Waspadalah! Banjir Bukan Satu-satunya Dampak Perubahan Iklim Ekstrem
06 Januari 2020 by Boy N.Dampak Perubahan Iklim di Indonesia
Dampak perubahan iklim yang paling nyata adalah berbagai masalah dan bencana lingkungan. Kita sudah sering menyaksikan dan bahkan mengalaminya baru-baru ini yakni bencana banjir di awal tahun 2020 yang melanda sebagian kawasan Jakarta dan Jawa Barat.
Terlepas dari ekses regulasi penanganan banjir yang selalu jadi bahan perdebatan klise, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan iklim di Indonesia yang ekstrem memicu berbagai musibah yang merenggut korban.
Bahkan, menurut data yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor di kawasan-kawasan tersebut tercatat mencapai 60 orang, sedangkan 2 orang dikabarkan hilang.
Banjir dan Dampak Perubahan Iklim
Dampak perubahan iklim yang paling nyata adalah berbagai masalah dan bencana lingkungan. Kita sudah sering menyaksikan dan bahkan mengalaminya baru-baru ini yakni bencana banjir di awal tahun 2020 yang melanda sebagian kawasan Jakarta dan Jawa Barat.
Terlepas dari ekses regulasi penanganan banjir yang selalu jadi bahan perdebatan klise, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan iklim di Indonesia yang ekstrem memicu berbagai musibah yang merenggut korban.
Bahkan, menurut data yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor di kawasan-kawasan tersebut tercatat mencapai 60 orang, sedangkan 2 orang dikabarkan hilang.
Baca Juga: Deretan Fenomena Alam yang Menghebohkan di Tahun 2019
Iklim dan Penyebab Perubahan Ekstrem
Kebanyakan orang belum bisa membedakan penyebutan iklim dan cuaca padahal keduanya berbeda definisi. Jadi, apa bedanya iklim dan cuaca?
Iklim adalah kondisi atmosfer dalam jangka waktu yang panjang. Jelasnya, iklim adalah kondisi cuaca dalam periode panjang di sebuah kawasan yang dapat diukur secara statistik.
Sedangkan cuaca adalah kondisi atmosfer dalam kurun waktu singkat. Indikator-indikator yang digunakan untuk menghitung kondisi cuaca itu biasanya terdiri dari suhu, kelembapan, angin, dan curah hujan.
Menurut penjelasan para pakar, pengertian iklim disempurnakan lewat klasifikasinya yaitu:
- Iklim Dingin
- Iklim Sedang
- Iklim Sub Tropis
- Iklim Tropis
Dari pengertian iklim dan klasifikasinya, Indonesia termasuk kawasan tropis yang cuma mengenal dua musim yaitu hujan dan kemarau.
Beberapa tahun belakangan ini, kita merasakan sendiri dampak perubahan iklim yang ditandai dengan musim kemarau yang terlalu panjang dan diikuti kekeringan di mana-mana.
Sementara itu, saat musim hujan tiba, intensitasnya sangat tinggi memicu banjir dan tanah longsor.
Baca Juga: Selain Jakarta, 5 Kota Ini Juga Diprediksi Akan Tenggelam
Apa Penyebab Perubahan Iklim?
Dari berbagai penelitian para ilmuwan, bumi memanas lebih cepat ditandai oleh berbagai gejala perubahan iklim. Perubahan iklim dalam skala global berpengaruh pada perubahan cuaca harian.
Kenapa bisa sampai terjadi perubahan iklim? Perubahan iklim di Indonesia dan berbagai belahan bumi lainnya adalah gejala yang dipicu oleh beragam kegiatan manusia baik secara langsung mapun tidak. Hal itu telah dinyatakan secara gamblang oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan disepakati para pakar.
Ada kaitan yang sangat erat antara suhu bumi yang semakin meningkat dan berbagai bencana melanda berbagai wilayah di dunia.
Kamu pastinya sering mendengar atau menjumpai istilah Global Warming (Pemanasan Global), Efek Rumah Kaca, menipisnya lapisan ozon, dan sejenisnya. Semua itu merupakan gejala perubahan iklim ekstrem yang semakin mengancam peradaban manusia.
Jika beragam kegiatan manusia baik yang langsung atau tidak merupakan penyebab perubahan iklim, apa saja sih yang dimaksud?
