Sempat Tolak Jenazah Perawat Positif Covid, Warga Sewakul Takut Akan Ditolak Saat Berobat
15 April 2020 by IdhamWarga di sana mengatakan bahwa penolakan yang diinisiasi oleh oknum ini berdampak kepada seluruh warga Sewakul.
Penolakan jenazah pasien positif Covid-19 kerap kali terjadi dengan alasan tidak mau mengambil risiko tertular virus yang tengah menjadi pandemi ini. Ketakutan akan virus yang bisa dengan mudah menjangkit ke banyak orang memang bisa dimaklumi.
Akan tetapi, pihak rumah sakit sudah memahami prosedur untuk menangani jenazah pasien positif tanpa berisiko menularkan virus kepada orang lain, sehingga seharusnya penolakan semacam itu tidak perlu terjadi.
Dilansir dari Suar.grid.id (13/04/20), penolakan jenazah positif di Sewakul, Ungaran, Jawa Tengah, sempat menjadi viral di media sosial. Aksi ini menjadi sorotan banyak orang karena jenazah yang bersangkutan adalah perawat yang bekerja sebagai tenaga medis untuk menanggulangi penyebaran virus.
Baca Juga: Viral Video Bocah Protes Pedagang Siomay Tidak Lewat: Bukan Mati Corona, Mati Kelaperan
Banyak pihak yang mengecam penolakan ini dan mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk protes atas sikap warga setempat yang diinisiasi oleh oknum.
Isi tulisan pada karangan-karangan bunga itu pun mengandung pesan yang mengekspresikan kritik atas sikap warga Sewakul, misalnya: "Demi Anda kami merawat, nyawa pun kami pertaruhkan. Jika jasad kami Anda tolak, apa perlu Anda kami tinggalkan? Puas!".
Selain itu, ada juga karangan bunga yang isi tulisannya pada awalnya terkesan seperti menyampaikan pesan duka cita pada umumnya, namun pesannya dipelintir menjadi: "Turut berduka cita atas matinya hati nurani oknum tolak pemakaman perawat korban Covid-19."
Baca Juga: Heboh Usulan Hanya Umat Muslim yang Boleh Terima Bantuan Corona, Ini Kata Gubernur Babel!
Karangan-karangan bunga dengan bunyi senada hingga kini masih memenuhi pintu masuk TPU Sirawak yang ada di Sewakul.
Tidak hanya karangan bunga yang dikirim oleh orang-orang yang menaruh simpati kepada mendiang perawat yang jenazahnya ditolak, perwakilan dari Ikatan Perawat Indonesia pun membawa kasus penolakan tersebut ke meja hukum.
Baca Juga: Viral Polisi di Medan Ludahi Pengemudi Mobil yang Disetop, Pelaku Langsung Dimutasi
Akhirnya, tiga orang yang menjadi provokator penolakan itu pun ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Ketiga tersangka aksi itu adalah tokoh masyarakat yang mengkoordinasi beberapa warga untuk memblokade jalan masuk penuju pemakaman.
"Para tersangka melakukan tindakan berupa provokasi warga dan menghalang-halangi serta melarang petugas pemakaman yang akan melaksanakan tugasnya memakamkan jenazah yang terinfeksi virus corona," ujar Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Budi Haryanto pada hari Sabtu (11/4/2020) (Sumber: Regional.kompas.com, 12/04/20).
Gara-gara kasus ini akhirnya menjadi masalah besar yang disoroti banyak pihak, warga Sewakul pun menyesali aksi tersebut dan merasa takut nantinya mereka akan ditolak saat membutuhkan penanganan medis.
Baca Juga: Berencana Akan Menikah, Baby Sitter Berstatus PDP Asal Madiun Meninggal Dunia
Soleh, warga Sewakul, mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak semua warga di sana yang menyetujui penolakan tersebut.
"Kejadian itu membuat nama Sewakul jadi buruk, padahal yang menolak itu hanya oknum yang mengaku perwakilan warga," ungkap Soleh pada hari Minggu, (12/04/20).
Baca Juga: Mengeluh Pengalaman Karantina di Hotel Mewah, Selebgram Ini Bikin Geram Netizen!
Menurut Soleh, dampak dari perbuatan oknum itu cukup terasa di media sosial karena banyak pihak yang mengecam warga Sewakul setelah kejadian di sana menjadi viral.
"Kami takut juga bila sakit tidak ada yang mau merawat atau saat berobat ditolak," katanya.
Sementara itu, Ketua RW 08 Sewakul, Daniel Sugito, mengatakan bahwa sebenarnya pihak keluarga almarhum Nuria Kurniasih sudah meminta izin kepada dirinya yang juga menjabat sebagai ketua TPU.
Namun, saat jenazah mendiang memasuki wilayah Sewakul, tiba-tiba saja ada oknum warga yang berusaha menghalangi proses pemakaman.
Baca Juga: Berhasil Lolos dari Amukan Warga, Pencuri Kotak Amal Ini Ngaku ODP Corona
"Saya sudah menjelaskan jenazah ini punya hak yang sama untuk dimakamkan di sini. Apalagi ayah dan pakdenya juga dimakamkan di sini. Tapi perwakilan masyarakat ini tiba-tiba menolak. Kami sudah berupaya agar almarhum bisa dimakamkan di sebelah ayahnya, namun tidak jadi terlaksana," ujar Daniel.
Akhirnya, setelah berdiskusi, pihak keluarga almarhum memutuskan untuk melakukan pemakaman di Pemakaman Bergota.