Kader Demokrat ini Mengaku Dibenci Masyarakat Kampungnya Karena Dukung Prabowo-Sandi

Jansen akhirnya memilih mundur dari Koalisi 02

Pilihan politik adalah salah satu hak masing-masing warga negara Indonesia yang menganut azas demokrasi ini. Mengingat itu menyikapi perbedaan pandangan seharusnya dengan saling menghargai pilihan masing-masing individu.

Namun beda dengan apa yang terjadi pada Politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. Ia mengaku sempat dibenci oleh masyarakat di kampung halamannya.

Jansen Sitindaon | www.demokrat.or.id

Alasannya karena ia dan Partai Demokrat mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ceritanya tersebut diungkapkan saat ia menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam, TV One pada Sabtu 8 Juni 2019 lalu.

Dilansir melalui Tribunnews.com, Jansen mencalonkan diri menjadi anggota legislatif dari partainya di daerah pemilihan Sumatera Utara III.

Daerah Pemilihan tersebut meliputi Tanjungbalai, Asahan, Batubara, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Diantar, Binjai, dan Langkat.

Meski awalnya ia habis-habisan mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, kini ia mengaku sudah berbalik badan.

Jansen awalnya menjawab pertanyaan soal Partai Demokrat yang dikabarkan keluar dari Koalisi Adil Makmur yang mendukung Prabowo-Sandiaga.

"Mungkin nanti Bang Ray (Rangkuti) yang bisa secara terang benderang menjelaskan itu, karena istilah keluar itu kan penjelasannya itu agak sulit kalau kita lihat timeline pemilu itu," jawab Jansen Sitindaon dikutip TribunJakarta.com dari YouTube TV One.

"Begini, begini saya ini juga ini kan ikut berjuang habis-habisan untuk memenangkan Pak Prabowo," kata Jansen Sitindaon.

Di Pileg 2019, Jansen mengaku hanya memperoleh 1.000 suara di tanah kelahirannya itu.

"Saya ini habis-habisan 8 bulan kemarin, saya ini bukan hanya tidak dipilih orang di kampung saya ini, malahan dibenci, tempat lahir saya itu hanya memberikan 1.000 suara ke saya karena saking bencinya saya mendukung Pak Prabowo," ujarnya.

"Kalau ditanya sikap pribadi saya sebagai kader, maka saya sungguh sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Saya pribadi akan pamit baik baik mundur dari barisan Pak Prabowo ini," imbuhnya.

Selain itu Jansen juga menjawab isu bahwa Partai Demokrat tak mau turut andil dalam upaya gugatan tersebut. Ia lantas membeberkan peran Partai Demokrat terkait pengajuan gugatan sengketa hasil suara Pilpres 2019 bagi kubu Prabowo-Sandiaga.

"Kita kan berpikir kemarin klaim kemenangan 62 persen yang kemudian turun jadi 54 persen itu ada katanya profesor Laode yang hadir penghitungan itu akan dihadirkan kan, jadi artinya data-data, angka-angka C1 per TPS, hasil rapat pleno kabupaten/kota, kecamatan, provinsi itu yang akan dimunculkan. Ini kan (ternyata) tidak, yang dimainkan kemarin kan 'korupsi politik' artinya kan isu besar begitu," jelas Jansen.

"Kalau bicara delapan bulan kemarin (masa kampanye) sudah habis-habisan Partai Demokrat ini," kata Jansen Sitindaon.

Selain itu, Jansen beranggapan telah menghabiskan banyak tenaga serta cara untuk mendukung Prabowo-Sandi.

Artikel Lainnya

Kadang tak jarang juga ditemui dalam grup WhatsApp keluarga jika ada saudara yang punya pandangan beda tentang politik langsung menimbulkan kecanggungan atau bahkan kerenggangan. Indonesia saja punya semboyan Bhineka Tunggal Ika, lalu jika tak menghargai perbedaan orang lain, semboyan siapa yang kita amalkan?

Tags :