Kim Jong Un 'Bersih-bersih' Pemerintahannya Sebelum Bertemu Donald Trump
25 Februari 2019 by LukyaniApa yang dilakukan Kim Jong Un?
Pemimpin Korea Utara siap bertemu dengan Presiden Amerika Serikat. Pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump ini sudah santer dikabarkan sejak jauh-jauh hari. Kabarnya, Kim Jong Un harus melakukan “bersih-bersih” dulu di pemerintahannya sebelum bertemu Donald Trump di akhir Februari ini.
Kim Jong Un lakukan pembersihan di pemerintahannya
Dilansir oleh Reuters, Kim Jong Un melakukan pembersihan di pemerintahannya sebelum bertemu dengan Trump. Dari bersih-bersih ini, setidaknya ada satu diplomat yang teridentifikasi dan ditangkap.
Adalah Han Song Ryo, diplomat Korea Utara yang dipecat dari jabatannya karena dituduh menjadi mata-mata AS. Dikabarkan bahwa Han Song Ryo dihukum dengan dieksekusi atau dikirim ke kamp kerja paksa.
Salah satu media di Korea Selatan, Han dikirim ke kamp kerja paksa akibat tugas yang dijalaninya sebagai negosiator nuklir dengan Washington. Setelah Han dipecat dari jabatannya, diplomat Kim Hyok Chol naik menjadi kepala denuklirisasi. Kim sebelumnya menjabat posisi Duta Besar Korea Utara untuk Spanyol.
Donald Trump dan Kim Jong Un akan bahas denuklirisasi di Korea Utara
Trump dan Kim Jong Un dijadwalkan akan mengadakan pertemuan kedua di Vietnam pada pekan depan. Kabarnya, pertemuan kedua pemimpin negara ini akan fokus membahas mengenai progres denuklirisasi di Korea Utara.
Trump dan Kim Jong Un pertama kali bertemu pada 12 Juni 2018 di Singapura. Setelah pertemuan yang cukup menghebohkan warga dunia tersebut, berhembus kritik untuk Trump yang dinilai tidak membuahkan konsesi yang pasti.
Pakar menyarankan agar Pyongyang sebaiknya menyediakan daftar senjata nuklir yang mereka miliki dan tenggat waktu untuk melakukan proses pelucutan. Dikabarkan bahwa Korea Utara saat ini mempunyai 13 pangkalan rahasia yang digunakan untuk menyimpan senjata nuklir mereka.
Trump mengaku tidak terburu-buru ingin denuklirisasi
Pernyataan yang cukup mengejukan dilontarkan oleh Trump kepada awak media di Ruang Oval pada Selasa 19 Februari 2019. Menurut Trump, di tengah “kegembiraan” akan bertemu kembali dengan Kim Jong Un, dia tidak terburu-buru untuk denuklirisasi.
Meski demikian, Korea Utara disinyalir akan mempercepat perundingan karena saat ini Korea Utara tengah dibebani dengan sanksi ekonomi internasional. Tidak hanya itu, Korea Utara pun ingin mendeklarasikan berakhirnya peperangan dengan Korea Selatan yang sudah berlangsung sejak tahun 1953.
Patrick Krnonin dan Kristine Lee dalam situs 38North mengatakan bahwa Trump mendapat waktu hingga dua tahun untuk membuktikan jalan diplomasinya sukses. “Tidak hanya memberikan waktu untuk Korea Utara memulihkan diri dari tekanan, tetapi juga mempertahankan senjata yang mereka miliki,” tulis Krnonin dan Lee.
Jadwal pertemuan antara Kim Jong Un dan Trump kian dekat. Vietnam sebagai tuan rumah pertemuan sudah mempersiapkan berbagai keperluan untuk menunjang lancarnya pertemuan. Bahkan Vietnam sudah melakukan persiapan sebelum ada keputusan pasti dari pihak AS dan Korut.
Tidak hanya mempersiapkan logistik dan kemanan, Vietnam pun menyiapkan metode kedatangan kedua pemimpin negara tersebut.