Cara Kuno, Nadiem Sebut Siswa di Masa Depan Tak Perlu Kompetensi Menghafal!

Mendikbud Nadiem Makarim Tak Ingin Siswa Terus Lakukan Kompetensi Menghafal di Masa Depan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. | www.suara.com

Menteri Nadiem beranggapan di masa depan para siswa tak perlu lagi kompetensi menghafal. Diganti apa dong ya?

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menilai jika kompetensi menghafal sudah tidak diperlukan oleh siswa di masa depan.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Nadiem saat memberikan sambutan acara dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di Jakarta, Jum’at (13/12) lalu.

Lantas, kompetensi apa yang nantinya akan dikembangkan oleh Mendikbud untuk membangun pendidikan para siswa ya?

1.

Kompetensi menghafal tak diperlukan

Mendikbud Nadiem Makarim Tak Ingin Siswa Terus Lakukan Kompetensi Menghafal di Masa Depan
Nadiem Makarim saat menjabarkan program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. | nasional.kompas.com

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu (14/12), Nadiem menyebutkan jika di masa depan para siswa sudah tidak perlu lagi mengaplikasikan kompetensi menghafal dalam sekolah.

Baca Juga: Tolak DWP Karena Sumber Maksiat, Gerakan Pemuda Islam: Tiap Tahun Kami Menyusup!

Hal ini dikarenakan kompleksitas pendidikan di masa depan yang lebih rumit dan membutuhkan banyak dasar komeptensi yang lebih baik dari sekedar menghafal.

“Menurut saya tantangan masa depan dengan kompleksitas yang tinggi membutuhkan beberapa core (dasar) kompetensi. Tidak ada kompetensi menghafal,”

Meski begitu, Nadiem tetap akan melakukan kajian terkait kompetensi menghafal apakah benar-benar dihapuskan secara total atau perlu dimodifikasi agar bisa menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih modern.

“Ini apa gunanya, apa dampak positifnya bagi murid kita di masa dpan. Nah, kalau ternyata jawabannya tidak ada harus dibuang,” jelas mantan CEO Go-Jek itu.

Baca Juga: Kasih PNS Kerja dari Rumah Sampai Gandeng Sobat Ambyar, Kenapa Jokowi Suka yang Milenial-Milenial?

2.

Kuatkan kreativitas dan kolaborasi kompetensi

Mendikbud Nadiem Makarim Tak Ingin Siswa Terus Lakukan Kompetensi Menghafal di Masa Depan
Suasana belajar mengajar di kelas. | limawaktu.id

Nadiem berharap guru-guru kedepan bisa membuat sebuah rencana pengajaran yang lebih kreatif dan tidak melulu soal menghafal. Untuk itu dirinya meminta adanya kolaborasi dari berbagai kompetensi.

Kolaborasi ini sendiri meliputi kreativitas, kemampuan bekerjas sama, mempertanyakan validitas informasi, pemecahan masalah, hingga kemampuan berempati dalam diri siswa.

Dirinya pun memastikan agar bisa mewujudkan hal ini, para guru akan diberikan kemerdekaan dalam menentukan pengajaran sehingga bisa menciptakan situasi kelas yang sesuai dengan karakter para siswa.

Baca Juga: Siswa Gembira! 2021 Ujian Nasional Resmi Dihapus, Nadiem Ganti Sama Format Baru

“Karena hanya dengan kemerdekaan lembaga unit pendidikan, hanya denga kemerdekaan kreativitas para guru, hanya dengan hal itulah pembelajaran dalam kelas bisa terjadi secara keseluruhan,”

Nadiem juga membuat dua dasar kompetensi yang wajib dimiliki oleh tiap individu di masa depan. Pertama kemampuan nalar dalam menggunakan bahasa dan mengaplikasikan konteks hitungan dalam bentuk nyata bukan sekedar angka.

“Topiknya cuma dua. Satu, literasi yaitu kemampuan memahami konsep bacaan, bukan membaca. Kedua, adalah numerasi yaitu bukan kemampuan menghitung, tapi kemampuan mengaplikasikan konsep hitungan di dalam suatu konteks yang abstrak atau nyata,” ujarnya.

Artikel Lainnya

Gebrakan demi gebrakan terus dimunculkan oleh Nadiem Makarim semenjak dirinya ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Jokowi.

Setelah sebelumnya akan menghapus Ujian Nasional 2021 dan mengubahnya dengan konsep baru yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman sekarang.

Tidak heran dirinya kini juga ingin menghilangkan kompetensi menghafal yang sepertinya memang menjadi cara kuno dalam pendidikan Indonesia. Semoga langkah ini benar-benar bisa membangun mutu pendidikan Indonesia lebih baik ke depan.

Tags :