidup dan tingkat persaingan, terutama di bidang ekonomi, kasus bunuh diri pun kian marak.

Baca Juga: Stress Suami Meninggal, Nenek ini Banting Setir Jadi Bintang Porno, Lawan Mainnya Wajib Brondong!

“Sekarang setiap saya mendengar kabar seorang muda meninggal, kemungkinan pertama yang muncul di kepala saya sebagai penyebabnya adalah bunuh diri,” ujar Kim.

Pemerintah Korea Selatan pun menyadari akan maraknya kasus bunuh diri ini. Sejak tahun 2018, sebagaimana dilansir VOA, pemerintah Korea Selatan telah merilis rencana aksi antar-kementerian untuk mengurangi angka bunuh diri hingga tingkat 17 kasus per 100 ribu penduduk di tahun 2022 mendatang.

Artikel Lainnya

“Rencana Nasional Pencegahan Bunuh Diri” yang digagas pemerintah Korea Selatan ini akan mengumpulkan para ahli, membangun jaringan kelompok berisiko tinggi, dan membangun sistem dukungan bagi mereka yang membutuhkan.

Tags :