Anies Sebut 6 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei, Aktivis 98 : Gubernur DKI Terkesan Lepas Tangan

Benarkah Anies gagal kondusifkan kondisi Jakarta?

Usai diumumkannya hasil penghitungan rekapitulasi Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), muncul aksi 22 Mei di Jakarta.

Mengenai aksi 22 Mei tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan mendapat informasi soal jumlah korban dalam aksi tersebut, yaitu sebanyak 6 orang tewas.

Anies Baswedan | mediaindonesia.com

"Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal," kata Anies di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

Enam korban tewas tersebut diketahui dirawat di RS Tarakan, RS Pelni, Budi Kemuliaan, RSCM, dan RS Angkatan Laut Mintoharjo.

Selain 6 orang meninggal, Anies Baswedan juga menyebut ada sekitar 200 orang yang mengalami luka-luka.

"Ini per jam sembilan. Jadi ada sekitar 200-an orang luka luka per jam 9. Ada 6 orang meninggal," kata Anies (Detik.com).

Dilansir melalui CNNIndonesia.com, seorang aktivis ‘98 Faizal Assegaf, Gubernur DKI Anies Baswedan gagal menciptakan kondisi kondusif di ibu kota berkaca dari kericuhan yang terjadi usai aksi di sekitar gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Tanah Abang.

"Selaku kepala daerah, Anies Baswedan gagal mendorong situasi kondusif ibu kota negara. Terkesan lepas tangan dan membiarkan Jakarta disusupi kaum radikalis," kata Faizal dalam kicauannya di Twitter, Rabu (22/5) dini hari.

"Warga DKI jelas sangat kecewa, ibadah puasa dan situasi jelang Lebaran yang kian dekat, justru dikotori aksi brutal dan anarkis," lanjutnya. CNNIndonesia.comsudah menghubungi Faizal terkait kicauan ini, namun tak segera mendapatkan respons.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan kerusuhan yang sempat terjadi antara aparat kepolisian dengan demonstran dipicu oleh provokator.

Karena sebelum itu, aksi yang berlangsung di depan Bawaslu pada Selasa 21 Mei malam sudah berjalan dengan tertib dan massa membubarkan diri dengan damai.

"Tapi malamnya ada segelintir orang yang sengaja membuat provokasi, agar membuat warga terlibat," kata Argo dalam keterangannya, Rabu (22/5).

Selain itu, Argo juga menepis adanya kabar yang menyatakan bahwa aparat kepolisian masuk ke dalam masjid untuk mengejar pengunjuk rasa.

"Isu bahwa personel pengamanan masuk ke masjid-masjid untuk mengejar pengunjuk rasa adalah tidak benar," ucap Argo.

Artikel Lainnya

Aksi 22 Mei menjadikan Kantor Bawaslu RI di Jakarta menjadi salah satu titik demonstrasi sejak Selasa 21 Mei sore. Para pendemo ini merasa Pemilu telah dicurangi sehingga melakukan unjuk rasa tersebut. Bagaimana pandanganmu perihal aksi 22 Mei ini guys?

Tags :