Ramai Warga Pasuruan Acungkan Parang Tolak Jenazah Corona, Walkot Sampai Cium Kening!

Acungkan Parang Tolak Jenazah Corona, Walkot Pasuruan Cium Kening Warga
Plt Wali Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo berkomunikasi dengan warga yang menolak pemakaman pasien corona di TPU Gadingrejo, Sabtu (11/4). | jatimnow.com

KIsah dramatis Wali Kota Pasuruan tenangkan warga yang tolak pemakaman jenazah corona dengan parang. Duh, serem!

Kejadian warga yang ramai-ramai menolak pemakaman jenazah pasien positif corona berinisial MI (62) di Kota Pasuruan, Jawa Timur, Jum’at (10/4) viral dan jadi perbincangan hangat publik.

Bahkan dalam aksi tersebut warga sempat mengacungkan parang agar proses pemakaman dihentikan. Tak pelak, pemerintah Kota Pasuruan turun tangan menyelesaikan kasus ini agar konflik di masyarakat saat darurat wabah corona atau Covid-19 tidak terjadi.

Lalu, bagaimana kronolgi aksi warga tolak pemakaman pasien corona yang viral ini?

1.

Warga ramai-ramai tolak pasien positif corona

Acungkan Parang Tolak Jenazah Corona, Walkot Pasuruan Cium Kening Warga
Proses pemakaman salah satu pasien positif corona yang meninggal di Jawa Barat. | sosok.grid.id

Dilansir dari Kompas.com, Senin (13/4), Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo membenarkan adanya aksi warga yang menolak pemakaman pasien corona.

Kejadian itu bermula saat petugas medis dari Rumah Sakit Bangli, Kabupaten Pasuruan hendak memakamkan jenazah MI di TPU Gadingrejo usai yang dinyatakan meninggal dan positif corona pada 10 April 2020 lalu.

Baca Juga: Viral Aksi Vandal 'Kill The Rich' di Banjar, Pelaku Terinspirasi Joker hingga Buku Tere Liye Disita!

Tak lama kemudian, sejumlah warga yang didominasi anak muda datang dan melakukan aksi demo menolak pemakaman pasien positif corona tersebut.

Reno sendiri menduga para warga terpancing usai ada seorang provokator yang memanfaatkan darurat wabah corona untuk membuat keonaran.

“Warga yang takut dan tidak paham kemudian diprovokasi oleh provokator, oknum yang hanya ingin mencari panggung,”

“Ia menggerakkan anak-anak muda, yang dengan mudah digerakkan. Namun setelah diberi penjelasan dan saya yakinkan, mereka akhirnya mengerti,” jelasnya.

Baca Juga: PSBB Palangka Raya Ditolak Menkes, Aktivis Kawal Covid-19: Pembantaian Massal Dengan Birokrasi!

2.

Jenazah sempat ditolak Kabupaten Pasuruan

Acungkan Parang Tolak Jenazah Corona, Walkot Pasuruan Cium Kening Warga
Puluhan warga yang menolak pemakaman pasien corona lantaran khawatir tertular. | jatimnow.com

Reno juga menjelaskan sebelum dimakamkan di Kota Pasuruan, jenazah MI juga sempat ditolak oleh warga Kabupaten Pasuruan.

Hal ini lantaran MI diketahui bukan warga asli Pasuruan sehingga tidak pantas dimakamkan di daerah tersebut.

“Kabupaten Pasuruan tidak mau menerima jenazah ini karena bukan warganya,”

Melihat kondisi jenazah yang tidak memiliki kejelasan, Reno akhirnya menginsiasi agar MI bisa dimakamkan secara layak di Kota Pasuruan.

Baca Juga: Bentrok Berdarah TNI vs Polri di Papua, 3 Polisi Tewas Tertembak. Salah Satunya di Leher!

Hal ini juga didasari adanya hubungan korban dengan Kota Pasuruan yang merupakan tempat tinggal istri sirinya.

“Karena tidak ada yang mau menerima jenazah ini, termasuk keluarganya di Jakarta. Kami putuskan dengna segala rasa kemanusiaan, kami menerimanya. Kami tracing (juga) ternya adia punya istri siri di Kota Pasuruan,” jelas Reno.

3.

Cium kening agar warga tenang

Acungkan Parang Tolak Jenazah Corona, Walkot Pasuruan Cium Kening Warga
Plt Wali Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo | www.wartabromo.com

Proses pemakaman jenazah pasien positif corona di Kota Pasuruan juga dipenuhi sejumlah peristiwa dramatis yang membuat Reno harus mencium kening seorang penggali kubur.

Aksi itu dilakukannya untuk meredam emosi warga dan menciptakan rasa percaya bahwa proses pemakaman ini aman dan tidak akan membuat warga tertular corona.

“Warga yang terprovokasi datang ramai-ramai. Bahkan ada yang bawa parang, tapi setelah kami ajak dialog, saya sentuh nuraninya. Bahkan, saya cium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga, mereka akhirnya ngerti,”

Pemakaman jenazah pasien corona itu pun akhirnya berhasil diselesaikan pada Sabtu (11/4) dini hari pukul 01.00 WIB.

Artikel Lainnya

Aksi penolakan pemakaman jenazah pasien positif corona terus terjadi di sejumlah daerah di tanah air dalam beberapa hari terakhir, dimana yang terbaru terjadi di Kota Pasuruan.

Adanya rasa paranoid dan khawatir akan tertular corona dari jenazah para pasien membuat warga memang menjadi lebih agresif.

Namun, semoga hal ini bisa segera dihentikan dan masyarakat harus sadar bahwa dengan proses pemakaman yang sesuai dengan prosedur maka virus tersebut tidak akan menular apabila sudah dimakamkan.

Jadi mari kita tetap berpikir jernih dan jangan mudah terpancing dengan provokasi yang malah membuat suasana menjadi tidak kondusif.

Tags :