Ada Fakta yan Disembunyikan di Balik Teror Bom Sarinah
28 Januari 2020 by FR LalunaHidden fact teror bom Sarinah yang mengguncang Indonesia
Teror di Jakarta beberapa waktu terakhir memang mengguncang warga di tanah air. Walaupun dibarengi tagar #KamiTidakTakut, pasti tetap ada perasaan mencekam. Tapi, tahukah kamu jika ada fakta lain yang sengaja disembunyikan dari peristiwa itu?
Hal itu bisa dilihat melalui analisa dengan sudut pandang yang cukup berbeda daripada analisa lainnya terkait teror bom Sarinah. Analisa ini tidak bisa disebut benar. Tujuan adanya analisa ini yaitu agar masyarakat memiliki sudut pandang yang luas. Tetap ingat, selalu kritisi. Jangan mudah menerima informasi secara bulat, cari sumber lain, elaborasikan.
Beberapa hari berlalu pasca teror bom Sarinah, euforia #KamiTidakTakut belum berhenti. Media sosial dibanjiri oleh foto-foto para polisi heroik menaklukkan teroris dalam waktu kurang dari 3 jam. Membalik persepsi masyarakat akan prestasi polisi kita.
Terlepas dari segala spekulasi yang beredar, peristiwa teror Sarinah ini menyisakan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
Jumlah korban
Berikut ini nama pelaku yang dirilis Polda Metro Jaya:
- Ahmad Muhazan - pelaku, tewas meledakkan diri di dalam Starbucks Coffee
- Muhamad Ali - pelaku, tewas di depan Starbucks Coffee
- Dian Juni Kurnadi - pelaku, tewas akibat ledakan di pos polisi
- Afif alias Sunakin - pelaku, tewas ditembak polisi di depan Starbucks Coffee
- Sugito - warga sipil, tewas akibat ledakan di pos polisi
- Rico Hermawan - warga sipil, tewas akibat ledakan di pos polisi
- Amir Quali Tamer - WNA Kanada, tewas di Starbucks Coffee
- Tewas di dalam Starbucks Coffee 1 orang: Ahmad Muhazan
- Tewas di area teras Starbucks Coffee 1 orang: Amir Quali Tamer
- Tewas di depan Starbucks Coffee 2 orang: Muhammad Ali, Afif
- Tewas di pos polisi 3 orang: Sugito, Rico Hermawan, Dian Juni Kurniadi
Total korban tewas: 7 ( tambah 1 beberapa hari kemudian)
Ahmad Muhazan
Foto pelaku tewas meledakkan diri di dalam Starbucks tidak ditemukan di dunia maya. Tidak ada yang mengunggah. Menurut saksi mata, Frank Feulner, di dalam Starbucks hanya ada dirinya yang mengadakan pertemuan dengan Johan Kieft, Manfred Stoifl warga Belanda, serta ada 7 pria yang semua sudah keluar bersama.
Akan tetapi, setelah itu tidak ada lagi yang keluar masuk hingga terjadi ledakan. Saksi mata tidak melihat ada orang yang meledakkan diri di dalam Starbucks. (Sumber: Tempo, Pagi horor di Starbucks, Kisah Ekspatriat Korban Bom Thamrin)
Dari foto yang beredar di dunia maya, Amir Quali Tamer tewas di depan Burger King. Diperkuat oleh saksi kasir Burger King, Ardila, yang melihat korban diseret dari Starbucks hingga depan Burger King, lalu ditembak. Ardila mengambil video, namun handphone dirampas lalu dibanting pelaku. (Sumber: Tempo, Kisah Perempuan Saksi Mata Teror Bom Thamrin)
Dalam hal tewasnya Amir Quali Tamer, jelas ini adalah pembunuhan, bukan terorisme. Muhamad Ali dan Afif, tewas di pelataran parkir depan Starbucks. Bergabung dengan 2 orang lain yang sudah tewas terlebih dahulu. Yang satu tewas tertembak di kepala.
Dalam gerak lambat video yang beredar di youtube, terlihat Muhamad Ali dalam kondisi tertembak memberi amunisi kepada Afif yang terlibat baku tembak dengan polisi. Kemudian, Muhamad Ali terlihat tidak sengaja menarik sesuatu dari ransel, lalu terjadi ledakan.
