Bikin Kapok! 7 Film Fantasi Ini Cukup Ditonton Sekali Sumur Hidup

Img-ilustrasi.jpg
Ilustrasi | unsplash.com

Deretan film fantasi rating rendah yang lebih baik ditonton sekali saja

Para penggemar film kebanyakan melihat review film terlebih dahulu sebelum menonton. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui film tersebut bagus atau tidak. Namun, ada pula yang tetap menonton tanpa perlu mencari tahu review-nya. Siapapun pasti senang melihat film dengan kualitas bagus.

Namun, apakah kalian pernah menonton film yang memiliki review kurang bagus? Mungkin kalian bisa menonton beberapa film berikut ini yang mendapat rating rendah di IMDb maupun Rotten Tomatoes, siapa tahu film ini bisa cukup menghibur meskipun ditonton hanya sekali seumur hidup.

Penasaran film apa saja yang memiliki rating rendah yang setidaknya harus ditonton sekali semur hidup? Berikut ulasannya.

1.

The Cat in the Hat (Rating IMDb: 4.0/10)

Img-ilustrasi.jpg
The Cat in the Hat  | screencrush.com

Kesuksesan How the Grinch Stole Christmas (2000) membuat Universal Pictures percaya diri untuk mengadaptasi kisah dari buku Dr. Seuss’ lainnya, yaitu The Cat in the Hat (2003). Sayangnya, film ini tak bisa mengulangi kesuksesan tersebut.

The Cat in the Hat dikritik karena adanya beberapa humor yang kurang pantas untuk anak-anak. Myers yang sukses berperan sebagai Austin Powers dianggap gagal membawakan karakter The Cat in the Hat.

Walau banyak kritikan, visual filmnya yang penuh warna mungkin bisa sedikit menutup kekurangan filmnya. DItambah lagi, penonton bisa melihat imutnya Dakota Fanning saat masih anak-anak.

2.

Dragonball Evolution (Rating IMDb: 2.5/10 )

Img-ilustrasi.jpg
Dragonball Evolution  | www.cinemablend.com

Mengadaptasi film dari anime atau manga memang tidak mudah. Salah sedikit saja film itu bisa mendapat banyak kritikan dari para penggemar anime. Itulah yang terjadi pada film Dragonball Evolution.

Penggemar Dragon Ball sangat kecewa karena film ini begitu melenceng dari kisah aslinya. Ditambah lagi dengan pemilihan aktor ras kulit putih sebagai Goku. Hal ini menjadi bukti bahwa Hollywood masih perlu banyak belajar dalam mengadaptasi anime ke film live action.

3.

Eragon (Rating IMDb: 5.1/10)

Img-ilustrasi.jpg
Eragon  | bookstacked.com

Film yang diadaptasi dari novel ini tidak seberuntung film adaptasi novel fantasi lainnya seperti seri Harry Potter atau seri The Chronicles of Narnia. Sang aktor utama, yaitu Ed Speleers, sebenarnya menampilkan akting yang cukup baik di Eragon.

Permasalahannya, akting aktor lainnya dianggap kurang bisa menyeimbangkan akting Speleers. Selain masalah akting, skenario Eragon juga tidak berhasil menyenangkan para penggemar novelnya. Tapi setidaknya, penonton bisa dimanjakan dengan visual CGI yang cukup baik di film ini.

4.

10,000 BC (Rating IMDb: 5,1/10)

Img-ilustrasi.jpg
10,000 BC  | www.rottentomatoes.com

Film ini merupakan garapan sutradara Roland Emmerich yang juga menggarap film 2012 (2009). Walau untung secara pendapatan, 10,000 BC nyatanya tidak mendapatkan penilaian yang positif.

Salah satu hal yang membuat 10,000 BC mendapatkan banyak kritikan karena dianggap tidak akurat secara arkeologis dan menghadirkan banyak kesalahan faktual. 10,000 BC bahkan dianggap sebagai film terburuk yang disutradarai oleh Emmerich. Walau tidak unggul dari sisi cerita, film ini menampilkan visual yang cukup mengesankan.

5.

The Last Airbender (Rating IMDb: 4,0/10)

Img-ilustrasi.jpg
The Last Airbender  | wegotthiscovered.com

Kesuksesan serial animasi Avatar: The Last Airbender membuat Nickelodeon dan Paramount Pictures membuat film live action-nya yang diberi judul The Last Airbender (2010). Tetapi, film live action-nya itu tidak berhasil mengulang kesuksesan serial animasinya.

Film tersebut dianggap menyia-nyiakan cerita bagus yang sudah ada di serialnya. Tak hanya ceritanya yang kurang bagus, kualitas akting para aktornya juga bisa dibilang di bawah rata-rata. Bahkan, The Last Airbender disebut-sebut sebagai salah satu film terburuk sepanjang masa.

6.

Assassin’s Creed (Rating IMDb: 5,7/10)

Img-ilustrasi.jpg
Assassin’s Creed  | www.indiewire.com

Selain anime, Hollywood juga pernah mengadaptasi film dari game. Namun sayang, kebanyakan film live action game buatan Hollywood membuat kecewa penggemar gamenya, salah satunya Assassin’s Creed (2016).

Bukannya mengambil cerita dari salah satu seri game Assassin’s Creed, sutradara Justin Kurzel lebih memilih menghadirkan cerita baru yang tetap berhubungan dengan semesta gamenya. Alhasil, cerita di film ini hanya bisa dimengerti oleh orang yang memainkan gamenya. Namun, jalan cerita film Assassin’s Creed dinilai terlalu membosankan, bahkan bagi penggemar gamenya.

7.

The Legend of Hercules (Rating IMDb: 4,2/10)

Img-ilustrasi.jpg
The Legend of Hercules  | www.livemint.com

Berbeda dari film Hercules yang cukup diterima dengan baik oleh penonton. The Lengend of Hercules justru gagal total dan banyak mendapat kritik. Jika dibandingkan dengan film Hercules yang dibintangi oleh Dwayne Johnson, The Legend of Hercules seakan diproduksi secara kelas bawah.

Ditambah lagi dengan jalan ceritanya yang membosankan dan akting para aktornya yang sama sekali tak bisa menolong. The Legend of Hercules bahkan terbilang sangat naggung untuk disebut sebagai film aksi.

Artikel Lainnya

Itulah berbagai pilihan film fantasi dengan rating kurang bagus yang harus kalian tonton walau sekali seumur hidup. Di antara ketujuh film di atas, adakah yang sudah kalian tonton?

Tags :