Tolak Jenazah Dimakamkan Sesuai SOP, Keluarga PDP Corona ini Ngamuk!
15 April 2020 by Amadeus BimaYang kayak gini nih bikin kasus positif corona di Indonesia makin tinggi
Untuk mencegah penyebaran virus corona semakin masif, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyusun aturan cara penanganan pasien berstatus ODP (Orang Dalam Pengawasan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), pasien yang positif corona, hingga pasien ODP, PDP, dan positif yang meninggal dunia. Prosesi pemakamannya agak berbeda dengan pemakaman biasa.
Jenazah harus dimasukkan ke dalam kantong plastik yang kemudian ditutup rapat, dan hanya bisa dimakamkan oleh tim medis yang berseragam APD lengkap. Namun, terjadi keluarga pasien PDP virus corona Covid-19 di Kota Makassar menolak peraturan tersebut. Keluarga bersikeras bahwa jenazah tidak terinfeksi virus corona dan harus dimakamkan secara biasa.
Pasien tersebut diketahui menghembuskan nafas terakhir saat dirawat di rumah Sakit (RS) Stella Maris, Makassar sejak 23 Maret 2020. Karena statusnya PDP, Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulsel berniat memakamkan jenazah sesuai protokol pemulasaran jenazah Covid-19. Jenazah diantarkan menggunakan ambulans menuju Pemakaman Macanda Kabupaten Gowa.
Baca Juga: PDP Corona Meninggal Dunia di Kolaka, Keluarga Nekat Bongkar Plastik dan Cium Jenazah
Namun, pihak keluarga tidak terima dan memaksa mengambil alih proses pemakaman. Keluarga yakin bahwa jenazah meninggal bukan karena virus corona, melainkan karena penyakit bawaan, yaitu penyakit gula.
Pukul 9.40 Wita, keluarga menolak jika korban meninggal karena Covid-19, dan pihak keluarga merasa jika korban meninggal karena sakit yang diderita sudah 2 tahun lalu dengan riwayat Gula,” kata PJ Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb, Sabtu (4/4/2020).
Tim Gugus Tugas berusaha berkoordinasi dengan keluarga dan membujuk mereka agar jenazah dimakamkan sesuai standar WHO. Ini demi mencegah hal yang tidak diinginkan. Tapi, keluarga tetap menolak karena hasil resmi tes corona terhadap jenazah belum keluar. Akhirnya, pihak keamanan pun diterjunkan untuk mengamankan prosesi pemakaman.
Satu pleton anggota TNI dari Raider 700 berjaga depan pintu IGD Stella Maris untuk mengantisipasi keluarga korban hendak mengambil jenazah korban dan menguburkannya dengan cara biasa. Ambulans bahkan sampai dikawal oleh 1 unit mobil Camar 709, 1 unit Brigade mobile, 2 unit mobil Gugus Tugas Covid-19 Sulsel, dan 2 unit mobil truck Raider 700, menuju pemakaman.
Baca Juga: Ramai Warga Tolak Jenazah Positif Corona, Bak Garami Luka dengan Cuka
Korban diketahui berjenis kelamin laki-laki berusia 63 tahun, dan sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan. Insiden ini semakin mempertegas bukti bahwa warga Indonesia masih seenaknya dan sesuka hati memandang virus corona. Mereka mengira virus ini bukanlah sesuatu yang berbahaya, tapi infeksi yang bisa dikompromikan. Bagaimana menurutmu?