Baca Juga: 10 Negara yang Memiliki Hutan Terluas
Kegiatan industri, pembakaran/penggundulan hutan, dan pembakaran bahan fosil adalah pemicu perubahan iklim ekstrem. Sementara itu, berbagai kegiatan yang kita lakukan setiap hari pun disinyalir menjadi penyebabnya, yaitu:
1. Penggunaan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak
Tahun 2018 lalu, dikabarkan bahwa konsentrasi karbon dioksida atau CO2 sangat tinggi bahkan dalam rentang waktu 3 juta tahun terakhir. Artinya, segala macam kegiatan yang menimbulkan polusi udara berdampak pada perubahan iklim.
2. Membuang sampah sembarangan
Sampah yang menumpuk dalam volume tinggi apalagi yang sangat sulit teurai memicu produks gas methana. Gas inilah yang mempengaruhi perubahan iklim.
3. Penggunaan kulkas
Senyawa CFC dari kulkas ternyata punya efek merusak lapisan ozon 10 ribu kali lebih dahsyat dibandingkan CO2.
4. Penggunaan bahan kimia untuk pertanian dan peternakan
Penggunaan bahan-bahan kimia dalam pertanian seperti pupuk akan berubah menjadi Nitro Oksida atau N20 yang turut berkontribusi menimbulkan Efek Rumah Kaca.
Dengan mengetahui dan memahami penyebab perubahan iklim, diharapkan kita jadi lebih siaga menghadapi segala risikonya.
Baca Juga: Dibuat Demi Menjaga Bumi, Ini Kisah 'Tembok' Besar Hijau di Afrika
Dampak Perubahan Iklim
Lalu, apa saja dampak perubahan iklim secara global? Permukaan laut bakal semakin meninggi begitu juga curah hujan serta beragam kondisi alam yang berlangsung secara regional.
Pengaruhnya pun terasa di persediaan air, hasil-hasil panen, kondisi hutan, kesehatan manusia, populasi satwa, dan masalah-masalah lingkungan hidup lainnya.
Secara umum, ancaman dampak perubahan iklim di Indonesia meliputi:
1. Kemarau panjang dan kekeringan
Kita yang tinggal di Indonesia sudah mulai sering merasakannya. Musim kemarau yang terlampau panjang sementara suhu panas ekstrem bahkan di malam hari.
2. Curah hujan tinggi
Musim hujan yang dinantikan ternyata datang dengan intensitas yang sangat parah menimbulkan berbagai masalah seperti tanah longsor dan banjir.
Baca Juga: Tak Kunjung Reda, Kebakaran di Hutan Amazon Justru Meningkat
3. Angin kencang
Baik di musim kemarau atau hujan, angin kencang yang berpotensi bencana kian mengancam.
4. Banjir
Banjir memang disebabkan oleh ulah manusia, misalnya dari kebiasaan buang sampah sembarangan. Volume air yang terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan bencana yang sangat membahayakan pemukiman. Setelah itu, masih mengintai ancaman berbagai penyakit menular dan masalah-masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: Wow, Tingkat Polusi Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara!
Musim Hujan di Jabodetabek Sampai Bulan Apa?
Banjir yang melanda kawasan Jakarta dan beberapa wilayah di Jawa Barat diperparah oleh curah hujan yang tinggi. Dampak perubahan iklim ini tentu wajib diwaspadai yang salah satunya memantau prakiraan musim hujan.
Sampai kapan musim hujan di kawasan Jabodetabek berakhir? Menurut informasi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas curah hujan bakal meningkat lebih tinggi dari Januari hingga Maret 2020.
Puncaknya diperkirakan terjadi saat Februari dan Maret, terutama di sebelah selatan Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan Tengah, Sulawesi, dan Papua.
Nah, itulah dampak perubahan iklim khususnya di Indonesia yang sekarang benar-benar dirasakan sebagian wilayah Indonesia. Selain itu, waspadalah. Ketika banjir sudah surut dan kondisi kembali normal, masih banyak ancaman yang harus diantisipasi khususnya risiko penyakit menular.
Semoga dengan informasi dalam artikel ini kita lebih peduli dengan masalah lingkungan yang hanya dapat dimulai dari hal-hal kecil dalam keseharian.