7 Film Horor Indonesia yang Jalan Ceritanya Amburadul. Cuma Cari Sensasi?
04 Desember 2020 by Sabina Gendis SahasrakiranaJudul film horor sengaja kontroversi biar orang penasaran.
Siapa sih yang sanksi dengan keseraman film horor Indonesia? Sebut saja Tusuk Jelangkung film yang disutradarai oleh Dimas Djayadiningrat rilis tahun 2003, menggegerkan pecinta film horor Indonesia dengan berbagai macam scene mencekam dibumbui scoring mengejutkan. Tidak hanya itu, Pengabdi Setan yang merupakan remake film tahun 1980an menjadi salah satu film horor terseram tahun 2017.
Sayangnya, banyak filmmaker yang menggunakan aji mumpung membuat film horor dengan judul mirip dengan film horor sukses pendahulunya. Memang sulit mencari ide orisinil, makanya beberapa filmmaker ini mencari titik tengah dengan mengadaptasi film horor yang sudah terkenal.
Namanya meniru, pasti hasilnya tidak terlalu baik berikut adalah tujuh film horor ‘gagal’ karena hanya mengedepankan sensasi belaka dan tentunya diberi bumbu adegan atau judul tidak senonoh sebagai daya tariknya.
BACA JUGA: 7 Film Indonesia Berlatar Belakang Peristiwa Mei 1998
Hantu Juga Selfie (2014)
Dari judulnya saja film ini sudah membuat calon penontonnya bergidik geli. Ternyata film horor ini mengadaptasi horor dan komedi receh yang sedang hits di tahun 2014.
Helsi (Beby Regita) adalah hantu penasaran yang terobsesi dengan selfie dia meninggalpun ketika sedang melakukan selfie. Setelah meninggal Helsi menghantui teman-temannya yang melakukan selfie di HP-nya.
BACA JUGA: 10 Serial TV Hollywood Terbaik Bertema Post-Apocalypse
Dendam Pocong Mupeng (2010)
Sebelum berjudul Dendam Pocong Mupeng, film ini berjudul Hantu Puncak Datang Bulan. Tentunya pemakaian nama ini mengundang kontroversi. Tidak hanya nama, ternyata dalam film ini banyak menampilkan adegan vulgar dan sempat gagal tayang di bioskop.
Setelah ganti judul dan tentunya banyak sensor adegan, akhirnya film ini lolos tayang. Cerita singkat film ini tentang pasangan Andi (Andreano Philip) dan Rini (Lia Ladysta) sedang kasmaran dan memilih villa di daerah puncak sebagai lokasi menjalin kasih.
BACA JUGA: Bikin Kapok! 7 Film Fantasi Ini Cukup Ditonton Sekali Sumur Hidup
Celakanya, ketika Andi ingin melakukan hubungan badan dengan Rini ternyata dia sedang datang bulan. Marahlah Andi karena tidak bisa berhubungan intim lalu keduanya terbunuh dan arwah mereka menghantui vila itu. Anehnya, ketika jadi hantu mereka tetap menuai drama karena kelakuan Andi yang mata keranjang.
Bukan Pocong Biasa (2011)
Film genre horor-komedi ini menampilkan aksi pocong yang cenderung dipaksakan. Misalnya melakukan breakdance, boncengan motor, bahkan naik angkot ada di dalam film ini. Lelucon receh yang disajikan justru membuat penonton bosan karena terlihat dipaksakan.
Tali Pocong Perawan (2008)
Film yang dibintangi oleh Ramon Tungka sebagai Nino dan Dewi Persik sebagai Vinnie ini berlatar belakang mitos mengenai kehebatan tali pocong untuk mengabulkan permintaan. Nino menyukai kakak iparnya Vinnie dan untuk mendapatkan cinta Vinnie, Nino rela menggali kubur dengan tangan dan mengambil tali kain kafan dengan mulut.
Anehnya film ini memiliki sekuel keduanya yaitu Tali Pocong Perawan 2 pada tahun 2012 dengan cerita yang hampir mirip untuk mendapatkan cinta.
Pocong Mandi Goyang Pinggul (2011)
Lagi-lagi judul kontroversi yang dijadikan click bait bagi calon penonton. Sebagai catatan, dalam film ini tidak ada satupun adegan pocong mandi sambil goyang pinggul. Nilai jual film ini adalah kemunculan Sasha Grey (bintang film dewasa) asal Amerika yang sliweran lewat webcam.
Diperkosa Setan (2010)
Konsep awal film ini berkiblat kepada iblis di negara barat yaitu Incubus yang suka berhubungan intim dengan manusia. Nah, film ini bercerita tentang hantu playboy yang memperkosa Marsya (Cynthiara Alona) ketika pindah merantau ke Jakarta.
Kuntilanak Kesurupan (2011)
Film yang lagi-lagi tidak ada adegan kuntilanak kesurupannya ini cukup membuat penonton tertipu. Film ini bercerita tentang Wesley (Guntur Triyoga) yang mendadak dihantui oleh gabungan kuntilanak dan pocong yang adalah manusia korban kejahatan bosnya. Well, sungguh absurb.
Judul-judul film di atas bisa menjadi referensi untuk tontonan di luar nalar karena terlalu out of the box. Kesan receh dan dipaksakan memang terlihat jelas dari alur cerita film-film tersebut. Untungnya, sekarang penonton di Indonesia sudah lebih paham mengenai perfilman.
Genre horor akhir-akhir ini sudah menyajikan film horor yang membuat merinding dan memberikan efek samping yang membuat tidak bisa tidur dengan nyenyak.