Baca juga: Hotel Mumbai: Peliknya Serangan teror dari Pelaku Teror yang Naif
Dalam video yang beredar di youtube, jelas terlihat bahwa korban tewas di parkiran Starbucks ada 4. Namun korban tewas yang direlease Polda Metro Jaya hanya 2. Penghitungan korban tewas berdasarkan gambar-gambar yang beredar di dunia maya dan Muhazan yang di dalam starbucks tanpa foto berjumlah: 9 orang. Bukan 7 orang. Di mana dan siapa mayat yang 2? Apakah hilang?
Target Penembakan
Dari video yang beredar di youtube, pelaku Afif dan M. Ali memiliki target menyerang polisi, bukan masyarakat. Serangan terhadap polisi tidak dimaksudkan sebagai serangan mematikan. Terlihat dari penembakan terhadap polisi di perempatan oleh M. Ali yang mengarah ke perut. Bukan ke muka/kepala.
Sementara di area lain, ada Amir Quali Taher yang diduga merupakan target pembunuhan sesungguhnya. Amir Quali Taher adalah warga Kanada berdarah Aljazair. Ditembak setelah sebelumnya sempat disandera berdua dengan seorang warga Aljazair. (Sumber Tempo: Teror Sarinah, Peneror Sandera Dua WNA di Starbucks). Keduanya orang Aljazair.
Kejanggalan Teroris
Belum pernah terjadi, ada teroris menggunakan perempatan jalan besar sebagai panggung operasinya, dan membom pos lalu lintas. Padahal banyak objek vital lain di area tersebut, seperti PBB hingga Pertamina.
Perempatan jalan, adalah area dimana pelaku paling mudah dikepung dari segala penjuru. Saat berlari ke area Starbucks pun, mereka tidak masuk gedung untuk bersembunyi, meledakkan diri di dalam, maupun menyandera pengunjung untuk memberi dampak sebanyak mungkin. Namun berada di area terbuka. Area paling mudah untuk dikepung dan dilumpuhkan. Mengapa?
Saksi Frank Feulner tidak melihat ada orang lain selain dirinya, Johan Kieft dan Manfred Stoifl. Jadi, dapat disimpulkan tidak ada orang yang meledakkan diri di dalam Starbucks. Dari foto yang beredar, ledakan jelas dari dalam Starbucks. Kusen penyok ke luar, kaca berhamburan ke arah luar.
Dari video, terlihat pelaku Muhamad Ali tidak dengan sengaja meledakkan diri. Alhasil, dari dua lokasi di area Starbucks, tidak ada bom bunuh diri dalam peristiwa ini.
Baca juga: Fakta Mencengangkan di Balik Teror Serangan di Paris
Jika tidak ada bom bunuh diri, artinya ini bukan perjuangan ideologi. Kronologi teror Sarinah lebih mirip perang narkoba dengan target utama Amir Quali Taher ketimbang aksi terorisme. Klaim ISIS berada di balik teror juga terlalu dini, karena diumumkan saat korban belum diidentifikasi.
Disusul dengan peristiwa dibunuhya polisi dalam penggrebegan bandar narkoba di Matraman. Lalu ada kabar ditembaknya polisi oleh bandar narkoba di Tanjung Priuk dalam kurun waktu kurang dari seminggu. Rasanya ini cukup menguatkan dugaan kami bahwa teror Sarinah adalah perang narkoba.
Supporter ISIS jangan senang dulu. Peredaran narkoba dan terorisme itu bersaudara. Pejuang ISIS bisa tenang begitu membunuh orang karena mengkonsumsi pil Captagon (Sumber: NY Daily News, Captagon pills gives ISIS fighter kind euphoria).
Pangeran Arab baru-baru ini ditangkap karena mencoba selundupkan 2 ton pil Captagon (sumber: BBC, Lebanon charges Saudi prince with drug smuggling). Jadi apakah Pangeran Arab men-supply Captagon untuk ISIS?
Di balik itu semua, kita wajib mengapresiasi kerja tim kepolisian yang telah berhasil menaklukkan para penjahat dalam waktu yang singkat. Kerja hebat tim kepolisian!