Angkat Bicara Soal Bambu Getah Getih, Anies: Kalau Pilih Besi Impor dari Tiongkok
21 Juli 2019 by Talitha FredlinaInstalasi Bambu Getah-Getih menurut Anies membantu rakyat kecil
Gubernur DKI Anies Baswedan akhirnya angkat bicara mengenai pembongkaran instalasi Bambu Getah Getih yang menghebohkan masyarakat. Anies menilai instalasi tersebut sudah memenuhi fungsinya sebagai hiasan Asian Games dan memiliki tujuan baik di baliknya.
Seperti yang telah diketahui, instalasi Bambu Getah-Getih di bundaran HI akhirnya dibongkar pada Rabu (17/7) lalu akibat kondisi bambu yang sudah rapuh dan ditakutkan akan ambruk. Pembongkaran ini menuai kritik dari masyarakat dan anggota DPRD DKI Jakarta.
Salah satu poin yang dikritik adalah umur instalasi yang sangat singkat yakni 11 bulan saja meskipun biaya untuk instalasi tersebut memakan anggaran sampai Rp 550 juta. Sekretaris Fraksi Hanura DPRD DKI Jakarta Veri Yonnefil mempertanyakan keputusan Anies menggunakan material bambu.
“Itu kan sia-sia sebetulnya sejak dari awal sia-sia. Karena sebuah karya seni yang sangat luar biasa sebenarnya. Seharusnya saat itu patung itu tidak dibuat dari bambu, karena bambu itu kan ada usia,” ucap Veri dikutip dari Detik.
Baca Juga: Anies Ungkap 73 Proyek Prestisius DKI Jakarta, Netizen: Habisin Duit Doang
Namun Anies punya alasan khusus mengapa material yang digunakan adalah bambu di samping segi estetika dan keahlian senimannya. Menurut Anies, material tersebut dipilih karena merupakan material lokal yang dibudidayakan langsung oleh masyarakat lokal.
“Kalau yang lain menggunakan besi belum tentu produksi itu produksi dalam negeri. Tapi kalau bambu, hampir saya pastikan tidak ada bambu impor. Bambunya produksi Jawa Barat, dikerjakannya oleh petani oleh perajin lokal. Jadi angka yang kemarin kita keluarkan diterimanya oleh rakyat kebanyakan,” Terang Anies dikutip dari Detik.
Anies juga menjelaskan mengenai anggaran yang digelontorkan dan bagaimana anggaran tersebut justru membantu masyarakat kecil. Ia pun menyatakan kalau menggunakan besi, maka besi itu harus diimpor dari Tiongkok dan uang tidak akan mengalir ke rakyat kecil meskipun instalasi mungkin akan bertahan lebih lama.
“Anggaran itu ke mana perginya, perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya. Uangnya justru tidak ke rakyat kecil. Tapi kalau ini, justru Rp 550 juta itu diterima siapa? Petani bambu, perajin bambu,” Jelas Anies.
Baca Juga: Belum Setahun, Ornamen Bambu Rp 550 juta Kebanggaan Anies Dibongkar, Netizen: Produktif Sekali
Pemilihan materi bambu memang memiliki konsekuensinya sendiri yakni masa hidup yang singkat. Bambu yang terekspos dengan cuaca langsung memang akan cepat lapuk dan rusak. Instalasi Bambu Getah Getih pun awalnya diproyeksikan hanya akan bertahan selama 6 bulan.
“Proyeksinya 6 bulan, memang bambu ada masa hidupnya. Alhamdulillah sekarang bisa 11 bulan. Semua yang kita pasang kemarin dalam rangka Asian Games,” ucap Anies dikutip dari Detik.
Isu pembongkaran instalasi ini yang ramai di masyarakat pun dikritik oleh Anies. Ia menilai isu ini hanya ramai di media sosial dan Bambu Getah Getih sudah memenuhi tugasnya.
“Menurut saya, ini terlalu socmed. Sesuatu yang ramai di socmed aja. Ini kan sesuatu yang kita lakukan untuk menyambut Asian Games. Sudah selesai Asian Games-nya,” Tutur Anies.
Pembongkaran Bambu Getah-Getih mungkin memang terasa menyedihkan karena anggaran yang digelontorkan tak sedikit dan umur instalasi yang pendek. Namun instalasi ini ternyata memberikan manfaat bagi pihak-pihak tertentu seperti petani bambu, pengrajin dan seniman.
Di sisi lain, ada baiknya juga jika pemerintah mempertimbangkan instalasi pemanis kota yang lebih berumur panjang meski terpapar cuaca. Atau melakukan penempatan instalasi dengan lebih mempertimbangkan sifat material yang digunakan.