Kombatan ISIS Asal Indonesia Kapok dan Ingin Pulang Kampung, Menhan: Berjuang Saja Sampai Mati Disana!

Ilustrasi
Ilustrasi | www.rancah.com

Menhan: Berjuang terus sampai mati disana

Kabar menghebohkan datang kembali dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, setelah sebelumnya mengeluarkan pernyataan bahwa mantan Danjen Kopassus Soenarko tidak mungkin memiliki niat makar terhadap negara. Kali ini hal kontroversial justru terucap kembali di mulut mantan Jenderal tersebut.

Mantan jenderal yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Ryamizard tentu tahu ada sebagian warga Indonesia di Suriah banyak yang dideportasi lantaran terlibat ISIS, dan tak sedikit pula dari mereka (WNI) yang mengeluhkan kondisi pengungsian serta merindukan ingin pulang kampung ke Indonesia.

Mendengar hal ini, Menhan selaku pejabat yang memiliki tanggung jawab untuk melindungan setiap jengkal tanah di Ibu Pertiwi pun berkomentar tegas agar para mantan kombatan ISIS tersebut terus berjuang di Suriah sampai mati.

Enggak usah balik lagilah. Kalau mau berjuang, ya berjuang saja di sana sampai mati, ujar Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Daripada ngerepotin, biarin sajalah di sana, lanjut dia.

Soal alasan mereka kembali, yakni ingin menikah dan sebagainya, Menhan enggan menerima alasan tersebut, baginya alasan yang diutarakan para mantan kombatan tersebut alasan yang dicari-cari.

Alasan itu alasan klasik, ujar dia.

Ilustrasi
Menhan Ryamizard Ryacudu | www.rancah.com

Dilansir dari berbagai sumber, Jum'at (21/6/2019), saat ditanya perihal ada beberapa negara Asia yang kini menetapkan status siaga I ISIS, Menhan menjawab tidak perlu.

Dari berita terbaru, kurang lebih sebanyak 152 WNI telah dideportasi pemerintah Turki lantaran terindikasi kuat berafiliasi dengan ISIS. Tak cuma mendeportasi, pemeintah Turki juga tengah bersih-bersih dengan memburu 435 WNI yang akan segera dipulangkan ke tanah air.

Sekelompok ISIS dari Indonesia
Sekelompok ISIS dari Indonesia | www.rancah.com
Artikel Lainnya

Publik khawatir

Tak cuma Menhan, publik juga memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap para mantan kombatan ISIS apabila diperbolehkan kembali ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey dari PEW Research Center pada 2017 yang mana, sebanyak 74 persen warga Indonesia menilai ISIS adalah ancaman utama, dan angka tersebut meningkat kembali pada 2018, rata-rata responden menilai mantan kombatan ISIS akan membawa paham radikal dan ideologinya ke dalam lingkungan masyarakat.

Prosentase ini tentu membuat Indonesia masuk dalam lima besar negara yang menilai ISIS adalah ancaman nyata bagi pertahanan dan keamanan bangsa. Keempat negara lainnya adalah Prancis, Nigeria, Filipina, dan Rusia.

Padahal, pada 2017 lalu, Pemerintah Indonesia memutuskan menerima kembali sebanyak 17 WNI yang dideportasi dari perbatasan Suriah-Irak dengan alasan kemanusiaan. Meski diterima, 17 WNI itu tetap diawasi BNPT serta otoritas keamanan lainnya.

Tags :