PDP Corona Meninggal Dunia di Kolaka, Keluarga Nekat Bongkar Plastik dan Cium Jenazah

pasien corona dibawa keluarga
Pasien PDP corona dibawa keluarga | selasar.co

Inginkan pasien PDP corona dimakamkan mandiri oleh keluarga

Pasien dalam pemantauan (PDP) virus corona di Kolaka meninggal dunia. Pasien berjenis kelamin wanita itu lantas dikebumikan sesuai dengan prosedur dari WHO dalam menangani jasad pasien corona.

Namun keluarga menolak pemulasaraan tersebut. Saat hendak dibawa ke pemakaman, keluarga pasien justru membuka plastik yang menyelimuti tubuh pasien bahkan dipeluk dan dicium.

1.

Viral di media sosial

pasien corona dibawa keluarga
Keluarga pasien nekat bawa jenazah | kaltim.tribunnews.com

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (25/03/20), video yang menggambarkan keluarga dan pelayat membuka dan melihat jenazah perempuan yang berstatus pasien dalam pengawasan Covid-19 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi viral di media sosial.

Baca Juga: Viral Video Pria Tertawakan Petugas Saat Sweeping di Warnet, Netizen: Mati Kena Corona Diketawain

Keluarga pasien itu menghadang ambulans hingga membuka plastik kedap udara yang membungkus jasad pasien yang telah meninggal tersebut. Tampak keluarga pasien menangis bahkan memeluk dan mencium pasien. Padahal tindakan itu sudah dilarang oleh pihak rumah sakit. Tak sampai di situ, keluarga juga nekat membawa jenazah pulang ke rumah.

2.

Berniat makamkan sendiri

pasien corona dibawa keluarga
Keluarga pasien saat hendak bawa pasien kembali ke rumah | kaltim.tribunnews.com

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra, Rabiul Awal mengatakan jika keluarga pasien tidak menyetujui standar pemulasaraan untuk pasien. Diketahui pasien berusia 34 tahun tersebut telah 5 hari diisolasi di RSUD Bahteramas, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara karena ada gejala terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Viral Penumpang Bus Meninggal Diduga Corona Dievakuasi Pakai APD, Ini Kata Polisi!

Keluarga ingin memakamkan jenazah pasien secara mandiri. Rabiul sangat menyesalkan apa yang dilakukan keluarga pasien. Meskipun hasil tes dari pasien tersebut belum keluar, namun pemulasaraan itu dilakukan untuk mengantisipasi apabila pasien positif terinfeksi virus corona.

“Rumah Sakit menawari protokol penanganan pemulasaran jenazah seperti jenazah yang positif Corona tapi keluarga pasien ngotot dan menolak, dibuktikan dengan tanda tangan suami pasien,” kata Rabiul dilansir dari Tempo.co.

3.

Keluarga dan pelayat ditetapkan ODP

pasien corona dibawa keluarga
Ilustrasi penanganan pasien corona | Tempo.co

Apabila nantinya pasien positif terinfeksi virus corona, keluarga dan pelayat akan ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) karena kontak langsung dengan jenazah. Tak hanya itu, mereka diwajibkan untuk mengisolasi diri.

Baca Juga: Geger Pria Terkapar di Tanah Abang Diduga Terinfeksi Corona, Warga Takut Mau Menolong!

“Kalau positif, masuk kategori ODP, isolasi diri, utamanya yang kontak langsung. Jadi sudah koordinasi antara Dinkes Kabupaten Kolaka maupun provinsi untuk melakukan pendataan atau mencari warga yang datang melayat,” kata Rabiul.

Sementara itu, suami dari pasien itu sudah melakukan tes swab dengan mengambil sampel dari tenggorokan. Hal ini dikarenakan sebelum pasien diisolasi, suaminyalah yang paling sering melakukan kontak dengan istrinya.

Artikel Lainnya

Langkah pemulasaraan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit sendiri sudah sesuai standar WHO. Untuk itu, keluarga pasien tak seharusnya bersikap demikian karena bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Tags :